Hidayah itu adalah petunjuk atau jalan menuju kebenaran untuk kembali kepadanya. Menurut Ust Adi Hidayat di saat menyampaikan kajian mengatakan bahwa, hidayah itu bukan ditunggu tapi dicari. Karena, hidayah itu ibarat sebuah sinyal yang bertebaran di langit menuju orang-orang yang mencarinya atas kehendak-Nya.
Kemarin pas acara milad Pnf 2023 di kampus menyelenggarakan konser dj dan penampilan band-band lokal papan atas. Kenapa gue menganggap mereka papan atas? Karena mereka di atas papan panggung wkwk.
Pas bagian dj di putar banyak orang-orang yang joget-joget, menikmati banget dah. Gue memperhatikan sekitar karena amanat dari para kating buat menjaga para ciwik-ciwik agar aman dari tanda kutiplah, mungkin tanpa disebutin elo tahu kali. Karena dulu gue pernah dengar dari siapa yah, di konser itu bukan hanya band yang ditunggu-tunggu melainkan juga perkelahiannya haha.
Dj semakin lama semakin asyik bat dah, tapi ada hal yang membuat gue heran. Sambil memperhatikan sekitar gue mikir, kok nggak ada dorongan dalam diri gue buat ikut joget yah, padahal gue akui enak juga, malah gue berdiri doang di tengah-tengah kerumunan.
"Kenapa gue jadi kayak gini yah?"
"Apa jangan-jangan ini karena gue pakai peci, sehingga gue malu buat ikutan?" Nggak juga.
"Terus kenapa yah? Munafik banget gue dah!!"
Ketika dj mulai ke titik puncaknya ada suatu pikiran yang memaksa gue untuk tidak bertanya-tanya. Padahal gue bingung kenapa ini bisa terjadi? Dalam hati dengan rasa malu gue berkata, Tuhan apakah ini karena-Mu, sehingga hamba tidak terpengaruh? Dengan hitungan detik gue langsung menyimpulkan itu benar. Gue langsung speechlees.
Sambil memperhatikan sekitar dengan teliti, gue bertanya mengapa mereka bisa sebebas itu, sedangkan gue? Seperti terpenjara oleh sesuatu hal yang gue juga nggak tahu kenapa ini, yang jelas gue maunya diam memperhatikan sekitar.
Ada beberapa hal yang gue dapati setelah mengamati mereka, cuman gue bakal spill dua aja diantaranya:
1. Mengikuti nafsu adalah kebagiaan yang bersifat sementara
Gue berada di posisi tersebut anehnya ada, ingin ketawanya ada, bodohnya ada, di saat orang-orang joget-joget menikmati dj gue malah intropeksi diri haha, dan ini alami banget nggak dibuat-buat. Gue juga nggak benci kepada mereka, malah gue kasihan mengapa sebebas, terkhusus bagi ceweknya ke mana harga dirinya. Yeah, ini memang budaya keadaannya juga kayak gitu, terserah orang menilai bahwa gue menghakimi atau apa kek karena itu splash! Aja gitu.
Yang ada dalam pikiran gue pada saat itu adalah, kasihan melihat orang-orang seperti memburu kebahagiaan sesaat padahal kebahagiaan sejati juga ada di depan mata. Di situ gue langsung intropeksi diri sudah sejauh mana gue bisa mengendalikan nafsu? Gue sadar bahwa mengikuti nafsu itu tidak baik, lantas mengapa sering melakukannya? Pokoknya gue mem-bombardir diri dengan beberapa pertanyataan-pernyataan kontroversi.
Dan gue teringat tausiyah Gus Baha bahwa, para wali itu mendefinisikan bahagia sederhana sekali. Mereka makan bareng keluarga setelah itu minum kopi nikmat banget rasanya sehingga mereka berpikir, dengan makan bareng kelurga dan minum secangkir kopi saja saya bisa bahagia lantas mengapa saya mencari kebahagiaan lagi?
Di kehidupan kita dewasa ini banyak terjadi. Diberi cantik bukannya bersyukur ini malah insecure sambil moles pakai make up. Sudah bisa kuliah bukannya bahagia ini malah banyak adu nasib. Padahal bahagia itu sederhana. Mungkin ini efek terlalu banyaknya kita mencari kebahagiaan sampai lupa mensyukuri kebagiaan yang sudah kita miliki sebelumnya.
2. Tuhan begitu maha penyayang
Bayangkan kalau Tuhan berkehendak menghancurkan acara atau mengirim bencana, mungkin hiburan akan beganti menjadi ketakutan akan kematian. Apakah mereka dengan menikmati alunan dj tidak takut bila akan diambil pada waktu itu juga? Apa bekal yang sudah dipersiapkan buat ke sana sampai mau lalai seperti itu? Entahlah.
Beruntunglah Tuhan mempunyai sifat maha penyayang, mereka termasuk gue masih diberikan kesempatan untuk memperbaiki diri dan mempersiapkan bekal sebanyak-banyaknya untuk kebutuhan nanti.
Gue nggak menyangka mendapat hidayah di tempat seperti itu, yang padahal di mata kita nggak mungkin. Di mata Tuhan semuanya mungkin tidak ada yang tidak mungin.
Gue nggak anti konser, kalo gue anti mungkin udah pulang duluan. Tapi karena gue nggak anti it's okay selama tidak melewati batas agama dan negara.
0 Komentar