Hari Ke Seratus Dua Puluh Enam Ngampus

Buku hasil pinjam
"Tugas elo udah digarap belum cuy?"

"Udah dong." Jawab temannya.

"Kalo elo, menggarapnya dari pasal berapa?"

"Rahasia dong."

Itulah obrolan singkat yang gue dengar disela-sela rak buku perpustakaan Untirta pusat. Lumayan banyak pengunjungnya, dan yang membuat gue cemburu adalah lingkungan mereka yang begitu mendukung. Yeah, kapan yah gue mendapat sirkel seperti itu? Tanya gue dalam hati. Bersamaan dengan itu, gue istigfar nggak baik membandingkan situasi orang lain dengan situasi yang dialami. Ingat! Setiap manusia memiliki ujiannya masng-masing.

Hari ke seratus dua puluh enam ngampus, mata kuliah ada dua. Yaitu, perubahan sosial dan strategi perencanaan pembelajaran PNF. Mata kuliah perubahan sosial seperti biasa dimulainya pagi, Alhamdulillah gue kembali nggak telat, semoga menjadi kebiasaan, amiin.

Ketika pembelajaran berlangsung, dosen meminta kesediaan lima mahasiswa untuk presentasi terhadap perubahan sosial yang terjadi di lingkungan sekitar, gue dengan antai mengangkat tangan. Berikut isu yang gue angkat.

1. Identifikasi : Administrasi Surat Menyurat

2. Perubahan sosial : Melek terhadap media informasi terkni

3. Positif : Informasi akurat dan terstruktur

4. Negatif : Hanya mengandalkan satu orang dan perlu beberapa orang yang bersedia membagikannya ke para warga.

5. Tanggapan kritis : Tentu ini adalah hal yang positif karena bentuk dari meleknya penyajian informasi lewat surat. Tetapi ada dua hal yang perlu diperbaiki. Pertama, berilah kepercayaan kepada waga yang lain jangan mengandalkan satu orang aja, dan kedua adalah selenggarakan pelatihan administrasi surat soal surat menyurat.

Selesai mata kuliah, tadinya gue mau langsung OTW ke Kampus utama untuk meminjam buku tentang politik. Tapi tidak jadi, karena ada kendala harus mengajari maba cara membuat makalah. Okay, kami sepakat berangkat setelah shalat dzuhur. Dan elo tahu gue tunggu-tunggu sampai jam satu bahkan sudah di telepon nggak diangkat-angkat, satu kata dari gue, Astagfirullah... pada akhirnya gue tetap berangkat naik angkot.

"Kamu sudah mencetak kartu tanda mahasiswa?" Tanya penunggu Perpustakaan.

"Belum." Jawab gue singkat.

"Sayang banget, padahal sudah semester tiga loh."

Gue hanya mengangguk, karena tadinya dia risih sama gue yang memakai tas ke dalam perpustakaan. Ya, namanya gue nggak tahu yah, yang pakai aja gitu, padahal dari awal gue sudah memperhatikan Antropologi-nya bagaimana, tapi ya begitulah. Jujur dah gue kayak katro banget cuy wkwk, biarlah pengalaman.  

Ada rasa senang ketika gue mengetahui batas meminjam adalah lima buku. Wow! Amazing. Tadinya gue mau meminjam lima buku, tapi melihat buku yang gue pinjam pada tebal, ya udah nanti aja dah.

Pukul dua siang, gue kembali naik Angkot menuju Fkip di Ciwaru. Pas gue turun tadinya gue mau ngasih tujuh ribu, eh sama si Abangnya diambil lima ribu doang, katanya dua ribu lagi buat naik Angkot lagi, ke bawah. Di situ gue mikir, kenapa bisa kayak begini? Apakah bentuk kasihan kepada gue yang ketika di dalam Angkot memegang kepala layaknya banyak beban, nggak tahu dah.

Mata kuliah Strategi perencanaan dimulai, setiap mahasiswa yang sudah dibagi kelompok terbagi menjadi tua. Pertama yang menjaga pos untuk mempresentasikan kepada teman, kedua keliling untuk mendapat penjelasan dari kelompok yang lain.

Topik yang dibahas adalah model-model pembelajaran, seperti: Model Feson (Informasi), Model Leagans, Model Kok (Komprehensif, Operasional dan kontekstual, Model Federal, Model Burger Bver, Model Casley and Heane dn Model Tyler. Itulah beberapa hal yang dipelajari. 

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement