Dalam Kecamata Mark Marson, Ini Yang Harus dilakukan di Usia 20 Tahun

Sumber diambil dari channel you tube-nya
Usia 20 tahun adalah usia emas, di mana pada tahapan ini kita mulai menyadari siapa diri kita sebenarnya, dan mau melangkah ke mana. Ada banyak aktifitas-aktifitas yang kita lakukan untuk persiapan menuju masa depan, seperti: menjalin relasi, mengikuti pelatihan-pelatihan, mencoba hal-hal baru, dan lain sebagainya. 

Dalam kecamata Mark Marson ada beberapa hal yang harus kita lakukan di usia 20 tahun, agar kelak tidak tenggelama dalam penyesalan, diantaranya:

 1. Berani tidak disukai

Sejak kecil kita sering melakukan hal-hal yang sama. Menjadi berbeda itu suatu perbuatan yang seolah-olah merugikan. Padahal apa salahnya berbeda? Dalam kecamata Mark Marson semakin dewasa kita harus berani berbeda dari orang lain. Resikonya adalah tentunya tidak akan disukai oleh orang lain. Alasannya simpel, tampak berbeda dengan kebiasaan-kebiasaan yang orang lain lakukan. 

Seperti halnya kita terlalu sibuk mengejar mimpi, dan itu membuat teman-teman nongkrong tidak menyukainya, itu bagus. Seperti halnya, kita ingin bisa publik speaking, maka setiap ada kesempatan kita ngomong panjang lebar, itu pasti tidak akan disukai oleh orang-orang sekitar. Padahal apa salahnya coba? Entahlah.

Inilah yang harus kita lakukan di usia muda, berani berbeda. Dan berani tidak disukai. Karena orang yang sekarang hidupnya dihabiskan untuk mememuaskan orang lain, menjadi apa yang orang lain inginkan, di usia tua nanti akan menyesal tidak menjadi dirinya sendiri. Sebaliknya orang yang tetap enjoy menjadi diri sendiri, meskipun tidak disukai oleh orang lain, Fix tidak akan menyesal di hari tua kelak. 

 2. Tidak bisa mengubah diri

Di usia muda yang masih menggebu-gebu kita sering bermimpi menjadi apa yang kita inginkan terwujud. Menjadi pesepak bola profesional, atlet renang, bisbol dan lain sebagainya. Setiap hari kita berjuang mati-matian mengejar akan hal itu. Bagus nggak? Yeah. Tapi yang menjadi permasalahannya adalah, bila impian tersebut tidak tercapai jangan malah menyalahkan diri, bukankah kita sudah berproses? 

Karena tidak setiap hal yang kita mimpikan akan tercapai. Tapi dengan adanya statment ini membuat kita punya pikiran, berarti sia-sia dong berjuang? Nggak. Maksudnya itu berjuanglah tapi jangan melebihi batas maksimal, santai aja. Dan kita juga tidak bisa mengubah orang lain sesuai dengan apa yang kita inginkan. Itu tuh berada di luar kendali kita. Hindarilah hal itu, fokus saja memperbaiki diri sendiri. 

 3. Permalukan diri

Ketika kita melakukan sesuatu hal yang ingin dikuasai, maka resiko akan gagal itu tinggi. Inilah maksud dari Mark Marson, mempermalukan diri dengan terus mencoba dan mencoba, seperti halnya badut. Bahkan, menurutnya kalau kita tidak berani mempermalukan diri, kita tidak bersungguh-sunguh dalam mencapai mimpi tersebut. 

Pemikiran ini bertentangan dengan apa yang sering kita dengar dari orang-orang, bahwa bila ingin sukses itu harus tampil beda, menjadi pusat perhatian, bila ada yang menertawaka berarti dia iri dengan pencapaian kita. Dalam kecamata Mark nggak gitu, Co. Dia memaksa kita untuk fokus melanjutkan, mempermalukan diri sampai orang-orang yang menertawakan sadar bahwa dia sudah tertinggal jauh dari kita. 

 4. Yang terjadi biarlah terjadi

Kita kadang terlalu takut ditinggalkan oleh seseorang yang kita cintai, padahal kita sudah merasa bosan. Dan kadang, kita merasa patah terlalu dalam ketika ditolak atau hubungan yang sudah terjalin lama berakhir oleh orang ketiga. Padahal buat apa menangis berlarut-larut. Nggak apa-apa untuk beberapa hari menangis, tapi bila berlarut-larut, buat apa? 

Adakalnya hubungan yang sudah terjalin, berakhir dengan alasan yang lain. Dan adakalanya kita merasakan ditolak oleh cewek dalam menyatakan perasaan. Itu biasa saja. Kita harus terbiasa akan hal itu, bukan malah berpura-pura so kuat menahan asmara setelah si dia diambil orang langsung merana. Buat apa? 

Buka cakrawala kita terhadap hubungan dengan lawan jenis, tidak setiap hubungan harmonis. Tidak setiap hubungan terjalin manis. Tidak setiap hubungan bertahan dalam seperti apa yang kita harapkan. Itu di luar kuasa kita. Tugas kita hanya menerima dan kembali menjalani rutinitas seperti biasa tanpa adanya si dia.

 5. Mimpi terlalu besar

Kita sering melihat orang-orang yang mendapatkan prestasi di atas panggung, bergebu-gebu menyampaikan rasa semangnya atas pencapaian itu. Sedangkan kita di rumah yang menontonnya, seketika frutasi karena selalu gagal mendapatkan hal itu. Padahal tidak setiap mimpi yang kita harapkan akan tetcapai.

Mimpi itu hanyalah batas akhir kehidupan kelak, misalnya gue bermimpi menjadi Dosen, maka titik fokus gue di situ. Setiap hari ketika melakukan sesuatu selalu membayangkan akan hal itu, bahwa dengan menjadi Dosen hidup gue bakalan bahagia, sejahtera, berawawasan luas dan lain sebagainya. Setelah didapat, belum tentu gue bahagia, nggak ada jaminan soalnya. 

Kenapa Mark dalam pandangan orang mengingkari mimpi besar. Bukan pesimis tapi realistis. Ibaratnya tadi, mimpi itu tujuan akhir kita, dan kita yang menciptkan, mengendalikan hal itu. Maka ketika diperjalanan passion kita berubah atau takdir Tuhan berkata lain, harus menerima perubahan itu. Bukan malah menyalahkan diri dan kenyataan. Karena tidak setiap mimpi besar berakhir bahagia ketika kita mendapatkan.

 6. Lakukan yang layak dilakukan

Segala hal apa pun ingin kita lakukan karena dibalik itu ada maknanya. Sehingga kita tertarik dalam melakukannya. Bila tidak ada maknanya pasti melakukannya malas-malasan. Menurut Mark, masyarakat kita salah menempatkan makna ini, contohnya kalau gue mendapatkan si dia bakalan hidup bahagia, kalau si dia menerima gue, fix bahagia banget. Padahal buat apa mengukur kebahagian kepada sesuatu yang belum jelas itu.

Lebih baik kita melakukan apa yang bisa dilakukan, dan berbahagialah. Bukan menggantungkan kebahagiaan itu setelah mendapatkan inilah, itulah. Karena itu prilaku yang tidak baik buat perkembangan diri, seolah-olah semuanya harus sesuai dengan apa yang kita inginkan. Padahal kembali lagi kepada point sebelum-sebelumnya, tidak setiap hal bisa kita kendalikan. 

Itulah beberapa hal yang disampaikan oleh Mark dalam channel yao tube-nya. Gimana, udah siap mempermalukan diri? Atau ditolak sama si dia? Bila belum cobalah baca ulang dari awal, dan bila belum paham aja mungkin belum saatnya. Wallahu'alam.

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement