"Gue punya satu pertanyaan, apakah islam itu agama paling benar atau agama yang benar?" Tanya Mirza di sela-sela waktu luang.
"Agama yang benar." Jawab gue spontan.
"Kenapa yang benar, tapi tidak paling benar?" Tanyanya kritis, entah kesambet apa dia akhir-akhir ini kritis terhadap hal-hal yang esensial.
"Sebenarnya ini soal persepsi setiap orang masing-masing dan yeah permainan kata. Simpelnya seperti ini, kalau paling, berarti so banget. Sedangkan agama islam itu Rahmatan lil'alamin okay. Dan tidak ada paksaan di agama islam untuk memeluknya."
"Yeah gue setuju. Ini hanya permainan kata tapi soal memaknainya tergantung seberapa dalam kita mengetahui agama Islam tersebut dari perspesi sendiri." Ucapnya dengan bijak sekaligus menutup perbincangan.
Hari ke delapan puluh tiga ngampus, suasana lebaran masih terasa, apalagi tepat sekali sedang lebaran syawal. Perjalanan ke kampus Alhamdulillahnya lancar-lancar aja nggak macet, maklumlah yang mudik kan sebagian sudah pada berangkat kerja.
Yang tidak menyenangkan saat sesi pemberangkatan adalah, di Mobil PS (Bis Mini) gue nggak kebagian duduk, ya, mau nggak mau gue harus berdiri layaknya kenek. Dalam hati gue berkata, calm aj dah bentar lagi juga nyampe. Bagian hati yang lain menyahuti, gimana mau calm anjay, tas nya makin lama makin berat co! Lengah dikit nasib gue mungkin sudah beda alam nanti.
Sambil menggantung di pintu mobil gue kepikiran dua hal. Pertama, lengah dikit nih gue bakalan beda alam maka solusinya harus pegang erat-erat banget. Yeah, begitulah dengan Iman kita kalo tidak sering di update, maka akan memudahkan kita ke pada jalan ketidakbaikan.
Kedua gue mikir, hanya demi uang dua ribu gue bela-belain bergelantungan layaknya kenek yang resikonya nggak main-main, padahal tadi tolak aja cari mobil yang kosong untuk duduk nyaman. Tapi... ya sudahlah. Dalam keadaan itulah sambil bergelantungan quotes yang kemarin gue baca terngiang-ngiang dipikiran.
"Ambillah resiko. Bila kamu berhasil maka kamu akan bahagia. Sebaliknya bila kamu gagal, akan menjadi bijak."
Quotes itulah yang menguatkan gue untuk tetap teguh berdiri, meskipun tas makin teasa berat. Yeah, gue cowok maka harus kuat! Lagian nikmati dulu nggak sih wkwk.
Persiapan pemberangkatan bacakan
Mata kuliah pertama tidak dilaksanakan karena dosen ada acara halal bihalal di kampus utama. Sebagai gantinya, ya diberi tugas yang beruntungnya deadline nya pada pertemuan selanjutnya, jadi santai dulu nggak sih.
Mata kuliah kedua dilaksanakan secara offline. Dosen bilang suasana masih lebaran kampus juga masih horor, dalam kata kutip masih sepi dari aktivitas biasanya. Mungkin yang lain menyelenggarakannya secara online, atau meliburkan diri. Aneh emang, tidak mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh pihak Rektorat.
Pembahasan materi tidak ada, yeah hanya cerita-cerita santai dan membahas tentang tugas yang telah kami kerjakan karena memang sebelumnya tugasnya adalah membuat jurnal dengan metode SLR atau singkatnya review dari beberapa jurnal yang kita pilih.
Tugas yang telah kami kerjakan ada sebagian yang harus direvisi, termasuk yang punya gue harus direvisi semuanya. Gue sih menyikapi hal itu calm aja dah, malahan bagus biar bisa lebih mendalami lagi meskipun memang gue mengakui mengerjakannya malasnya minta ampun.
Selesai mata kuliah gue diajak bacakan bareng, tadinya gue malas ingin langsung pulang tapi karena gue malas pulang dulu, ya udah akhirnya gue ikut. Tanpa gue ketahui perkara itu membuat gue harus pulang malam karena terjebak oleh hujan besar. Bagi gue sih nggak masalah, toh itu anugerah dari Tuhan. Yang masalah itu adalah terjebak rasa nyaman hanya sebatas teman dan parahnya dia nggak menghargai sama sekali, lengkp sudah tuh wkwk.
0 Komentar