"Hidup itu apa sih, Dor?" Tanya gue kepada Dohri, yang kebetulan pada kesempatan kali ini menjadi pembicara.
"Hidup itu banyak masalahnya, tapi kita harus selalu menjalaninya dengan enjoy." Jawabnya santai, dia diam sejenak, kemudian melanjutkan.
Kita tidak akan bisa enjoy dalam posisi yang banyak masalah, bila tidak mempunyai persiapan yang matang dalam menghadapinya. Maka yang harus kita lakukan adalah mempunyai rencana bagaimana kita menyikapinya.
Bicara soal masalah, kita kerap kali kebingungan ketika menyikapinya. Seolah-olah masalah itu ancaman, ketidakbahagian, racun, dan lain-lain. Setiap orang mendefinisikannya masing-masing. Yang gue harus bawahi dari perbincangan dengan Dohri adalah, kita harus mempunyai rencana dalam menyikapi masalah itu. Contohnya, nilai IPK anjlok, maka kita harus mempunyai rencana harus bagaimana ini, cari informasi ke pihak jurusan atau ke teman-teman yang lain, bukan malah diam aja sambil bertidak, OOH! NO! OH NO!! sampai Mumi Fir'aun hidup lagi juga nggak bakal kelar itu masalah.
Atau misalnya si dia tiba-tiba menghilang tak ada kabar, ya sikapi segera dengan cara mencari tahu bukan membuat praduga-praduga, kan gitu. Kalau dia nggak ada aja, ya udah, pergi atau tunggu dia sampai datang lagi. Dengan begitu kita bakalan enjoy, nggak mikir ke sana - ke sini, karena kita sudah selesai memetakannya.
Dalam kecamatanya memaknai hidup orang lain itu abu-abu, semuanya menjalani kehidupan tergantung kepercayaan dan persepsi masing-masing. Kita tidak perlu menghakimi apalagi memvalidasi, yang hanya perlu kita lakukan adalah saling menghargai selama tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku.
"Sepanjang menjalani hidup, apa yang didapat dari masa lalu, doh?"
"Ada beberapa hal, cuman dari masa lalu juga ada yang ingin gue ubah agar tidak terjadi di kehidupan sekarang. Diantarnya, kurang minat baca buku, memaksimalkan kesempatan dan kepemimpinan diri."
1. Meningkatkan minat baca
Dulu, ketika masih masa SMA yang unyu-unyu minat bacanya dibilang kayak ombak di lautan, terombang - ambing kadang baca kadang nggak, tidak tetap gitu. Hal inilah yang membuatnya ingin mengubah prilaku dulu itu agar tidak terulang lagi, maka mulai dari sekarang dia membiasakan membaca buku meskipun sehari hanya beberapa lembar saja. Nggak apa-apa sih karena memang membaca tanpa dibiasakan itu lazy nya minta ampun.
2. Memaksimalkan kesempatan
Banyak kesempatan-kesempatan dulu tidak dimaksimalkan dengan baik, sehingga perubahan yang dirasakan tidak signifikan, padahal dari beberapa kesempatan dia sering berada di posisi yang cukup strategis, seperti ketua dan koordinator acara.
3. Meningkatkan kepemimpinan diri
Skill kemimpinan diri itu bukan hanya berguna bagi orang lain tetapi sejatinya sangat berguna bagi diri kita sendiri. Skill ini harus sering kita upgrade agar tidak usang di makan zaman sehingga kita tergerus menjadi budaknya. Hal inilah yang membuatnya sadar bahwa kememimpinan dirinya perlu ditingkatkan lagi agar ketika dihadapkan oleh beberapa permasalahan atau pilihan-pilihan untuk mengambil keputusan tidak tenggelam dalam kebingungan.
Untuk masa depan dia ingin melakukan beberap hal, yaitu; me-manage waktu, mengubah pola pikir untuk berkembang sekaligus meningkatkan publik speaking dan berwirausaha kecil-kecilan untuk memenuhi kebutuhan ngampus.
Yang dia rasakan dalam menjalani hidup itu ada dua hal. Pertama, bagaimana mood dalam melakukan sesuatu. Fase-fase antara semangat dan tidak tergantung mood, kalau mood kita baik dalam melakukan sesuatu pasti semangat banget, apalagi sambil disemangatin ayang wkwk. Plus banget dah. Sebaliknya, bila mood nya nggak baik, ya pasti lazy melakukan sesuatu. Kedua, kita harus belajar peka dengan keadaan sekitar. Sebaik-baiknya manusia adalah dia yang bermanfaat bagi orang lain, inilah yang menjadi landasan dia mengapa kita harus peka dengan keadaan sekitar, jangan melulu mementingkan diri sendiri.
Hal-hal sulit yang sering dia rasakan sekarang atau yang sudah dilewati ada beberapa hal yang tentunya itu privasi, cuman di sini gue spill dua aja. Pertama, memendam masalah. Ketika ada masalah dia sering dilanda kebingungan, boro-boro enjoy. Dalam kebingungan itulah alih-alih mencari penerangan ini malah hanya dipendam saja, makin aja tuh membebani diri. Tetapi dari situ dapat pelajaran bahwa ada baiknya membuat rencana untuk mencari solusi biar bisa enjoy lagi.
Kedua, dia sering menjadi bahan candaan atau bahkan ejekkan teman-temannya dalam berpakaian dan bertingkah laku islami. Menurutnya, apa salahnya sih kita bertingkah laku yang islami, toh fleksibel kok nggak kaku juga. Masuk dunia kampus, candaan itu makin-makin membuatnya sedikit terganggu. Dan dia bertanya sama gue bagaimana caranya agar tidak mudah terdistraksi padahal dia sering melihat gue juga diperlakukan seperti itu?
Gue hanya tersenyum, lucu emang kalau diperlakukan seperti itu. Hidup di tengah umat yang mayoritas tapi serasa minoritas, yeah begitulah budaya di kampus. Kemudian gue menyampaikan caranya, salah satunya adalah kembali ke niat awal tujuan kita bertingkah laku islami untuk apa sih? Atau seperti gue, kenapa sih suka memakai peci? Padahal ilmu imannya sering naik turun, ilmu agamanya juga kurang dibandingkan satpam kampus wkwk. Ya, karena gue punya tujuan, yaitu nyaman aja gitu wkwk, mau orang ngomong atau menilai apa bodo amat.
Pertanyaan terakhir gue meminta pesan kepadanya untuk orang lain, termasuk pembaca setia blog gue (eh, emang ada yang baca tuh blog wkwk. PD dulu aja dah) ada tiga pesannya.
1. Biasakan enjoy dalam situasi apa pun
Ketika dilanda masalah kadang kita nggak bisa enjoy, padahal dengan enjoy sejenak kita akan menemukan solusi yang tepat. Yeah, susah memang. Skill ini harus sering dilatih dari hal-hal yang kecil, seperti kalo dia nggak ada kabar enjoy dulu aja mungkin dia lagi sibuk, yeah sibuk dengan yang lain wkwk. Dan lain-lain.
2. Jangan lupa beribadah
Sesibuk apa pun kita luangkanlah waktu beribadah minimal shalat lima waktu dijaga. Logikanya begini, shalat lima waktu aja dijaga, apalagi si dia, eh, astagfirullah. Begitulah kira-kira.
3. Terus berdoa
Kita memang manusia yang selalu menginginkan banyak hal. Baik yang sifatnya esensial atau bahkan tidak sama sekali yeah sekedar gaya-gayaan doang. Maka dari itu kita harus banyak-banyak berdoa agar menjadi manusia yang bersyukur atas segala nikmat dan karunia yang diberikan-Nya. Dan, menjadi manusia yang bermanfaat umat manusia.
0 Komentar