Memaknai Hidup Dalam Kecamata Mereka

Beebincang bareng di FKIP Untirta
"Apa makna hidup dalam kecamata a Zidan?" Tanya gue ke kating kemarin, yang pada saat ini menjadi responden.

"Hidup itu... sebatas waktu yang setiap saat pasti akan berputar." Ia diam sejenak untuk berpikir mencari kata yang tepat.

Arti dari sebatas waktu adalah di mana setiap saat dalam kehidupan kita mempunyai batasan-batasannya. Dan, dalam batas waktu itu orang-orang terbagi menjadi dua bagian, pertama yaitu orang yang bisa memanfaatkan waktu itu dengan sebaik-baiknya. Kedua, orang yang tidak bisa memanfaatkan waktunya dengan baik sehingga dalam proses perubahan di hidup lambat atau bahkan stagnan tergantung orangnya. 

Selanjutnya ia juga menyampaikan bahwa sebatas waktu ini ibarat sebuah pedang, yang di mana bila digunakan dengan baik akan berdampak baik, sebaliknya bila tidak akan menusuk sendiri proses perkembangan dirinya. Yeah, bila kita lihat fenomena sekarang banyak orang-orang dan bahkan mungkin bisa kita sendiri yang tidak bisa memaksimalkan waktu dengan baik, sehingga menjalani hidup hanya gitu-gitu aja. 

"Kenapa banyak people yang tidak bisa memanfaatkan waktunya dengan baik a? Apakah mereka tidak punya tujuan, bingung mau melakukan apa, atau karena apa gitu?"

"Ada sih memang banyak sebabnya. Tetapi yang pasaran adalah kurang bisa me-manage waktu, bahkan tadi dia belum mempunyai tujuan sehingga bingung mau ngapain lagi ya. Udah mah waktunya ke sana sini ditambah bingung mau mgambil yang mana, ya udah gitu jadinya. Membuat perkembangan dirinya lambat dalam berproses dibandingkan dengan yang lain."

"Yeah, apakah mempunyai masalah sendiri juga masuk a? Sehingga membuat dirinya makin bingung?"

"Nah, tentunya masih masuk. Kita memang tahu yah bahwa setiap orang itu mempunyai masalahnya masing-masing, maka dari itu me-manage time it is important. Because bisa langsung memutuskan masalah yang sedang dialami."

"Bila kita balik kepada apa yang disampaikan oleh a zidan bahwa hidup hanya sebatas waktu, apakah ini karena orang-orang tidak mengerti atau belum tahu bahwa hidup itu ya sebatas waktu?"

"Yeah bisa masuk. Karena logikanya begini kalau hidup itu hanya sebatas waktu berarti apa pun yang terjadi di dalam hidup kita pastinya akan tetap dijalani. Mengapa? Karena ya, itu pasti berakhir dan digantikan dengan hal yang baru lagi."

"Okay. Selanjutnya a, kalau dalam kecamata a Zidan memaknai hidup orang-orang tuh seperti apa?"

"Tentunya kita tidak bisa memaknai kehidupan orang lain secara objektif yah karena berbeda-beda. Dalam pandangan a Zidan ya, tergantung orang-orang toh pada hakikatnya kan setiap orang mempunyai pandangannya masing-masing terhadap sesuatu hal, termasuk makna hidup."

Yang ia rasakan dalam menjalani hidup adalah ada fase naik turunnya. Misalnya hari ini kita begitu baik, merasa semangat sekali. Tetapi besok bisa sebaliknya. Hari ini kita berada di bawah, bisa jadi lusa nanti atau beberapa tahun ke depan bisa berada di atas seperti contohnya jadi wakil presiden lewat jalur MK wkwk, ini bisa terjadi. Maka dari itu mau tak mau ya harus diterima, lebih hebatnya bisa menikmatinya setiap moment nya, biar di setiap hal yang terjadi menjadi cerita yang menarik atau bahkan menjadi inspirasi bagi diri kita atau orang lain. 

Ada dua hal yang ingin Ia lakukan bila kembali kepada masa lalu, pertama memperbanyak pengetahuan. Alasannya adalah di era digitalisasi sekarang banyak sekali informasi-informasi yang beredar seharusnya dari dulu Ia harus bisa memanfaatkannya dengan baik, sehingga Ia bisa mengantisipasi terhadap informasi-informasi yang datang, singkatnya bisa lebih bijak. 

Kedua, me-manage waktu dengan sebaik-baiknya agar tidak menyesal di akhir nanti. Yeah, apa yang dulu pernah Ia lakukan baru terasa sekarang, bahwa banyak sekali kesempatan dan informasi-informasi untuk menunjang kesuksesan tidam bisa dimanfaatkan dengan baik karena gagal dalam mengatur waktu, antara berbenah diri dengan bermain.

Sedangkan untuk masa depan yang ingin dia lakukan ada banyak, cuman yang paling utama adalah, memaksimalkan waktu dengan hal-hal yang bermanfaat agar merasakan perubahan yang signifikan seperti orang-orang sukses, bukan malah stagnan aja. Memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi bila kita membiasakan diri akan mudah dilakukan. 

Hal yang berat dan paling membebani dalam hidupnya sehingga mengubah cara pandangnya bahkan mengubah jiwanya menjadi mental petarung adalah, di saat dulu tidak naik kelas. Butuh waktu yang lama untuk menerimanya, dan syukurnya Ia bisa berdamai dengan kenyataan itu, dan bahkan itu bisa menjadi cambukkan sekaligus motivasi untuk terus berproses dan berproses. 

"Pada posisi tersebut hal apa yang membuat a Zidan bisa bangkit, karena kalau misalnya kita lihat realita sekarang banyak sekali orang-orang yang berada di posisi itu gagal melewatinya?"

"Ada banyak sih. Cuman yang paling sentral adalah motivasi yang disampaikan oleh Dedi Combuzer, bahwa tidak naik kelas bukan berarti bodoh, tetapi bisa karena beberapa hal salah satunya yang dialami pada saat itu gagal dalam me-manage waktu bermain dengan waktu belajar sehingga hasilnya, ya gitu. Di situ a Zidan sadar bahwa ini semua karena salah manage waktu, maka ya, perbaiki segera dari pada dibiarkan saja."

Ia diam sejenak sambil tersenyum nostalgia dengan moment tersebut, nampaknya hal itu sangat berharga dalam hidupnya karena tanpanya Ia tidak bisa mennjadi seseorang yang Se-PD sekarang yang jabatannya sebagai Duta PNF tahun 2023. 

Dalam diam itulah gue menggaris bawahi soal tidak naik kelas, bahwa kita bukan berarti bodoh tetapi karena beberapa hal, bisa karena tidak balance-nya antara waktu belajar dengan bermain, lingkungannya yang tidak mendukung, mempunyai masalah pribadi, atau bisa karena kurangnya perhatian dari guru. 

Dari kasus yang Ia sampaikan bahwa dulu tidak balance antara waktu belajar dan bermain sehingga Sekolah ya, lebih terbelengkalai kebanding bermain. Gue teringat konsep pendidikan yang disampaikan oleh Ibnu Hazm Al-Jawziyah yang mengatakan bahwa peran Guru sangat penting dalam melihat perkembangan yang dia didik. Kalau misalnya terjadi hal apa pun, semisal jarang masuk masuk kelas idealnya tidak luput dari perhatian guru, maka seharusnya guru mencari tahu sedang terjadi apa pada anak didiknya sampai tidak mengikuti pembelajaran seperti biasanya. 

Bila si anak didiknya berada dalam kesulitan sudah seharusnya dibantu sesuai dengan kemampuan yang bisa dilakukan oleh si Guru tersebut, bukan membiarkan saja. Yeah, ini bila kasusnya Guru teledor terhadap sang Pendidik. Yeah, tentunya bila kita amati lebih dalam persoalan ini semua pihak bisa disalahkan, baik pihak sekolah, pemerintah dan orang tua. Tetapi, kalau terpaut di situ-situ saja sampai kapan selesainya. Oleh karena itu sebaiknya kita ikut berkontribusi sesuai dengan kemampuan masing-masing. 

Selanjutnya ada dua pesan yang Ia sampaikan, yaitu:

 1. Jangan terlalu diam di zona nyaman karena kita hidup di era cepat yang di mana segala hal apa pun berjalan dengan cepat, santai sedikit kita bisa ketinggalan zaman.
 2. Jangan hanya fokus mencari enaknya dunia, tetapi sekali-kali pikirkanlah akhirat sudah sejauh mana bekal kita siap on the way ke sana. 

Untuk yang pertama, memang tidak mudah tetapi memang kalau kita diam aja di zona nyaman maka akan stak di situ-situ aja. Orang-orang sudah mikir ke mana, melakukan apa, kita hanya diam saja menjadi penonton setia, celakanya kita menikmati menjadi penonton setia, padahal nantinya bisa tergilas menjadi budak-budak produk bisnis orang-orang pintar. 

Dan untuk yang kedua, ini memang fenomena sekarang yang terjadi bahwa makin ke sini terasa sekali dunia dalam beberapa hal diutamakan kebanding akhirat. Padahal idealnya sih bisa balance agar hal-hal yang menyimpang atau upaya-upaya merusak suasana hidup hanya demi kepuasan diri sendiri kebanding kepuasan bersama tidak terjadi di beberapa tempat. Peran akhirat di sini, dapat diartikan sebagai rem yang bisa menjadi alarm lagi melakukan sesuatu dipikir-pikir dulu, baik nggak buat ke depannya.

Itulah hasil perbincangan yang dilaksanakan pada hari Jum'at tanggal 26 April 2024. Masih banyak yang disampaikan dan bahkan ingin disampaikan karena terhitung dua jam lebih kami mengobrol santai, tapi karena keterbatasan waktu semuanya diakhiri. Ada banyak hal yang gue dapat salah satunya adalah tidak setiap hal yang kita anggap baik itu baik di mata Tuhan, semuanya sudah diatur sedetail oleh-Nya. Tinggal kita menjalani dan menerimanya dengan lapang dada.

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement