Menurut Sardiman (2012) Bentuk motivasi warga belajar itu ada dua, yaitu secara intrinsik (dari dalam diri) dan ekstrinsik (dari luar diri) keduanya adalah salah satu motivasi yang tertanam dalam diri kita semua.
Setiap orang memiliki motivasi belajarnya sendiri, bisa dia secara intrisik atau ekstrinsik. Tetapi melihat fenomena sosial sekarang yang terjadi di kalangan pelajar, motivasi ekstrinsik sangat mendominasi sehingga dalam belajar tidak totalitas. Alih-alih fokus meningkatkan kualitas diri, ini sibuk ngurus hidup orang lain. Dan alih-alih fokus belajar dengan segala kekurangannya, ini malah sibuk nuntut fasilitas. Yeah begitulah.
Merujuk kepada pemikiran dari Paulo Freire, motivasi ekstrinsik dapat disimpulkan adalah peta menuju pendidikan kaum tertindas. Oleh karena itu, misi dan motivasi adalah solusi dari lahirnya pendidikan kaum tertindas.
Hari ke seratus empat ngampus, mata kuliah Pendidikan Orang Dewasa dilaksanakan secara online. Apakah gue mengikuti pembelajaran dengan serius? Tidak. Gue simpan hp di samping sambil tertidur dengan pulas. Bangun-bangun gue sedikit terkejut, hanya gue satu-satunya yang belum keluar dari Geogle Meet. Parah emang pada ninggalin.
Materi yang dibahas tentang, Strategi Motivasi Warga Belajar Dalam Pembelajaran Orang Dewasa. Bicara soal motivasi, tentunya sangat penting bat dah. Tanpa motivasi gue dari awal udah putar balik tidak bakalan rajin menulis di blog. Bukan apa-apa, mager euy. Tapi karena ada motivasi, semuanya berjalan dengan baik, meskipun ada beberapa tulisan yang telat dibuat. Bodo amatlah. Berikut gue paparkan sedikit materinya.
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
Menurut Suciati dan prasetya (2001) dalam Nursalam dan Efendi, Ferry (2008) beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar, diantaranya:
Faktor internal ada, cita-cita dan aspirasi yang di dalamnya terdapat; Sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas, kreatifitas yang tinggi, berkeinginan memperbaiki kegagalan yang dulu pernah dialami, berusaha agar antara teman dan guru memiliki kerja sama, berusaha menguasai seluruh mata pelajaran dan beranggapan bahwa semua mata pelajaran itu penting.
Selain itu ada juga kemampuan peserta didik, kondisi peserta didik mulai dari kesehatan dan panca indra. Dari segi psikologinya yaitu dari bakat, inteligensi, sikap, persepsi, minat dan unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran.
Faktor eksternal ada, lingkungan sosial. Yaitu lingkungan sosial, lingkungan masyarakat dan lingkungan keluarga. Sedangkan lingkungan non sosialnya ada, lingkungan alamiah seperti udara dan lain-lain. Kemudian, yang terakhir faktor instrumental, yaitu berkaitan dengan fasilitas.
2. Bentuk-bentuk motivasi
Menurut Sardiman (2012) terbagi menjadi dua bagian. Pertama, motivasi intrinsik, yaitu sederhananya adalah yang terbangun dari dirinya sendiri tanpa dorongan dari pihak luar pun sekalipun. Cirinya selalu ingin terus maju dalam beproses menjadi orang yang berkualitas. Contohnya supir angkot, dia mungkin sering ngeluh dengan pasaran yang kadang pasang - surut. Tapi mengapa dia tetap bertahan? Karena dia terbangun motivasinya di dalam diri, bodo amat nggak pujian juga yang penting dapat duit.
Kedua, motivasi ekstrinsik yaitu sederhananya adalah kebalikannya dari yang tadi. Dalam kecamata gue bagian yang ini banyak terjadi di dunia pendidikan sekarang. Dampaknya membuat para pelajar malas belajar. Dikit-dikit nuntut fasilitas, dikit-dikit ngeluh dengan lingkungan yang toxic padahal tinggal mikir aja menyikapinya bagaimana. Motivasi ini tentunya harus dihindari biar tidak ketergantungan.
3. Instrukur memotivasi warga belajar, diantaranya;
1. Membuat lingkungan belajar yang menyenangkan
2. Memberikan dukungan dan pujian
3. Menyajikan materi yang relevan dan menarik
4. Mengatur tujuan yang teratur
5. Memberikan umpan balik yang konstruktif
6. Menggunakan reward dan insetif
7. Memfasilitasi keterlibatan aktif
Itulah beberapa hasil dari pembelajaran kali ini. Cukup menarik sih ketika gue mengetahui soal dua bentuk motivasi menurut Sardiman, entah pada tahun tuh, asal kutip aja mereka euy.
Setelah shalat dzuhur gue OTW ke Padarincang bersama teman satu kelompok untuk mencari informasi perihal penolakan geotermall kronologinya karena apa. Tugas kami adalah menganalisis akar masalah, untuk kemudian didiskusikan bersama dalam pembelajaran mata kuliah analis masalah.
"Kita ini harus patuh pada peraturan pemerintah, terlepas dari kebijakannya yang kadang tidak rasional dengan kenyataan. Karena tanpa pemerintah, negara bisa kita bisa hancur kayak Palestina yang diobok-obok Israel." Ucap Pak RT dengan semangat ketika kami wawancara perihal penolakan geotermall di padarincang.
"Iya, benar pak." Jawab kami bersamaan.
Titik buntu. Yeah, penolakan atas pembangunan geotermall informasinya masih simpang-siur. Seperti halnya data di lapangan dibandingkan dengan data di beberapa media perbedaannya sangat mencolok. Titik buntunya adalah, di lapangan belum adanya alasan spesific dari pemerintah mengapa perusahaan itu harus didirikan dengan berbagai dinamikanya yang memancing amukkan warga setempat. Sebenarnya kalau dicari di beberapa media ada, alasannya sudah jelas juga. Cuman yeah, hanya untuk mengantisipasi lebih dalam agar mengambil kesimpulannya tidak berujung salah paham.
Sejauh ini, beberapa pihak pemerintah dan masyarakat setempat terbuka lebar ketika diwawancarai perihal geotermal, tentunya lampu hijau dong. Tinggal kembali lagi kepada misi awal, bukan ingin ikut campur tapi demi terpenuhinya nilai mata kuliah wkwk.
0 Komentar