Bersama Te Ayu dan Te Lala di Fakultas Ekonomi Bisnis
"Orang lain sering beranggapan bahwa akutansi dengan menajemen keuangan itu sama aja, padahal memiliki perbedaan yang signifikan." Kata Te Ayu di Kampus, Ketika kami diskusi lintas jurusan.
"Ouh yah, apa perbedaannya? Dan kalau pun ada berarti ada kesalahan berpikir terhadap hal ini, Teh?" Tanya gue dengan penasaran.
"Tentu. Kalau akutansi itu sederhananya bentuk laporan keuangan, sedangkan manajemen keuangan adalah proses bagaimana seorang leader atau manajer menentukan dan memutuskan uang tersebut mau digunakan ke mana." Jawab Te Ayu.
"Kalau menurut Te Lala, bagaimana?" Tanya gue kepada temannya.
Kemudian Te Lala menjelaskan panjang lebar, sambil mengaitkan dengan buku yang dibacanya, yaitu: Psikologi Of Money Karya Morgan Housel.
Tadi Sore gue ke Kampus Utama yang ada di Sindangsari, berbincang-bincang santai perihal jurusan Manajemen. Sebenarnya gue lagi ada MK sih, tiga sks lagi hehe, tapi entah mengapa gue malas masuk kelas. Ada beberapa hal yang gue pertimbangkan, sehingga berani mengambil keputusan untuk tidak mengikuti pembelajaran.
Pertama, suasana lagi hujan jadi sudah dibayangkan pemmbelajarannya tidak bakalan kondusif. Kedua, gue datang ke kelas hanya dengerin pemaparan materi persentasi kelompok, lalu diitambahkan sama dosen. Jujur dah itu membosankan banget, mana diskusinya mati lagi. Ketiga, gue sudah terlanjur janji. Keempat, sudah lama gue belum mengembalikan peminjaman buku, dan yeah inilah saatnya.
Di depan ruang administrasi Fakultas Ekonomi Bisnis, menunggu Te Ayu Shalat Ashar, gue menyibukkan diri dengan mencari referensi seputar Jurusan Manajemen, biar pas diskusi nggak ngang-ngong gitu. Apalagi Te Ayu ini sudah semester Lima, jadi gue harus pintar-pintar mengimbangi topik pembahasan.
Qodarullah kami bertemu. Disclaimer ya, ini pertemuan pertama kami yang sebelumnya hanya kenal lewat Via WA, yang kebetulan satu kelompok di PKM Riset Soshum. Awalnya pembahasan basa-basi dulu perihal PKM yang belum pernah kumpulan, baru sedikit demi sedikit teralihkan ke topik utama.
"Untuk apa kamu melakukan penelitian lintas jurusan?" Tanyanya.
Gue menjelaskan, bahwa ini adalah bentuk pembelajaran di lapangan. Dan, yeah hitung-hitung menambah wawasan aja biar pas gue mengeluarkan pendapat memandangnya tidak dari satu persepektif saja. Asyik aja gitu! Ouh yah, tadinya hanya gue dan Te Ayu yang diskusi, karena gue teringat etika menghargai orang lain, yeah gue ajaklah diskusi. Awalnya dia terkejut, tapi berjalannya waktu ikut antusias, sehingga gue harus pintar-pintar mengelola waktu untuk mengeluarkan pendapat. Berikut gue paparkan point-point yang kami diskusikan, diantaranya:
1. Te Ayu masuk jurusan manajemen karena terinspirasi dari tokoh Julia yang ada di Novel Tere Liye berjudul Negeri Para Bedebah, yang di mana si Julia ini yang membantu Thomas sebagai konsultan keuangan. Sedangkan Te Lala terinspirasi dari Buku The Psikologi Of Money karya dari Morgan Housel. Menurutnya di buku tersebut, point utamanya adalah bagaimana pola pikir dapat mempengaruhi finansial.
2. Gue Melayangkan masalah sosial, yaitu kasus slot. Yang di mana, berdampak kepada sistem perputaran uang di lingkungan se-tempat karena terbawa oleh pusat center slot tersebut. Menyikapi masalah ini, apa yang dipaparkan dapat gue simpulkan dua hal. Pertama, berpikir instant untuk mendapatkan uang. Kedua, bentuk pembodohan uang. Mengapa demikian? karena uang yang mereka berikan diatur oleh pemilik slot tersebut, balik atau uangnya tuh uang tergantung.
3. Solusi yang ditawarkan oleh Te Ayu ada dua, pertama dari pihak pemerintah harus ada ketegasan. Kedua, mengubah mindset pola pikir yang ingin selalu instant mendapatkan uang. Sedangkan dari Te Lala, kembali lagi kepada apa yang dibahas di buku The Psikologi Of Money, yaitu pola pikir dari manusia itu sendiri terhadap uang.
4. Pembahasan dari manajemen itu cakupannya luas. Bisa manajemen bisnis, manajemen keuangan, manajemen strategis, manajemen pemasaran dan lain sebagainya. Oh yah, gue sempat mengkritisi manajemen SDM maksudnya apa? Ternyata itu adalah mengelola SDM agar menjadi unggul, bisa melalui pelatihan atau workshop.
5. Untuk menjadi seorang manajer itu harus kaya akan ide gagasan, agar terus berinovasi. Kalau tidak begitu, posisinya bisa berubah menjadi Office Boy. Dan pembelajaran perihal manajemen perusahaan itu diperhatikan sangat detail dari segi strukturalnya, mulai dari yang atas sampai bawah, agar tidak menghambat yang lain.
6. Produk Teh Sari wangi pada tahun 2018 mengalami bangkrut, akibat dari pengelolaan keuangan. Tetapi karena namanya sudah banyak terkenal di kalangan masyarakat, kembali berjalan. Jujur di bagian ini gue baru tahu cuy hehe. Point besar yang diambil dari Sari wangi ini dalam persepektif pemasaran produk, sudah sukses. Ada faktor x yang membedakan antara produknya dengan yang lain.
7. Yang dirasakan oleh Te Lala, ngampus di jurusan manajemen itu lumayan menantang, dan realete gitu. Ilmunya sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan dari Te Ayu juga sama, apalagi pembahasan manajemen keuangan itu cakupannya sangat luas, bagaimana mengetahui peluang pasar, memutuskan untuk investasi, akuisisi dan lain sebagainya
8. Ketika gue bertanya, seberapa pentingkah manajemen dalam kehidupan sehari-hari? Dari jawaban mereka dapat gue simpulkan bahwa itu penting. Pertama, untuk diri sendiri. Kedua, mengelola dan memutuskan masalah-masalah sosial. Yeah, karena mereka belajar manajemen strategis. Sebagai Leader atau Manajer itu harus gerak cepat memutuskan dari beberapa masukkan para anggota.
Terakhir, sebelum di tutup ada closing statmen. Dari Te Ayu mengatakan bahwa Manajemen itu tidak semudah yang diketahui oleh orang-orang, ini berlaku juga sama jurusaan yang lain. Lalu mengutip apa yang disampaikan oleh Dosennya di kelas, bahwa mahaasiswa itu boleh salah, asal jangan bohong.
Sedangkan dari Te Lala, kita itu perlu kerja keras, minimal pernah mencoba meskipun hasilnya tidak memuaskan. Jadi menurutnya, kita harus seperti buah kelapa. Dalam pandangan orang-orang, buah kelapa tuh bulat aja, padahal ini sanngat berharga. Bila dibelah, airnya bisa di minum, bahkan menjadi obat sakit. Ketika dikerik kelapanya, bisa di makan. Ketika di parut, dapat menjadi santan untuk dibuat rendang. Point yang didapat di kelapa ini adalah adanya kemauan untuk berproses sehingga hasilnya begitu memuaskan.
Itulah beberapa point yang dibahas. Tentu hasilnya banyak, cuman nggak gue cantumkan semua. Oh yah perlu elo ketahui, pertama kami hanya berbincang perihal jurusan manajemen karena waktunya untuk menjelaskan jurusan pendidikan nonformal terbatas. Kedua, posisi gue hanya menjadi moderator yang mengatur jalannya diskusi, karena Te Ayu dan Te Lala sama-sama aktif mengungkapkan pendapat, gue lumayan kesulitan. Dan yang ketiga, tak terasa cuy kami diskusi menghabiskan waktu dua jam setengah, itu pun masih banyak point-point pembahasan yang masih menggantung agar tidak terlalu me-makan waktu.
Next, semoga dapat berbincang lagi!!!
Terakhir, sebelum di tutup ada closing statmen. Dari Te Ayu mengatakan bahwa Manajemen itu tidak semudah yang diketahui oleh orang-orang, ini berlaku juga sama jurusaan yang lain. Lalu mengutip apa yang disampaikan oleh Dosennya di kelas, bahwa mahaasiswa itu boleh salah, asal jangan bohong.
Sedangkan dari Te Lala, kita itu perlu kerja keras, minimal pernah mencoba meskipun hasilnya tidak memuaskan. Jadi menurutnya, kita harus seperti buah kelapa. Dalam pandangan orang-orang, buah kelapa tuh bulat aja, padahal ini sanngat berharga. Bila dibelah, airnya bisa di minum, bahkan menjadi obat sakit. Ketika dikerik kelapanya, bisa di makan. Ketika di parut, dapat menjadi santan untuk dibuat rendang. Point yang didapat di kelapa ini adalah adanya kemauan untuk berproses sehingga hasilnya begitu memuaskan.
Itulah beberapa point yang dibahas. Tentu hasilnya banyak, cuman nggak gue cantumkan semua. Oh yah perlu elo ketahui, pertama kami hanya berbincang perihal jurusan manajemen karena waktunya untuk menjelaskan jurusan pendidikan nonformal terbatas. Kedua, posisi gue hanya menjadi moderator yang mengatur jalannya diskusi, karena Te Ayu dan Te Lala sama-sama aktif mengungkapkan pendapat, gue lumayan kesulitan. Dan yang ketiga, tak terasa cuy kami diskusi menghabiskan waktu dua jam setengah, itu pun masih banyak point-point pembahasan yang masih menggantung agar tidak terlalu me-makan waktu.
Next, semoga dapat berbincang lagi!!!
0 Komentar