Hari Ke Seratus Tiga Puluh Satu Ngampus

Foto rapat perdana acara himpunan
"Teman-teman silahkan baca jurnal yang Ibu bagikan, nanti kita bedah bersama-sama." Kata Bu Dosen yang mengampu mata kuliah pembelajaran transformatif.

Hari ke seratus tiga puluh satu ngampus mata kuliah ada tiga, yaitu: Pembelajaran Transformatif, Media dan Sumber belajar serta Patologi Sosial. Gue hampir aja telat kayak kemarin, beruntungnya nggak. Soalnya gue begadang mengerjakan tugas dari mata kuliah Media dan Sumber belajar. Elo tahu tugasnya apa? Yeah, revisi membuat vidio perkenalan dan poster dengan tema jurusan. Jujur dah bagi gue yang nggak suka edit-edit gambar membuat poster itu pikirannya mentok. Berhubung ini tugas dan hitung-hitung belajar ya udah gue gas dong.

Ketika gue mau buat vidio, kebetulan Paman gue beserta keluarganya menginap di Rumah, ya akhirnya habislah waktu gue buat mengobrol, gue bisa mengerjakan vidio tersebut pukul sebelas lewat cuy. Tapi, gue sih happy-happy aja, ngapain dibuat ribet, tinggal gue mengantisipasi waktu tidur biar tidak kesiangan, yeah begitulah. Berikut gue paparkan hasil mata kuliah pembelajaran transformatif, diantaranya:

1. Indikator Transformatif menurut (Gunigali, 2000) ada tiga yaitu, pertama terjadinya perubahan asumsi dasar. Kedua, terjadinya perubahan persepektif dan yang ketiga terjadinya perubahan prilaku.

2. Ada 10 tahapan transformasi dari Mezirow, diantaranya (1) Dissorienting atau dilema. (2) Menguji perasaan (3) Menguji asumsi (4) Sharing-sharing berbagi masalah (5) Penjajakan terhadap pilihan (6) Merencanakan tindakan (7) pengetahuan baru (8) peran baru (9)  Membangun kompetisi dan kepercayaan diri (10) Integrasi dengan persepektif baru.

3. Ada 5 tahap transformatif menurut Mcgonogel. Pertama, Activiting event. Kedua, mengidentifikasi asumsi. Ketiga, reflektif kritis. Keempat, diskursus kritis. kelima, menguji dengan mengikhlaskan atau persepektif baru.

4. Ada 7 tahap transformasi menurut Cranton. Pertama, peristiwa berbeda. Kedua, asumsi. Ketiga, refleksi. Keempat, bersikap terbuka. Kelima, dialog. Keenam, melakukan perubahan terhadap asumsi. Ketujuh, tindakan perbaikan.

Dari beberapa teori di atas Bu dosen menyimpulkan bahwa, pertama adalah asumsi atau dilema. Yaitu, Triger, menciptakan suasana yang memunculkan untuk belajar. Kedua, Self reflektion. Yaitu, dari kognitif biar berpikir rasional. Ketiga, critical diskursus atau diskusi. Yaitu, dialog pengetahuan baru.

Mata kuliah kedua media dan sumber belajar dosennya tidak bisa masuk, tapi kami disuruh untuk tetap berada di dalam kelas dengan kondusif, kenyatannya sih boro-boro kondusif cuy! Waktu luang itulah bagi sebagian orang termasuk gue digunakan untuk memperbaiki poster.

Mata kuliah ketiga, Patologi sosial. Baru kali ini Dosen bisa hadir. wih, aura kejamnya ke rasa banget Cuy! Apalagi mendengar kelas sebelumnya ada yang di keluarin hanya gara-gara kesalahan sepele. (hah, kelas dikeluarin, gimana sih diskinya nggak masuk logika wkwk, bodo amat). Beruntunya di kelas kami tidak ada yang dikeluarin.

Patologi sosial dalam kecamata gue adalah adanya pertentangan dari beberapa persepektif di masyarakat, yang berkaitan dengan tingkah laku, budaya, adat dan lain-lain. Dosen bilang katanya seharusnya Patologi sosial ini dipelajari di semester dua, baru di semester tiga mata kuliah analisis masalah dan kebutuhan masyarakat. Ya, begitulah.

Panjang lebar bat dah dosen menjelaskan apa itu patologi sosial, sampai tiga sks full. Membuat ngantuk tak terbendung lagi, mati-matian gue dan yang lain untuk tidak ketiduran, bahaya banget kalo itu terjadi, bisa-bisa dikeluarin nanti wkwk.

Setelah mata kuliah selesai tadinya gue mau langsung pulang, tapi berhubung ada rapat perdana acara himpunan, ya gue mikir nggak apa-apa sekali-sekali ikut. Ternyata ngaret bat dah, yang seharusnya dimulai pukul tujuh, ini malah jam delapan lewat. Gue kita sebentar, eh sampai jam setengah sepuluh, gue ketar-ketir cuy karena dua jam lagi dead line tugas mata kuliah perencanaan program pendidikan non formal.

Pada sesi foto bareng, gue nggak ikut langsung pulang duluan, biarinlah orang-orang menilainya jelek atau sejenisnya. Gue harus pulang secepatnya untuk mengerjakan tugas. Masalahnya adalah gue ditinggal teman yang kebetulan satu arah untuk nebeng bareng, dan yang paling berat adalah gue belum shalat Isya, haduh.

Tidak seperti biasanya, lumayan lama gue menunggu angkutan umum Bis atau Ps di malam hari. Gue datang ke rumah setengah sebelas lewat cuy, beruntungnya tadi sambil menunggu Bis datang, gue mengantisipasi untuk menyicil mengerjakan tugas, dan itu benar-benar membantu banget dah, gue bisa santai dikit wkwk. Alhamdulillahnya kelar juga tuh tugas, gue langsung tidur tanpa ambil pusing belum menulis hari ngampus pada saat itu.
 

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement