Resensi Buku Pendidikan Kaum Tertindas Karya Paulo Freire

Sumber foto dari goagle

Pengarang : Paulo Freire
Penerbit     : Pustaka LP3ES
Tahun terbit : 1972
Tebal halaman : 221 halaman


Pendidikan adalah proses seseorang mengetahui sesuatu hal yang baru. Entah itu didapat dari dunia sekolah, sosial, dan keluarga. Pendidikan kaum tertindas adalah sebuah buku yang mendobrak pemahaman kita bahwa metode-metode mengajar guru di Sekolah tidak efektif lagi. 

Karena siswa dijadikan sebagai objek, bukan subjek. Paulo freire menjelaskan secara gamblang masalah pendidikan yang terjadi sekarang.

Di bab pertama paulo freire menjelaskan tentang korelasi antara seorang penindas dan ditindas dari waktu ke waktu tidak ada selesainya. Alih-alih menemukan titik temu, ini kontinyu. Seorang yang sekarang ditindas, lalu dia bebas dari ditindas oleh seorang penindas seharusnya dia setelah bebas tidak kembali menindas orang yang baru. 

Tetapi dia harus membebaskan orang-orang yang sedang ditindas karena dia mempunyai pengalaman di situ.
Waduh, berbelit-belit banget yah penjelasan saya wkwk.


Jika kita analogikan tuh kayak begini. Ada seorang bapak-bapak menindas seorang anak, setelah si bapak mati otomatis dong si bapak tidak bisa menindas lagi. Nah, di situlah si anak menggantikan peran si bapak, menindas orang-orang yang baru. Jadi, kalau kata Mark Marson mah pengarang buku sebuah seni untuk bersikap bodo amat ini disebut dalam lingkaran setan. 

Kita tidak bisa keluar dalam menghadapi masalah ini dari waktu ke waktu siklusnya sama. Dari bagian ini ketika kita hayati perasaan kita tuh greget banget karena tidak ada beresnya. Dan secara tidak sadar kita sedang ada di lingkaran setan ini. Sebenarnya, gregetnya karena secara tidak sadar sedang
dalam lingkaran itu wkwk.

Paulo freire ingin adanya titik temu antara seorang penindas dan yang tindas untuk tidak lagi sama-sama saling menindas. Oh yah, jadi begini. Orang yang menindas karena dia ingin adanya kebebasan karena mungkin melihat orang lain yang ditindas, atau dia sendiri dulunya menjadi korban penindas. 

Sebaliknya, orang yang ditindas adalah orang yang juga ingin bebas. Di sini kita tahu bahwa kedua orang ini sama-sama ingin kebebasan, lantas kenapa mereka tidak duduk bareng sambil ngopi untuk tidak sama-sama menindas,
toh kedua-duanya juga ingin kebebasan.

Di bab kedua, Paulo Freire menjelaskan tentang metode mengajar guru di sekolah yang tidak efektif. Karena metode yang dipakai itu seperti gaya bank. Tahu kan? Bank itu tempat menyimpan uang itu loh. 

Nah, Paulo Freire berpendapat bahwa guru di Sekolah mengajar 'gaya bank' mereka yang ngomong panjang lebar tanpa memperhatikan murid dengan seksama, dan yang lebih parahnya menganggap murid itu bejana-bejana untuk di isi oleh
guru. 

Kita benturkan dengan keadaan, banyak sekali guru-guru sekarang yang memakai metode 'gaya bank' padahal pemerintah sudah membuat kebijakan-kebijakan agar antara guru dan murid ada hubungan emosional yang dekat. 

Seperti halnya di kurikulum 2013, murid dipaksa aktif ketika pelajaran di mulai dan guru harus memberikan panggung unthk murid maju ke depan menjelaskan sesuatu hal. Seperti, presentasi tugas yang dibuat, atau lain sebagainya. 

Tetapi metode ini tidak menyeluruh, hanya dilewat-lewat saja. Saya sering bertanya kepada teman-teman saya yang sekolah elit dan favorit. Ternyata, di sana juga metode pembelajaran 'gaya bank' masih ada saja padahal sekolah elit loh, kenapa ini terjadi gitu kan? Kalau swasta masih
diwajarkan, tetapi kalau yang elit dan favorit itu tanda tanya besar loh.

Kurikulum 2013 dirasa sudah tidak layak lagi oleh kementerian pendidikan yang baru, Nadiem Makarim. Di era kepemimpinannya sekarang dia meluncurkan kurikulum baru lagi yaitu, merdeka belajar. Sebenarnya kedua-duanya masih ada kesamaan cuman jika dibandingan lebih dalam lagi
subtansinya lebih banyak kurikulum merdeka belajar.

Mungkin hanya itu euy yang sampaikan, jika ingin tahu lebih dalam lagi boleh baca langsung. Karena kata Aristoteles, baca dulu baru bercita. Makannya kita harus baca dulu, setelah itu kita percaya ternyata benar masalah pendidikan itu begitu sukar harus ada upaya yang ekstra dari kita semua untuk mengatasinya.

 1. Kekurangan Buku
       Buku ini bagi orang awam tulisannya membuat pusing dan sukar dipahami, karena banyak kata-katany yang ilmiah dan baku.

 2. Kelebihan buku
      Setiap orang itu butuh kebebasan. Banyak orang-orang yang
menindas karena ingin bebas. Sebaliknya, orang yang
ditindas sama ingin bebas, cuman tidak berani melawan. Orang
yang latarbelakangnya pernah ditindas kembali akan menindas,
jika belum bisa menerima latar belakangnya itu.
       


Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement