Seimbangkan Antara Fokus dan Bodo Amat

Sumber ilustrasi pribadi
"Pasang TG nya jangan terlalu fokus Mas?" Kata si mbak yang sedari tadi memperhatikan, kecamata yang bertengger di wajahnya begitu mempesona sampai membuatku istigfar beberapa kali.

"Emang kenapa mbak? Tanyaku polos.

"Karena tak setiap hal perlu difokuskan, Mas. Jika kita terlalu fokus, maka akan lahir sifat egois dalam diri kita di saat hasilnya gagal. Sebab kita berkomentar, harusnya begini loh? Lah kok hasilnya begini? Dan merutuki diri. Padahal dalam menjalani hidup tidak setiap menurutku begini? Menurutku begitu? Harusnya begini? Tapi harus menurut Tuhanlah yang menciptakan. Sebab, sejatinya kita hanyalah seorang hamba yang segala hal apa pun sudah di skenariokan oleh-Nya."

"Termasuk kita di sini."

Ia hanya menjawab dengan senyum, seolah-olah dengan senyum meng-iyakan pertanyaanku barusan. Tanpa ia sadari, senyum nya telah mengingatkanku pada seseorang, yeah bukan dia yang cantik jelita, plus berkecamata bagaikan bidadari syurga, tapi Mark Marson.

Yeah, dalam bukunya sebuah seni bersikap bodo amat ia mempromosikan hidup yang ideal di era sekarang. Bahwasannya menjalani hidup kita yang sekarang dengan  kakek kita berbeda sekali.

Yeah, kalau berbeda itu wajar-wajar aja sih karena pasti ada perubahan di setiap kondisi. Cuman, yang dikritik oleh Mark Marson adalah cara pandang terhadap sesuatu yang seharusnya tidak terlalu di fokuskan.

Seperti halnya ada cewek cantik lewat, jomblo lagi dia tuh hahah. Apa yang akan kita lakukan? Pasti kita akan memandangnya sambil berkata dalam hati, 'boleh juga nih' yeah, mungkin ini mah. Jika kita memperhatikan saja, itu wajar toh lewatnya juga di depan kita. Tetapi kalau kita terlalu fokus memperhatikan, maka akan lahir masalah baru.

Apa itu?

Yeah, alam ekpetasi dan sejumlah gambar-gambar orang sukses bercinta dengan seorang wanita mulai memenuhi kepala. Bisa potret si Dilan dan Milea atau yang lain sebagainya. Sesudah masuk ke fase itu, hidup kita akan menjadi egois dan banyak menuntut. Harusnya aku minta nomornya? Harusnya dia milikku? Aku harus segera mendapatkannya, dan begitu seterusnya. Dalam banyak kasus ini sudah banyak terjadi, padahal dia tidak seharusnya meninggalkan aktifitas yang mungkin sedang dia lakukan karena hanya pandangan tadi.

Sebaliknya coba kalau ada cewek, respon kita biasa aja, memperhatikan sih iya tapi tidak terlalu fokus. What happened? Palingan kita hanya berkomentar, 'Cantik jug nih, tapi yeah, bukankah dia punya orang lain, bodo amat' lalu kita kembali memfokuskan diri kepada hal yang lebih bermanfaat lagi.

Bandingkan antara yang pertama dengan kedua, lebih utama yang mana? Atau lebih baik yang mana? Kisana sudah dewasa? Sok, berpikir sendiri.

Inilah pentingnya menyeimbangan antara kefokusan dengan bodo amat. Sebab, tidak setiap hal perlu diperhatikan, dan tidak setiap hal juga perlu di bodo amat.

BTW maksudnya gimana?

So, ketika ada masalah tak perlu di fokuskan tapi biarkanlah. Bukan berarti kita lari dari masalah itu, atau menampungnya dulu sampai penuh, tidak. Artinya kita berlapang dada menerima itu terjadi (meskipun sakit sih), lalu fokus kepada hal yang lain.

Seperti halnya saya pasang TG, hasilnya gagal. Apakah itu masalah? Yeah, berarti saya harus bertanggung jawab. Tapi apakah saya merutuki diri sambil berkomentar, 'mengapa ini terjadi? Tuhan nggak adil? Sia-sia banget woy? Keparat! Jawabannya tidak. Saya hanya bilang, 'Yeah, ada-ada aja, bodo amat, bukankah ini bagian proses sukses' lalu kembali beraktifitas seperti biasa.

Apa yang saya rasakan? Tenang, dan hidup itu tidak menyeramkan, karena tidak di penuhi dengan beban-beban kehidupan. Yeah, kira-kira begitu.

Atau, cobalah kita pakai contoh ketiga. Ketika kita menuangkan air dari teko lalu airnya tidak jatuh tepat ke gelas. Apakah ity masalah? Yeah pasti. Jika respon kita, 'Yeah, bangsat sialan! Ada-ada aja' lalu kembali fokus menuangkan air. Apakah masalah itu selesai? Yeah, tinggal cari popok. 

Tapi coba kalau kita meresponnya dengan menambahkan air lagi ke dalam teko. Apa yang terjadi? Ia akan kepenuhan airnya dan yeah banjir ke mana-mana. Apakah masalah itu membesar bukan?

Yeah, begitulah cara pandang kita hari ini terhadap masalah, alih-alih fokus kepada solusi ini masih memperhatikan terhadap masalah itu, akhirnya masalah itu terus membesar, dan kita mulai kebingungan bagaimana cara mengatasinya. Lalu merutuki diri, padahal tinggal berhenti memperhatikan untuk fokus kepada apa yang seharusny kita perhatikan.

Dan kadang hidup kita itu lucu. Kita selesai dari satu masalah akan kembali kepada masalah baru. Dan yang paling masalah, kita tak mau mengalah, seperti halnya seorang petinju kalah, lalu ia hijrah memperaiki diri, lalu ia juara. Konsepnya  menerima kalah, bukan saya kuat! Saya hebat! Saya bisa! Tidak. Sejatinya kita tak akan bisa apa-apa tanpa yang maha kuat, maha hebat, maha pemurah, yaitu Tuhan sendiri. Maka akui bahwa kita lemah, lalu hijrah, maka kita akan mendapatkan iklan-iklan yang Tuhan tayangkan di firman-firman-Nya.

Jika hari ini masalah kita dianggap berat, rumit, sukar. Maka sabarlah. Esok nanti akan ada masalah yang lebih berat lagi dari pada hari ini. Tidak terima? Yeah, itulah hidup. Maka berhentilah berekspetasi seperti halnya berada di taman safari, sebab hidup tidak menentramkan kadang karena dua hal, banyak menciptakan ekpetasi dan jauh dari Tuhan.

Yeah, mungkin begitulah kira-kira soal pentingnya menyeimbangkan antara kapan harus fokus dan bersikap bodo amat. Untuk lebih detailnya, banyak-banyaklah membaca dan berpikir terhadap apa yang Tuhan sudah takdirkan. Karena banyak orang-orang yang memilih berhenti menjalani kehidupan disebabkan gagal membaca rencana Tuhan.


Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement