Sepercik Api Yang Mulai Padam

Jalanan Pandeglang
"Tadinya gue sudah bersiap buat evaluasi diri di akhir tahun. Tapi setelah melihat beberapa hari aktifitas elo yang mulai tidak produktif, jujur dah gue nggak mood." Ucap si dia yang terlihat kecewa.

"Elo kecewa gitu dengan keputusan gue yang mau menyepi dulu dari aktifitas lama, untuk terus belajar dan belajar?"

"Nggak juga. Dalam hal ini gue sepakat sama Sherlly, kita boleh menyepi sebentar tapi jangan sampai tensinya menurun signifkan. Dan yang paling membuat gue nggak suka adalah alasan klise elo sibuk kerja. Konyol bat dah."

"Soal itu gue bisa jelasin, Vil." Bantah gue nggak terima.

"Jangan mencari pembenaran, co! Akui itu salah dan rubah."

Gue menarik nafas, dan memakan cemilan buat menenangkan api kemarahan. Yeah, menurut pakar psikologi mengunyah sesuatu ketika mau marah, terbukti membuat suasana akan menjadi santai. 

Kemarin-kemarin gue sakit, dan terpaksalah menyepi sebentar untuk istirahat dari aktifitas seperti biasanya. Kerjaan gue tidur aja gitu, nggak membaca buku atau menulis. Yeah, gue mengaku memang tidak belajar seperti biasanya alasannya posisi gue kerja, padahal bisa aja kalau meluangkan waktu. Cuman, yeah mindset miskin gue terlalu mendominasi yang akhirnya malas lah gue belajar untuk beberapa hari. 

Yang gue simpulkan dari peristiwa kemarin adalah karena adanya transisi yang membawa gue dari kesibukkan ngampus ke liburan ngampus yang kegiatannya nggak berat-berat amat, dan konyolnya gue harus beradaptasi dulu.

Dulu pas ngampus gue berangkat pagi pulang malam, dilanjut belajar lagi. Besoknya berangkat lagi, gitu aja belajar dan belajar. Gue aktif ke sana sini, itu membuat gue terbiasa kan akan kondisi itu. Eh, tiba-tiba libur semester tentunya aktifitas itu terhenti, di situlah gue harus beradaptasi lagi. Gue sakit demam seminggu lebih, belajar pun palingan sebentar lebih gue gunakan buat berpikir menyelesaikan masalah atau berpikir tentang kehidupan. 

Api yang dulu membara-bara buat terus berproses memang gue rasa kayak mulai padam, keinginan buat produktif itu ada cuman melaksanakannya malas bat dah. Karena tidak sinkro-nya antara pikiran dan tubuh gue buat melakukan sesuatu. 

Harusnya memang gue menyepi tanpa berhenti menjalani rutinitas seperti biasanya, itu akan menyusahkan ke depannya. Mengapa? Karena gue harus memulai dari nol lagi. Terus soal alasan klise kerja, memang sibuk cuman gue aja yang belum bisa meluangkan waktu terus belajar. Keasyikan scrool sosmed sampai mengesampingkan pertanyaan mengapa gue mau berlama-lama scrool sosmed? Yeah, begitulah. 

Gue nggak mau tenggelam dalam lautan penyesalan karena kemarin-kemarin itu tidak prokduktif, toh itu kan bisa menjadi positif negatif terganting perspektif. Itu adalah suatu pembelajaran dan pengalaman yang menuntun gue buat terus melangkah ke jalan kesuksesan. Biarlah, yang penting gue harus kembali menyalakan sepercik api ini biar kembali berkobar-kobar mengalahkan resiko, tidak enak, malas, dan lain sebagainya. 

Seperti halnya api, ia akan padam bila tertiup angin. Ia akan membesar berkobar-kobar bila dimasuki bahan-bahan kering untuk menambah asupan api sehingga menjadi kuat. Begitu juga dengan diri kita, se-produktifnya dalam melakukan sesuatu tanpa ter-manage, dimasuki bahan-bahan dan dijaga, ia akan padam, lalu tenggelam dalam kebingungan.

Perihal pendapat Sherlly dan teman gue yang sudah memaparkan di atas, ada benarnya juga. Betapa banyak waktu luang yang gue sia-siakan percuma sehingga tidak melahirkan kesempatan emas yang membawa gue terus melangkah menuju jalan yang sudah direncakan sejak awal. Yeah, berubah ojo kendor dah. 

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement