Gue Si Cowok Pendiam

Sumber ilustrasi dari  id.quora.com

Gue itu orangnya terkenal calm, dingin, cuek, jutek, dan irit ngomong. Itu kata mereka. Kalau kata gue sih, casual aja tuh. Gue berubah menjadi orang yang cepat akrab, plus terbuka denga orang-orang, pas sekarang menjabat sebagai ketua osis aja. Kalau gue nggak menjabat, gue pastikan akan tetap menjadi cowok pendiam. Soalnya, menurut gue pribadi menjadi cowok yang pendiam itu enak aja. Nggak pusing mikirin masalah orang lain. Pendiam di sini, bukan hanya diam aja ketika ditanya. Tapi, pendiam yang casual. Ketika ditanya, jawab. Ketika di abaikan, gue tetap santai.

Gue sering bertanya sama Adik-Adik kelas, dan teman sepantaran gue tentang sikap dan sifat gue dulu. Hampir setiap orang, mengatakan gue itu pendiam, cuek, dan bersikap bodo amat. Dan satu lagi, gue tertutup orangnya. Makannya ketika melihat gue sekarang yang berubah menjadi orang yang terbuka, eh, mereka pada aneh. Ini elo yah? Kok elo bisa berubah sih? Beda banget elo dari yang dulu? Banyak banget deh bacotan mereka yang harus gue dengar. Tapi gue nggak merisaukan omongannya, gue sih mau tetap santai aja. 

Pernah tuh, dulu ada kakak kelas yang nanya sama gue. Hm... dia cewek bro, incaran para cowok.

Dia: Hasim, elo kok berubah kayak gini. Beda banget kamu dari dulu.

Gue: Santai aja. Jangan pernah bertanya kenapa aku bisa berubah. Sebab, keadaanlah yang memaksakanku seperti ini.

Dia nggak bilang apa-apa lagi, selain senyum.

Bro, keadaan memang memaksa gue untuk berubah menjadi seperti sekarang. Semua ini karena jabatan yang gue pegang. Di sekolah, gue megang dua jabatan. Yaitu menjadi ketua osis, plus menjadi ketua rohis. Hebat banget gue kan😅 

Sebenarnya gue sudah lelah banget deh menjadi ketua osis. Tiap hari harus memperhatikan murid-murid. Sampai gue lalai memperhatikan dia. Efeknya, dia marah-marah sama gue. 

Dia: Kamu sekarang berbeda! Dulu kamu sering perhatian, tapi kenapa kamu nggak! Aku ingin diperhatikan seperti dulu lagi! (Lalu menangis. Ups! Cewek emang kayak gitu).

Lalu, gue tersenyum padanya. Dan memeluknya untuk memberikan ketenangan. Tapi ternyata... yang gue peluk bantal guling. Haduh, jadi tadi hanya mimpi doang?! Iyah.

Di sekolah gue itu sebenarnya nggak ada rohis. Yang ada adalah SKO(Sekbid Kerohanian Osis). Sebab, rohis di sekolah gue belum otonom. Seharusnya sih, yang jadi ketua rohis jangan gue yah! Tapi dia tuh yang jadi ketua sekbid Agama. Karena dia nolak, sampai ampun-ampunan nggak mau(padahal gue nggak ngancam dia buat nge-bunuh) ya udah, gue megang dua jabatan aja. Anggap aja ini sebagai medan latihan. Yang serius nya nanti pas gue sudah siap berjabat tangan dengan Pak Penghulu. Wkwkwk.

Jabatan gue sebagai ketua osis dan ketua rohis bentar lagi usai. Maka gue harus bersiap-siap dari sekarang menyiapkan generasi untuk tahun mendatang. Biarlah di jabatan gue sekarang program osis dan rohis tidak berjalan baik. Asalkan tahun depan, harus berjalan lebih baik.

Setelah habis jabatan nanti, gue berinisiatif buat kembali menjadi cowok yang pendiam dan tertutup. Nyaman aja gitu bro. Kita nggak diribetkan dengan masalah orang lain. Tapi kita lebih diribetkan dengan masalah pribadi. Apakah ini salah? Tidak. Ini hak gue dong. Yang terpenting adalah, ketika ditanya gue jawab. Urusan orang lain suka dan tidaknya kepada apa yang gue lakukan. Bodo amat!

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement