Foto pas praktikum di grafika cikole Bandung
"Kadang effort kita selama menulis, mulai dari waktu, pikiran dan lain sebagainya, tidak berbading balik dengan apa yang kita dapat, kalau ukurannya uang." Kata Bu Dosen di sela-sela perkuliahan.
Lebih lanjut Ia mengatakan, mengetahui karyanya dibaca oleh orang-orang itu menjadi kebahagiaan tersendiri, seolah-olah rasa capeknya dalam menggarap tulisan hingga menjadi buku seketika terobati.
Menulis, yeah setiap orang bisa menulis. Ada banyak hal yang bisa ditulis, bahkan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari akan menjadi topik luar biasa. Tak terbayang kalau para pendahulu tidak rajin menulis, mungkin ilmu-ilmu sekarang hanya sebatas iklan.
Tadi Pagi ada satu mata kuliah pembelajaran transformatif yang dilaksanakan secara online. Seharunya hari Jum'at tidak ada Mata Kuliah, tapi karena pas hari Rabu Dosennya ada kegiatan, yeah dilaksanakanlah dua hari kemudian.
Ketika Bu Dosen memberikan kesempatan kepada kami untuk mengungkapkan pendapatnya terkait definisi pembelajaran transformatif, gue menjawab bahwa itu adalah pembelajaran yang arahnya kepada pengubahan dari yang sebelumnya tiada menjadi ada.
Contohnya seperti Pembelajaran online, dulu sebelum ada covid-19 hanya sebagian yang memakai, tapi setelah ada, semua pembelajaran dilaksanakan secara online. Bisa atau nggak, pokoknya harus bisa bradaptasi.
Selanjutnya juga Tranformatif ini dapat mengubah dalam hal nilai-nilai dan asumsi, lebih tepatnya persepektif. Contoh dari nilai-nilai antara lingkungan di masyarakat dengan di Kampus.
Dekumen pribadi
Bu dosen mencontohkan nilai-nilai agama yang ada di Pandeglang dan lebak, begitu kuat. Sehingga tertanam dalam diri masyarakatnya. Ketika si masyarakat tinggal ke Jakarta atau ke Kampus, nilai-nilainya beda lagi. Nah, di sinilah dia harus beradaptasi. dan ini disebut, transformasi.
Ada tiga perubahan dalam diri setiap orang, khususnya orang dewasa. yaitu: Perubahan berpikir, Perubahan prilaku dan Perubahan cara bertindak. Ketiga hal ini sulit diubah bagi orang dewasa kebanding anak kecil. Kenapa? Orang dewasa sudah mempunyai pengalaman yang terbentuk nilai atau persepetif, sedangkan anak kecil namanya masih polos, ya cepat transformasinya cuy!
Gue mengaitkan transformasi ini kepada kehidupan sehari-hari, ternyata yeah relate. kita harus pintar-pintar kapan waktunya berprinsip tegas sesuai nilai dan persepektif kita, juga kapan waktunya menerimanya agar mudah beradaptasi. Yeah, begitulah.
0 Komentar