Bersama Mitha di Fisip Pakupatan
"Sebenarnya ada tiga tahapan khusus dalam membuat kebijakan, yaitu adanya formulasi, implementasi dan evaluasi. Tetapi pada prakteknya dari formulasi prosesnya sampai tercipta lumayan lama sih." Ucap Mita tadi Sore, ketika gue wawancarai seputar Jurusan Administrasi Publik, yeh gue memang sedang ada riset soal politik.
"Oke contohnya formulasi itu sudah terbentuk, lantas peran atau kontribusi masyarakat dalam terbentuknya kebijakan publiknya di mana?"
"Ya tadi, dari aspirasi-aspirasi yang ditampung oleh parpol, dan yang mengimplementasikan kebijakan tersebut."
"Apa yang elo rasakan selama belajar administrasi Publik?" Tanya gue ke point selanjutnya, karena waktunya terbatas, jadi temponya harus cepat.
"Gue merasa berada dipihak pemerintah. Dengan begitu gue bisa objektif memandang isu-isu sosial bukan hanya dari masyarakat aja."
Perbincangan santai, terus berlanjut membahas seputar kebijakan dan administrasi publik, sampai waktu memaksanya untuk bersambung.
Tadi sore gue berangkat dari FKIP ke Fisip dengan tujuan bertemu Mita teman singkat dulu. Yeah, gue mengenalnya ketika mengikuti Pelatihan Legislatif yang diselenggarakan oleh Fisip. Biasa aja gue basa-basi, eh qodarullah dapat ketemu lagi.
Jadi begini, gue lagi ada riset soal Politik, terutama administrasi publik. Gue ingin mengetahui lebih dalam seluk beluk dalam membuat kebijakan seperti apa dan lain sebagainya. Informasi-informasi tersebut sebenarnya bisa gue akses di Goagle, dan itu sudah gue lakukan, tapi apa yang didapat tidak spesific dibanding gue diskusi dengan teman yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman di sana.
Gue berangkat setengah tiga, meskipun nanti bertemunya pukul Empat Sore. Hal ini gue lakukan biar bisa santai di sana sambil merumuskan topik pembahasan, ya kali gue ngajak ketemu tapi pas ngobrol ngang-ngong, ngapain cuy! Apalagi teman gue yang satu ini sibuk bat dah, udah aktif di himpunan, di Ukm dan kegiatan lain sebagainya.
Setelah shalat Ashar, gue chat dia soal tempatnya di mana yang sekiranya cocok buat diskusi, dan apakah dia sibuk? Ternyata iyah, dia bisa meluangkan waktu sampai jam lima sore, itu artinya waktu berbincang nanti hanya satu jam doang. Di situ gue mulai berputar otak.
Pertama dia sibuk, berarti tempo diskusi nanti harus cepat. Kedua, gue harus menyiapkan pertanyaan tidak berbelit-belit biar tidak memakan waktu. Ketiga, gue harus menguasai topik pembahasan biar diskusi nanti tidak berjalan satu arah, apalagi pas ketemu nanti ngang-ngong, waduh nggak boleh terjadi nih.
Dia datang jam Empat lewat berapa menit tuh, gue lupa lagi cuy. Awalnya diskusi ringan-ringan dulu, lalu langsung ke tempo tinggi. Berikut gue paparkan sedikit hasil perbincangan soal Jurusan Administrasi Publik.
1. Salah satu fungsi dari partai politik adalah sebagai wadah aspirasi untuk masyarakat, lalu aspirasi-aspirasi itu ditampung semua untuk diproses ke tingkat selanjutnya. Ini adalah cikal bakal dari lahirnya kebijakan publik.
2. Ada empat bidang konsentrasi dari administrasi publik, yaitu: Keuangan Publik, Kebijakan Publik, Administrasi Bangunan, serta Kepemimpinan dan Organisasi Publik.
3. Pada semester satu, titik fokus pembelajaran baru ke pengantar administrasi publik. Di semester dua, mulai dihidangkan mata kuliah keuangan publik dan kebijakan-kebijakan publik.
4. Dalam proses disahkannya kebijakan itu ada proses agenda setting dulu, untuk meninjau hal ini urgent nggak. Agenda setting ini juga berlaku pada tahap evaluasi kebijakan tersebut.
5. Awalnya jurusan administrasi publik namanya adalah adminitrasi negara. Tetapi setelah dikaji berubahlah. Kenapa? Karena arti dari administrasi dari publik cakupannya lebih luas, bisa masuk kepada kebijakan-kebijakan, pembangunan infrastruktur dan lain-lain.
Yeah itulah beberapa point yang gue dapat. Jujur dah, banyak banget soal jurusan administrasi yang belum kami perbincangkan, kendalanya sih waktunya mepet bad dah. Makannya gue bilang sama dia kalo nanti meet lagi harus benar-benar di waktu luang biar santai dan tidak terburu-buru. Ke gue nya juga yang tadinya excited bakal banyak pembahasan seputar administrasi publik sekaligus realitas sosial, jadi bingung harus memprioritaskan point-point yang sekiranya urgent banget untuk dibahas.
Ouh yah, dari satu point pembahasan bisa bercabang-cabang tuh jawabannya, sehingga membuat waktu terasa begitu cepat. Seperti ketika kami membahas Antropologi dan Sosiologi, buset dah lumayan intens. Topik obrolan sering kami kaitkan ke dua hal ini. Contohnya, dalam membuat kebijakan itu harus tahu antropologi biar diterima oleh masyarakat. Yeah karena Antropologi itu sederhananya membahas sosio-kultur masyarakat.
"Waktunya closing statmen." Kata gue sebelum perbincangan di tutup.
"Hmm... apa yah, elo dulu dah." Balasnya.
Gue mengutip kata dosen apa yang disampaikan kemarin di kelas. Menurutnya kita harus banyak-banyak mengobrol, biar menambah wawasan. Karena mengobrol adalah strategi mendapatkan ilmu dengan cepat tanpa meluangkan waktu lama.
Contohnya teman gue ini belajar administrasi publik selama satu tahun, itu lumayan lama kan untuk mengetahuinya? Sedangkan gue mengetahui administrasi publik dari dia hanya waktu beberapa menit doang cuy! Beruntung dong gue.
Sedangkan closing statmen dari si Mita adalah, sama dari dosen juga. Dia bilang, akhir dari ilmu adalah adab. karena tanpa adab, ilmu-ilmu itu sia-sia, dan bahayanya disalahgunakan ke jalan yang tidak baik.
Yeah, begitulah perbincangan singkat yang Alhamdulillahnya banyak dagingnya. Kami juga ada kesepakatan untuk kembali meet membahas seputar jurusan administrasi publik dan realitas-realitas sosial yang terjadi di masyarakat, tapi nggak tahu kapan karena bulan ini jadwalnya padat. So, santai dulu nggak sih wkwk.
0 Komentar