Mengenal Era Metaverse dan Dampaknya Bagi Kita Semua

Sumber ilustrasi dari  Kompasiana.com

Era metaverse kini kian ramai diperbincangkan di sosmed. Ditambah dengan ramainya kabar dari Pemerintah Korea Selatan ingin mendirikan K-Metaverse setelah suksesnya membuat brand K-Pop, K-food, K-beuty ke kancah dunia internasional.

Kabar ini tentu menarik perhatian dunia. Terutama Perusahaan Facebook dan Microsoft yang jauh-jauh hari berlomba-lomba merebutkan posisi pertama sebagai investor metaverse.

Sebelum kita jauh membahas ke sana. Kita harus cari tahu dulu apa itu metaverse.

Metaverse secara sederhana adalah upaya untuk teleportasi dari dunia nyata ke dunia maya. Yang di mana di sana kita seperti menjalani ke hidupan nyata. 

Di sana kita bisa berekspresi dengan bebas. Bisa bermain, bekerja, berpetualang, dan lain sebagainya. 

Istilah Metaverse ramai diperbincangkan ketika pihak CEO Facebook Mark Zuckerberg mengganti nama Facebook menjadi Meta, pada tanggal 28 Oktober 2021. Sehingga istilah ini menyebar ke mana-mana dengan pesat sampai ke penjuru dunia.

Namun, tanpa kita sadari istilah metaverse sudah jauh-jauh hari ada. Yaitu di dalam novel fiksi ilmiah karya Neal  Stephenson, Snow Crash, tahun 1992. Di mana manusia bisa berubah menjadi avatar berinteraksi satu sama lain dalam dunia virtual tiga dimensi yang kelihatannya seperti nyata. 

Dan kini, kita istilah menjadi gencar-gencarnya setelah sekian lama kita mengabaikannya.

Lantas, apa dampak negatif dan fositif adanya era metaverse?

Dampak positif dari metaverse adalah semakin mudahnya kita berinteraksi dengan jarak yang lumayan cukup jauh. Kalau sekarang kita hanya bisa Vidio Call (VC), nanti kita akan bisa mengobrol seperti nyata. 

Tidak hanya itu, kita juga akan mudah menjelajahi tempat-tempat hiburan tanpa ribet naik Mobil, Kapal, dan Pesawat terbang. 

Tetapi dampak negatif dari metaverse adalah data kita mudah dikorupsi oleh para hacker yang jitu. Bukan tidak mungkin itu akan terjadi. Karena di masa sekarang saja para hacker dengan mudah meng-korupsi data-data kita, apalagi nanti.

Selanjutnya adalah angka kecanduan anak-anak remaja yang bermain metaverse pasti akan melejit tinggi. Toh, sekarang saja bermain ML, FF, dan PUBG sulit melepas gawai, apalagi nanti seperti masuk ke arena yang sebenarnya, mungkin mereka akan betah selamanya.

Untuk itu, kita memang harus bersiap siaga menghadapi era metaverse ini. Toh, baru era digitalisasi 5.0 saja kita masih kewalahan, apalagi nanti rintangan dan hambatan menghadapi era metaverse pasti! Akan sukar kita lalui.

Pandeglang, 1-02-2022




Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement