"Tarif ongkos elo masih amankah, gue soalnya naik harganya dari biasanya?" Tanya gue ke Silmi yang kebetulan lewat.
"Aman dong. Yeah, status doang mahasiswa tapi masih dikibuli oleh Supir Angkot, kasihan." Ledeknya.
"Buset, gimana strateginya ngibulin balik, gue gagal terus?"
"Haha, gampang. Elo ingin tahu gimana strateginya?"
"Yeah, boleh spill tuh."
"Elo punyak otak kan? Pikir co. Haha." Kemudian pergi meninggalkan gue dengan alasan buru-buru ada kegiatan UKM. Arrg! Awas aja nanti.
Di hari ke Tujuh puluh enam ngampus, gue hanya mengikuti satu mata kuliah doang. Elo tahu penyebabnya kenapa? Yeah, gue kembali tidur kebablasan. Gue bangun pukul 07 : 15 WIB, kan tanggung banget dengan mata kuliah yang akan dimulai pukul 08 : 00 WIB. Sebelum tidur lagi gue mau chat yang lain biar gue di alpain aja dah, eh, gue nya malah ketiduran. Parah emang.
Gue mikir masa ini akan terus terjadi? Gue kan harus bertanggung jawab! Bukan malah santai-santai. Bagaimana gue mau membantu menyelesaikan masalah orang lain, kalau dengan diri gue aja belum selesai. Rubahlah sebelum menjadi seperti gabah. Eh, apaan tuh gabah? Jadi guys, gabah itu adalah kulit padi yang sudah tak berharga. Begitulah diri kita kalo tidak mau bertanggung jawab memimpin diri sendiri. Nymabung nggak sih? Bodo amat!
Mata kuliah pertama dengan terhormat gue skeap, parah emang huh! Katanya mahasiswa tapi kok seremonial doang. Katanya mahasiswa, tapi kok nggak bertanggung jawab. Huh! Katanya mahasiswa tapi kok pola pikirnya masih kayak orang kebanyakan. Katanya mahasiswa tapi kok suka sama si dia. Eh, apa hubungannya? Wkwk.
Mata kuliah kedua dilaksanakan secara offline, yaitu analisis sosial. Kalo di minggu kemarin pembahasannya menganalisis masalah di negara lain, pada kesempatan minggu ini menganalisis masalah diri sendiri.
Di jawa timur masalah agraria masih ada. Di papua, OPM masih berlanjut. Di kota demak banjir juga masih berlanjut, bahkan diperkirakan kota demak akan mengikuti kota jakarta sebagai kota yang nanti tenggelam. Kemudian, di jakarta diperkirakan dalam satu hari sampah yang masuk sebanyak 7 ton. Buset dah. Terakhir, Banten menduduki posisi pertama sebagai provinsi yang tidak bahagia. Berikut gue paparkan identifikasinya hasil dari analisis teman kelompok, diantaranya:
Ekspetasi: Provinsi Banten diharapkan dapat melakukan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan sosial, ekonomi, dan mental masyarakat setempat.
Realitanya: Badan Pusat Statistik (BPS) menerbitkan survei provinsi Banten mendapatkan indeks kebahagiaan paling rendah se-indonesia berdasarkan survei pengukuran tingkat kebahagiaan (SPTK) melalui kepuasan hidup, indikator perasaan, dan indikator makan hidup.
1. Hampir empat ribu perceraian di kota Serang, kabupaten serang dan Tangsel.
2. Infrastruktur yang tidak selesai
3. Korupsi yang luar biasa karena politik dinasti
4. Lingkungan tidak aman
5. Membiarkan pengamen pak ogah oleh Pemda ada di persimpangan dan U-turn.
6. Toleransi beragama lumayan rendah, Cilegon tidak boleh membangun Gereja dengan alasan ini itu.
7. Banyak lingkungan Pabrik dan Pergudangan, kesannya tidak estetis karena truk/pick up bolak - balik.
Dampaknya
1. Penurunan kesejahteraan mental
2. Gangguan dalam hubungan sosial
3. Penurunan produktivitas ekonomi
4. Peningkatan tingkat kejahatan
5. Penurunan hidup secara keseluruhan.
Solusi yang ditawarkan
1. Program pendidikan dan pelatihan
2. Pembangunan infrastruktur
3. Program kesehatan masyarakat
4. Peningkatan pemerataan ekonomi
5. Pemberdayaan masyarakat
6. Penanganan konflik sosial
Itulah beberapa hal yang membuat Banten berada di peringkat pertama sebagai Provinsi yang tidak bahagia. Selama ini gue sering mendengar ada orang-orang yang mempertanyakan perihal ini tapi sayangnya mereka tidak mencari tahunya lebih dalam, mengapa ini terjadi? Padahal menurut BPS sendiri yang sudah disampaikan di atas karena beberapa faktor, salah satunya politik dinasti.
Setelah selesai mata kuliah gue shalat Ashar dulu lalu bersiap-siap pulang, gue sekarang tahu bis mini (ps) terakhir keluar itu jam 5 sore, lewat dari situ ada sih tapi harus nunggu lama, kalo nggak kunjung datang aja, opsi terakhir gue naik angkot. Now! Jangan sampai terjadi, gue nggak mau dikibuli oleh supir angkot wkwk.
0 Komentar