Penelitian Yang Kembali Gagal

"Parah yah, dari hampir sepuluh responden yang di minta waktu untuk wawancara hanya tiga orang yang merespon. Apakah ini karena garapan kita ke orang-orang dekat?" Keluh si dia menyikapi realita tak sesuai ekspetasi.

"Yeah, bisa jadi."

"Lah, kok kamu tetap santai sih dengan kenyataan ini? Ini fatal loh! Terlalu menguras mental."

"Calm aja. Kamu ingat kata, 100 kali presentasi gagal itu lebih baik, dari pada 1 kali presentasi langsung berhasil."

"Yeah, itu artinya karena kita sudah gagal 5 kali, masih ada stok 95 gagal lagi nanti?"

"Yeah, itu pasti. Dan itu semua akan menjadi pembelajaran yang berharga untuk tumbuh, atau tetap stagnan." 

"Yaah capeknya. Kalo gitu enakan makan baso nih haha." Ucapnya sambil makan Baso yang sudah dingin.

Penelitian. Yeah kali ini mengalami kegagalan, kasusnya sama kayak kemarin, responden kurang nge-respon padahal sudah kami japri satu persatu. Gue sih menyikapi kegagalan ini, ya udah gitu nggak mau ambil pusing, gue beranggapan bahwa ada yang salah dalam proses kami melakukan penelitian. Capek sih jangan ditanya lagi, bukankah orang yang besar itu adalah adalah dia yang banyak sabar, berani salah dan menerima kegagalan, jadi santai dulu nggak sih. 

Untuk penelitian kali ini pembahasan kami soal tingkat kepuasan mahasiswa terhadap kampus sehingga bisa menjadi hal yang positif bagi dirinya di masa yang akan datang, kita tahu sendirilah banyak sekali para maasiswa yang hanya asal kuliah aja gitu tanpa mempunyai tujuan yang pasti.

Dan pada penelitian kali ini kami memakai data kualitatif karena kalau memakai data kuantitatif rekapaitulasinya butuh waktu yang panjang, kekurangannya juga datanya tidak bakalan 100 persen akurat dengan waktu yang terbatas.

Potret baso di kantin
Karena menurut Sugiono dalam bukunya Metode Penelitian Kualitatif, halamannya gue lupa wkwk. Beliau menjelaskan perbedaan antara data kualitatif dengan data kuantitatif untuk para peneliti dengan responden. Di sana dijelaskan bahwa, di data kuantitatif antara peneliti dengan responden tidak terlalu dekat bahkan nggak mengenal lebih dalam karena memang si responden hanya mengisi kuesioner doang. Sedangkan di data kualitatif antara peneliti dengan responden sangat dekat bahkan bisa dibilang peneliti mengetahui lebih dalam terhadap responden. Begitu kira-kira. 

Yang gue suka dari data kualitatif kebanding dari data kuantitatif adalah dalam meneliti lebih akurat kualitatif gitu, ini menurut gue yah. Contohnya nih, masih di buku Sugiono nih yah. Ada orang yang sedang memancing, bagi data kuantitatif memandang itu ya hanya memancing aja gitu. Sedangkan bagi data kualitatif itu bisa bermacam-macam, bisa karena dia mancing itu menghilangkan stres, ingin waktu sendiri, atau hal lainnya. Jadi konteksnya lebih luas gitu. 

Terus untuk skripsi gue mau pakai data kuantitatif atau kualitatif nih?

Gue sih nggak masalah mau pakai apa aja, karena dua data tersebut ya memiliki kelebihan dan kekurangannya. Yang belum gue perdalami adalah data yang ketiga, yaitu data kombinasi. Mungkin di lain waktu gue akan pelajari setelah benar-benar menguasai data kualitatif dengan data kuantitatif.

Kembali lagi kepada permasalahan penelitian yang sedang dialami, gue mengerti kenapa si dia kena mental apalagi ingin rehat dulu dengan rutinitas yang menguras mental ini, biarinlah asal dia nggak benaran pergi aja wkwk, sakit euy ditinggal pas lagi sayang-sayange haha. 

Gagal itu wajar, begitulah persepektif gue ketika mengalaminya. Karena itu di luar kuasa kita, dan itu tuh menjadi pembelajaran untuk kita ke depan. Contohnya kita gagal mendapat ipk tinggi sesuai ekspetasi, ya terima aja mungkin itu tanda buat kita bahwa harus banyak-banyak belajar lagi, atau mungkin kurang disiplin. Gue nggak gentar dengan kegagalan ini, bukan karena jabatan gue sebagai koordinator tim, jauh dari itu gue beranggapan bahwa ini adalah sebagai batu loncatan untuk terus berproses menjadi pribadi yang berkualitas. Nggak apa-apa gagal dalam penelitian, asal jangan gagal aja mendapatkan kamu, kata gue kepadanya yang dibalas apaan sih wkwk.

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement