Foto saat Presentasi Perubahan Sosial
"Pesan kalian untuk para penjual yang diwawancara kemarin apa, sehingga bisnis yang mereka jalankan sekarang tidak stuck?" Tanya Dosen kepada kami setelah selesai presentasi.
Secara kompak, teman satu kelompok menatap gue untuk segera mewakili menjawab pertanyaan. Melihat tatapannya, dalam hati gue ngakak pura-pura polos dan nggak tahu seru dah kayaknya.
"Buruan euy." Kata Mereka mem-preasure.
Ketika gue mau menjawab, notifikasi di Hp gue berbunyi dengan keras 'WOOOOOIII!! LAGI SANTAI KAWAN!' semua mata termasuk Dosen menatap ke arah gue, lah tiba-tiba suasana menjadi tegang. Gue menarik nafas untuk kembali rileks, lalu menjawab pertanyaan perlahan-lahan, apa saja yang terlintas dipikiran, alhamdulillah diberi kelancaran oleh-Nya. Kocak emang, situasi mendadak selalu menjadi tantangan yang menarik.
Hari Ke Seratus Lima Puluh Delapan Ngampus, mata kuliah ada dua, yaitu: Kewirausahaan Sosial dan Strategi Pembelajaran PNF. Untuk mata kuliah pertama, kewiruasahaan sosial dipertemuan kali ini dilaksanakan secara offline di kelas, melaporkan hasil immersion atau observasi di lapangan. Oleh karena itu, sedari pagi gue mewanti-wanti untuk siap-siap agar tidak mepet dan telat masuk kelas. Please jangan dah.
Apakah gue tetap telat masuk? Yeah.
Nih yah, gue kan persiapan satu jam setengah untuk berangkat ke kampus. Eh, ujung-ujungnya gue berangkatnya mepet banget lima puluh menit sebelum mata kuliah dimulai. Sebelum berangkat gue mengantisipasi, waktu gue sisa lima puluh menit, berarti dua puluh menit habis sama jalan kaki menuju mobil angkutan umum. Dan, tiga puluh menitnya habis diperjalanan naik mobil angkutan umum, Yuk! Bisa-bisa.
Tuhan! Tolonglah, agar hambamu yang konyol ini segera mendapatkan angkutan umum, agar tidak telat! Ucap gue dalam hati.
Dikejauhan gue melihat mobil angkutan umum, Mobil bis Arimbi melintas menuju ke arah gue, Alhamdulillah akhirnya datang dengan cepat, nggak menunggu lama lagi. Setelah gue masuk, biasanya kan gue mengeluarkan buku untuk dibaca, ini kagak cuy. Tapi apa coba? Gue mencari bahan presentasi terkait sejarah Nasi Comot. kocak emang, bisa-bisanya hal ini terulang lagi, tapi apa boleh buat gue harus memahami materinya, tanpa dihafal.
Gue baru tahu, ternyata Nasi Comot pertama kali ada di Bandung. Tempat berjualannya di dekat Kampus Unpad cuy. Sejarahnya begini, nasi comot ini lahir karena terinspirasi dari nasi kucing khas kota Jogjakarta. Si bapak ini suka banget dengan Nasi Kucing, sehingga ketika pulang ke Bandung dia kepikiran untuk berjualan nasi kucing, tetapi harus ada inovasinya. Nah, inovasinya salah satunya dari aneka rasa. Menurutnya, kultur di Jogja itu suka manis sehingga nasi kucingnya manis. Hal ini berbeda dengan kultur Sunda yang suka pedas dan gurih, ya udah akhirnya di situlah letak inovasinya.
Turun dari mobil angkutan umum di Palima, gue kembali mencari angkutan umum kedua yang arahnya ke Sempu-Ciwaru. Buset, lumayan lama cuy! Gue berharap cemas, bagaimana ini. Ketika itulah, tiba-tiba ada teman gue yang memanggil untuk ikut barengnya, Alhamdulillah ada saja jalan cuy.
Insting gue mengatakan sepertinya pembelajaran belum dimulai, gue dilema di situ cuy antara harus masuk kelas atau tidak. Dengan cepat gue putuskan untuk tetap masuk kelas, kalo disuruh keluar lagi, ya udah. Jalanlah gue dengan cepat, dikejauhan gue melihat Dosen Pengampu mata kuliah pergi keluar entah mau ke mana, dalam hati gue mengucapkan hamdalah, akhirnya bisa masuk kelas hehe.
Hari yang kocak, itulah satu kata yang terlintas di kepala gue. Jadi begini cuy, gue yang baru datang langsung persiapan presentasi, dan elo tahu? Gue baru membuka power point text cuy! Kocak banget dah. Gue mengirim afirmasi ke pikiran untuk tetap rileks, toh Percaya diri dulu aja nanti juga ada jalannya. Yeah, gue baca power point text itu, untuk kemudian berusaha untuk dipahami kata kuncinya, kalo dihafal gue berpandangan nggak bakalan efektif.
Teman satu kelompok gue tanpa ada kabar tidak masuk kelas, dan secara mengejutkan teman-teman satu kelompok menunjuk gue untuk menjelaskan hasil observasi dia, haduh ya udah gue bawa santai dan presentasi seperti biasa. Apakah lancar? Tentu. Gue bersyukur kepada Tuhan sudah berapa kali memberikan jalan keluarnya.
Selesai mata kuliah, Mirza dkk mengajak gue untuk ke kantin mengerjakan tugas statiska terapan. Dengan halus gue tolak, entahlah gue ingin mencari teman diskusi, tapi siapa yah kira-kira? Gue berjalan dengan asal, dan duduk di depan Perpustakaan. Disamping gue ada cewek yang sedang duduk juga, sedang memeriksa dokumen.
Qodarullah, bersama si Cewek itulah gue diskusi. Kocak emang. Namanya Disa dari Jurusan Matematika, yeah Maba. Kami membahas panjang lebar soal kekerasan seksual yang kasusnya setiap hari bertambah. Si Disa ternyata salah satu pengurus di forum anak yang di bawah naungan komisi perlindungan anak. Lumayan menarik sih, dan elo tahu, tanpa disadari kami sudah mengobrol selama satu jam. Yeah diskusi terpaksa di akhiri pas Adzan Dzuhur berkumandang.
Mata Kuliah Kedua, Strategi Pembelajaran PNF. dilaksanakan secara online. Gue nggak mengikuti pembelajaran secara penuh, topik yang dibahas adalah metode belajar menggunakan media. Point utamanya adalah, media jadi gue simpulkan pembahasan ini arahnya kepada media digital dan lain sebagainya.
Gue tidak mengikuti pembelajaran secara penuh bukan karena nggak efektif aja sih, tapi juga sedang berada di perjalanan pulang. Yeah, rencana gue yang tadinya mau pulang malam, gue alihkan pulangnya Sore aja dah, biar mengerjakan tugasnya di Rumah aja.
0 Komentar