Aku kira kamu seperti club Mancester City yang selalu berlangganan juara, tapi ternyata tidak. Kamu seperti club Mancester United yang tidak selalu berlanggan, tapi tetap setia bertahan.
Kamu tahu, seperti halnya Bayer Munchen yang berlangganan juara, di waktu yang tepat bisa kalah telak oleh Bayer Leverskuen.
Tetapi sehebat-hebatnya Bayer Leverskuen, di waktu yang tepat bisa kalah telak tak berkutik dilibas Atalanta.
Aku tidak ingin seperti Club Arsenal, yang menghabiskan satu musim menjaga piala orang. Itu melelahkan. Aku tidak ingin seperti Harry Kane yang rela hijrah demi ambisi juara. Dan aku tidak ingin seperti Club Barca, yang kalah juara tanpa aba-aba memecat nahkodanya.
Semua ingin juara, di detik itu juga harus menelan kecewa atau bahagia.
Aku hanya ingin seperti Son Houng Min, yang setia bersama Totetham meskipun nol gelar. Dengan tetap tegar bersama senyum khasnya menyapa para penggemar. Aku hanya ingin seperti club Juventus yang tidak gila target, tapi dapat mencapainya. Aku hanya ingin seperti coach Mancester United, ikhlas dilepas tanpa protes meskipun sudah mengantongi juara yang tidak banyak pihak menduga-duganya. Dan aku hanya ingin seperti Club PSG, yang tetap konsisten mengantongi juara, meskipun tidak dilabeli club para berbintang lagi.
Pandeglang, 31 - Mei - 2024
Club mancester city siapa yang sangka bakalan kalah di kejuaraan FA Cup oleh Mancester United dengan skor tipis 2 - 1. Padahal City digadang-gadang bakalan juara menambah trofi piala Liga. Tapi kembali lagi, siapa sangka kena libas.
Mancester United siapa sangka bakalan juara FA Cup setelah gagal mengantongi juara Liga. Bila MU kalah, orang-orang bisa berpendapat bahwa mereka masih berkabung. Tetapi nyatanya tidak, karena mereka sudah berdamai dengan kenyataan kemarin. Alih-alih bermain lesu, tapi bermain dengan ngotot, sehingga pantas juara. Di sini kita bisa simpulkan, bahwa gagal dalam satu kompetisi jangan menghabiskan energi dengan tangis yang berkepanjangan, tetapi bangkit menerima kenyataan, lalu menggunakan energi tersebut untuk mengantongi juara kompetisi yang lain.
Bayern Munchen, salah satu club papan atas Liga Germany yang selalu mengantongi juara secara bertahan. Tapi siapa sangka, Bayern Leverskuen hadir menggilas semua rival tanpa mengalami satu kekalahan sepanjang kompetisi. Daya gedor dan etos kinerja para pemain dalam bermain menyerang maupun bertahan patut diacungi jempol, begitu kolektif. Mereka juara Liga dengan pencapain luar biasa.
Atalanta terkenal santai tapi ganas bisa menyapu bersih club yang naik daun. Seperti halnya dulu dengan santai menggilas club Liverpool tanpa balas, padahal dulu Liverpool terkenal tim yang terkuat, sangat tidak mungkin bisa kalah, nyatanya tidak berkutik.
Korban yang sekarang dilibas oleh Atalanta adalah, Bayern Leverskuen. Digilas 3 - 0 tanpa balas. Bagaimana bisa ini terjadi? Begitulah bila waktu berkata sudah saatnya kalah.
Arsenal, dari awal sudah yakin akan juara. Tetapi hampir diujung mengunci trofi, mengalami beberapa kekalahan. Mancester City yang melihat celah itu, secara brutal berusaha menggeser posisi Arsenal di papan atas. Hasilnya apa? Mancester City yang juara. Arsenal merasa sangat terpukul, sudah lama menanti trofi bahkan dengan penjagaan yang super ketat, secepat kilat musnah sudah. Selama satu musim mereka hanya menjaga, dengan harapan dapat memilikinya secara utuh. Tapi itu runtuh, tinggal kenangan.
Bila pada akhirnya di hidup kita, Tuhan mentakdirkanku seperti Club Arsenal yang bertugas menjaga trofi tidak secara utuh, semoga aku tidak runtuh. Karena seperti Club Bayern Leverskuen, sekuat apa pun menggenggam pencapaian bila sudah saatnya berakhir, harus ikhlas melepas.
Suatu saat nanti, aku bisa seperti Club Arsenal yang menjadi tamu undanganmu. Atau seperti Club Mancester City yang menemanimu di pelaminan.
Harry Kane pemain andalan Inggris, mantan pemain Club Totetham bersama Son Houng Min. Sudah lama menetap bersama tapi tak satu pun mengantongi juara. Ambisi besar yang diidam-idamkan Harry Kane disorot menarik perhatian klub papan atas Liga Germany yang setiap musim juara, Bayern Munchen. Tanpa berpikir panjang, mereka sepakat berkerja sama. Tapi apa yang terjadi di akhir kompetisi? Bayern Munchen gagal juara kali ini, trofinya diambil dengan gagah ole Bayern Leverskuen yanh dinahkodai Xabi Alionso.
Ada beberapa pihak yang mengatakan Bayern Munchen gagal juara, karena kutukan dari Harry Kane. Padahal hanya kalah saing dengan Bayern Leverskuen yang tampil apik kali ini. Buktinya sepanjang musim meraih kemenangan tanpa sekali pun mengalami kekalahan.
Barcelona sedang berada di bawah awan, berbalik dengan rival-nya Real Madrid yang stagnan di atas awan seperti halnya Mancester City. Pasca gagal juara kompetisi Laliga, sang nakhoda Xavi Hernandes resmi dipecat, padahal dari segi permainan Barca sedang mengalami peningkatan, buktinya melahirkan Gavi di era kepemimpinan Xavi. Tetapi begitulah yang terjadi, ketika tidak memuaskan pimpinan club, harus siap angkat koper.
Club PSG musim ini kembali mengantongi juara Liga Perancis, meskipun tidak lagi dipenuhi pemain bertabur bintang seperti dulu ada Iionel Messi dan Neymar. Pindahnya beberapa pemain yang mempunyai julukan mega bintang sepak bola, tidak membuat Club PSG mengalami penurunan, kayak nggak ngaruh, biasa-biasa saja. Mereka tetap konsisten bermain diberbagai kompetisi, tanpa menyesali kepergian mega bintang.
Bahkan kabarnya, Mbappe akan hengkang dari PSG yang rumor-nya singgah ke Real Madrid. Apakah di musim depan, mereka mengalami penurunan atau tetap stagnan? Patut kita nantikan.
0 Komentar