Sumber foto darl Internet
Penulis : Habiburahman El ShirazyPenerbit : Ihwah Publshing House
Cetakan 1 : januari 2011
Halaman : 545
Setiap orang yang beriman kepada Tuhan menginjakkan kakinya di suatu tempat, wilayah atau dalam hal ini Negara, maka ia akan menyebarkan cinta, kasih dan dampak yang positif. Cerita ini dimulai oleh tokoh utama Bernama Muhammad Ayyas yang berkunjung ke Rusia untuk melakukan penelitian sebagai syarat menyelesaikan tesis magister. Karena di Rusia ia mempunyai teman waktu SMP dulu, ia menghubunginya untuk dicarikan tempat menginap selama melakukan penelitian.
Ketika sampai di bandara kota Moskwa, Ayas bertemu Devid teman lamanya itu. Dikejauhan ada Supir taksi berhidung bengkok, sambil memainkan kunci mobilnya sibuk memantau orang-orang berkerumun yang baru turun dari Pesawat, saat matanya tertuju kepada Ayyas dan Devid yang berwajah Asia, dia tersenyum penuh kemenangan, lalu menyapanya mau ke mana mereka. Devid yang sudah tahu bahwa dia akan dipermainkan oleh si Supir berhidung bengkok, berpura-pura polos dengan cara tidak bisa Bahasa Rusia.
Ayyas yang merasa kedinginin mempertanyakan alasan Devid berpura-pura tidak berbahasa Rusia, dan kalo bisa nego harganya jangan kelamaan karena dirinya sudah tidak tahan ingin cepat sampai Apartemen. Diperjalanan terjadilah percakapan antara Devid dan Ayyas tentang masa SMP nya dulu, di mana dulu Ayyas pernah mendapatkan hukuman dari Bu Tyas selama satu semester, lantaran menjepret punggung Bu Tyas dengan karet. Devid bertanya, mengapa Ayyas melakukannya? Dia menjawab bahwa penasaran dengan raut muka Bu Tyas yang cantik, kalo marah mukanya tetap cantik atau menyeramkan. Ternyata hasilnya sangat menyeramkan.
Devid bertanya bagaimana ceritanya Ayyas bisa kuliah di Madinah, dan sekarang harus ke Rusia untuk melakukan penelitian. Jadi dulu, Ketika di Magelang Ayyas sempat kuliah di sana, tiba-tiba di pondoknya kedatangan orang Madiah, ngobrol-ngobrollah dengan mereka, karena memang Bahasa arabnya lumayan fasih. Besoknya sebelum pulang ke Madinah, orang arab tersebut memberikan Formulir Pendaftaran masuk kampus yang ada di Madinah, ke Ayyas. Iseng-iseng ia mengisinya. Beberapa hari kemudian ia dapat informasi bahwa dirinya keterima di salah satu kampus yang ada di Madinah, yang ternyata si orang arab sebelumnya adalah Dosen di sana. Jalur orang dalam ini hehe.
Kemudian, giliran Devid menceritakan perjalanannya, yang dulu dari Magelang pindah ke Bandung mengikuti Ayahnya, lalu kuliah ke Singapura. Di sanalah dia bertemu teman dari Rusia, namanya Eva Telyantikova yang menurutnya sangat cantik. Hubungannya sangat dekat, bahkan dia hidup ala eropa yaitu hidup satu rumah. Devid terang-terangan menyampaikan bahwa dia sudah lama tidak memegang adat ketimuran, alasannya sangat mengungkung. Dia lebih suka hidup ala eropa yang bebas melakukan apa pun yang diinginkan tanpa terhalang oleh aturan-aturan kaku.
Mendengar pernyataan temannya, Ayyas cukup terkejut. Kok temannya bisa berubah? Begitu kira-kira yang ada dipikirannya. Untuk menceramahi perbuatan temannya, ia merasa tidak perlu karena melihat kualitas keilmuan Devid yang cukup tinggi, bahkan dulu pas di SMP rangking-nya selalu masuk tiga besar. Dibadingkan dengan dirinya, tentu jauh. Ia berterima kasih kepada Tuhan, karena walau bagaimana pun juga masih dijaga oleh-Nya dari hal-hal yang menyimpang seperti temannya. Dalam hati ia mendoakan temannya semoga diberikan pentunjuk dan hidayah-Nya untuk Kembali ke fitarhnya sebaga manusia sejati.
Atagfirullah, aku berlindung kepada-Mu dari fitnahnya Wanita. Ucap Ayyas Ketika melihat perempuan cantik Rusia. Devid menggodanya, bahwa itu baru permulaan, nanti setiap hari Ayyas akan melihat lebih dari itu.
Supir yang berhidung bengkok itu tidak memberikan kembalian dari ongkos yang diberikan oleh Ayyas. Devid hanya tersenyum, lalu meminta temannya untuk tenang. Dengan santai, Devid berkata memakai Bahasa Rusia kepada supir yang berhidung bengkok untuk mengembalikan uang yang diberikan oleh temannya tadi, karena dia mempunyai uang yang pas nominalnya. Kalo tidak mau, mereka akan mengambil kopernya, lalu menulis nomor plat mobilnya, besok Pagi nanti akan datang geng (yang cukup ditakuti di Rusia) menemuinya. Digertak seperti itu, si Supir kena mental guys, lalu menuruti apa yang disampaikan oleh Devid, dengan syarat masalah mereka selesai.
Sesampainya di Apartemen, Devid tipis-tipis memberitahu Ayyas bahwa nanti akan satu Apartemen dengan dua perempuan. Tentu dong, Ayyas terkejut. Kok bisa sih! Dengan tenang Devid menjawab nanti akan menjelaskannya Ketika sudah berada di Apartemen. Ada tiga pertimbangan Devid mengapa dirinya lebih memilih Apartemen itu, meskipun harus bersama dua permpuan Rusia yang pastinya cantiknya tiada tara.
Pertama, permintaan Ayyas adalah posisi Apartemen yang srategis dekat ke mana-mana, sehingga mempermudah akses dalam melakukan penelitian nanti. Kedua, Apartemen yang dipilihnya sesuai dengan budget yang disebutkan Ayyas. Ketiga, mengapa tidak dicarikan satu apartemen dengan lelaki saja? Devid berpandangan bahwa satu apartemen dengan lelaki belum menjamin nyaman, bisa jadi lebih parah, sebagaimana kita ketahui budaya Barat seperti Gay bebas dilakukan, dan hal-hal lainnya. Mendengar penuturan dari temannya yang cukup logis, mau tak mau Ayyas menerimanya.
Pada malam harinya, Ayyas diajak oleh teman satu Apartemennya untuk makan bersama di ruang tamu, namanya Yelena. Awalnya Ayyas menolak dengan alasan masih kenyang, tetapi Yelena bilang ini sebagai bentuk ucapan selamat datang.
Akhirnya, Ayyas pun luluh. Ketika mereka sedang makan bersama sambil berbincang santai, pintu Apartemen terbuka dan masuklah seseorang namanya Linor, teman satu Apartemen mereka. Wajahnya sangat cantik, tetapi sikapnya dingin melebihi salju di kutub utara hehe. Tadinya sih basa-basi antara Ayyas da Linor, saat Linor tahu bahwa Ayyas beragama Islam, dia mengeluarkan sarkas bahwa ternyata masih ada di Dunia ini yang menganut ajaran primitf. Wih, di ulti balik dong sama Ayyas, sayangnya nggak lama karena Yelena langsung menengahi dan meminta Linor untuk istirahat.
Jika Pagi datang, orang yang lalai akan berpikir apa yang harus dikerjakannya. Sedangkan, orang yang berakal (beriman) berpikir apa yang akan dilakukan oleh Allah kepadanya. (Ibnu Athaila) halaman 58.
Di Pagi hari setelah berdzikir, Ayyas teringat apa yang disampaikan oleh Ibnu Athaila itu. Ia meminta perlindungan kepada Tuhan untuk senantiasa menguatkan iman islamnya, meskipun berada di Negara Rusia yang menjadi situs video dewasa terbesar di dunia, dan perilaku-perilaku menyimpang lainnya. Setelah tiga hari istirahat dan berdamai dengan musim salju yang sedingin si dia hehe, Ayyas memutuskan untuk pergi ke Kampus yang dituju untuk bertemu dengan Profesor Tomskii, seorang Guru Besar Sejarah Asia Tengah yang sangat disegani oleh para sejarawan di Rusia. Ayyas diantar oleh Yelena, yang kebetulan satu arah, lalu mereka pun sambil bercakap-cakap panjang tentang keindahan Rusia.
Profesor Tomskii tidak ada di ruangannya, menurut pembantunya sedang ada rapat bersama Rektor, jadi Ayyas menunggu dulu. Setelah lama menunggu, datanglah Profesor Tomskii dengan ceria, Ia bercerita bahwa temannya yang merekomendasikan Ayyas meminta bimbingan kepadanya, memang cukup detail menggali informasi sampai ke akar-akarnya, tidak cukup dari internet. Jadi hasil penelitian nanti, representative.
Tetapi sayangnya, Profesor Tomskii tidak dapat menemani Ayyas dalam beberapa bulan karena berdasarkan hasil rapat tadi bersama Rektor, dirinya harus pergi ke Isntanbul untuk menyelesakan suatu konflik kenegaraan. Maka dari itu, Ia menelphone asistennya yang masih muda, dia cewek namanya Anastasia Palazzo. Profesor Tomskii mengatakan bahwa asistennya ini cerdas, tetapi keras kepala, sudah ada beberapa lelaki yang tertarik kepadanya, semuanya ia tolak. Bila Ayyas mampu mendapatkannya, itu sebuah keberuntungan.
Besoknya Ayyas Kembali datang ke Kampus MGU, menemui Doktor Anastasia Palazzo. Sebelumnya Ayyas sudah riset profilnya seperti apa, agar Ketika bimbingan diberi kelancaran. Ayyas diberi pertanyaan oleh Doktor Anastasia, pertama judul penelitiannya. Kedua, apa yang didapatkan olehnya selama belajar sejarah. Pada momen inilah serunya, di mana Ayyas menjawabnya dapat mengetahui seorang perempuan cantik yang masih muda, bergelar doctor, tak lain memuji Anastasia. Wih, dibucinin seperti itu, namanya juga cewek ya salting cuy! Bahkan Ketika membacanya sampai berpikiran, apaan ini? Boleh juga tipsnya hehe.
Dampak dari bucinan itu, Anastasia mulai menyukai Ayyas secara diam-diam. Tentu dong geteran itu dirasakan oleh Ayyas, tetapi ia sembunyikan di dasar palung hatinya agar tetap stay cool menerima ujian-Nya. Ketika pulang ke Apartemen, ada hal yang membuat Ayyas marah besar. Di Ruang tamu, Linor dan seorang bule sedang melakukan hubungan dewasa, dengan santai si bule mengajak Ayyas, tetapi tanpa memandang sedikitpun ia menggubrisnya, lalu masuk kemar dan membanting pintu dengan keras.
Suara adegan dewasa, semakin dibuat-buat, untuk mengalihkannya Ayyas memutar murotal dengan full volume, membuat si bule marah. Yeah, terjadilah perdebatan, berujung berantem yang dimenangkan oleh Ayyas. Tanpa diketahuinya, bule yang Bernama Sergei yang seorang kaki kanan mafia di Rusia, itu telah mati dan dibuang oleh Linor.
Kepercayaan akan keberadaan Tuhan, belum diterima oleh Yelana. Dulu, sebenarnya Ia beragama Muslim, tetapi seiring berjalannya waktu Ia berubah menjadi Agnostik. Sampai pada akhirnya Ia mengalami tragedi besar, setelah bekerja melayani para lelaki belang, Ia disiksa sampai tak sadarkan diri, lalu dibuang begitu saja layaknya sampah.
Hujan salju membuatnya menggigil, sayangnya Yelena tak bisa bergerak, Ia berpikir kalau tidak ada yang membantunya, kemungkinan besar akan meninggal. Apakah dia sudah siap meninggalkan dunia ini, dengan bekal yang belum cukup? Tanyanya dalam hati. Pertolongan Tuhan hadir lewat Bibi Margareta seorang pengemis jalanan, yang kebetulan pada waktu itu setelah berusaha meminta bantuan kepada orang-orang yang lewat untuk menggotong Yelana, dari kejauhan Ia melihat Ayyas, lalu meminta bantuannya. Awalnya Ayyas menolak, tetapi hati nuraninya tak tega, akhirnya ia pun luluh. Betapa kagetnya Ayyas, setelah mengetahui bahwa orang yang tak berdaya itu adalah Yelena, tanpa menunggu waktu yang panjang, Ayyas bersama Bibi Margareta membawa Yelena ke Rumah Sakit terdekat.
Linor begitu terkejut ketika diberitahu oleh Ayyas, bahwa Yelena dibawa ke Rumah sakit. Dan selama beberapa hari, Yelena dirawat sampai benar-benar pulih.
Beberapa hari kemudian, Anastasia Palazzo mengajak Ayyas untuk menjadi Pembicara dalam Seminar tentang "Tuhan di Era Modern" yang akan diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran. Meskipun Ayyas mengalami kesenjangan prestasi akademik dengan beberapa Pembicara di Seminar itu, tetapi publik speaking-nya begitu memukau berdasarkan data dan fakta yang relevan. Tanpa disadarinya, Ia mendapatkan ciuman kasih sayang dari Anastasia Palazzo. Mengalami hal yang tak terduga itu, membuat Ayyas benci, dan Ia merasa mempunyai banyak dosa. Akibatnya selama beberapa hari, Ia absen bimbingan yang membuat Doktor Anastasia Palazzo kian merana.
Eksistensi Ayyas mulai tersebar setelah dirinya tampil memukai di Acara Seminar, sampai ada salah satu stasiun televisi mau mengundangnya bersama Doktor Anastasia untuk tampil dalam program diskusi. Ketika Ia tampil layar televisi, tiba-tiba ada berita bahwa telah terjadi ledakan Bom di suatu tempat, pelaku berinisial MA.
Usut punya usut, peristiwa peledakan bom itu sudah direncanakan oleh kelompok yang tidak menyukai Islam. Mereka melakukannya untuk menjebak Ayyas, lalu menciptakan Islamphobia. Tetapi kenyataannya mereka kena ulti, karena Ayyas mempunyai alibi yang kuat. Pertama, ketika ledakan bom terjadi, posisi Ayyas sedang tampil di layar Televisi, secara logika nggak mungkin satu tubuh bisa melakukan aktifitas di dua tempat. Kedua, bantuan dari pihak-pihak seperti Anastasia Palazzo, Kedutaan Indonesia dan lain-lain.
Di lain tempat, Linor merasa dirinya terancam karena telah gagal menjebak Ayyas, pastinya Kelompoknya yang tidak menyukai Islam akan mencarinya untuk dibunuh. Maka dari itu, Ia pergi menemui Ibunya yang berada di lain Negara. Betapa terkejutnya Ia, setelah Ibunya menceritakan bahwa Linor bukan anaknya, melainkan anak titipan dari seorang perempuan yang berdarah Palestina.
Sedangkan Devid dan Yelena, setelah berbicara dari hati ke hati sepakat untuk menikah dan semakin memperbaiki diri. Mereka kembali ke fitrahnya sebagai manusia sejati. Begitu juga Linor, akhirnya memeluk Islam, namanya berganti menjadi Sofia, Ia pun mendapatkan ketenangan yang selama ini didambakannya.
0 Komentar