Bersama teman-teman kelas B
“Teman-teman, mencari itu mudah di era sekarang. Tetapi yang susah adalah mempertahankannya. Toh, dalam konteks perasaan juga begitu, bukan?” Kata Dosen memberikan lelucon di kalimat pembuka.
“Iya Pak, susah banget.” Jawab teman gue
“Begitu juga dengan halnya belajar. Kita mencari itu mudah, tinggal akses saja. Tetapi mempertahankannya itu susah. Nah, maka dari itu karena bobot mata kuliah kali ini bobotnya tiga sks, kira-kira teman-teman kuat bertahan nggak?”
Jawaban dari teman-teman gue bermacam-macam, ada yang bilang kuat pak! Nggak kuat Pak! Kalo si dia masih dengan yang lain hehe. Lebih lanjut Dosen mengatakan dengan leluconnya bahwa, kalo lapar sekarang jangan makan, karena dari tadi ngapain aja heh.
Hari ke seratus delapan puluh tiga ngampus, mata kuliah ada dua yaitu: Penelitian Sosial dan Pengembangan Model Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar Berkelanjutan. Untuk penelitian social dilaksanakan secara offline di kelas, elo tahu bobotnya ada berapa? Tiga sks cuy. Materi di sampaikan oleh seorang Profesor yang terkesan disiplin, tegas dan tidak bisa neko-neko. Makannya gue takut-takut gimana gitu.
Pas di semester satu ketika Profesor ini mengampu mata kuliah Landasan Pendidikan, kami diajar full online, nggak pernah sekalipun bertemu tatap muka. Tetapi untuk di semester kali ini, akhirnya kami bisa bertemu, ternyata tidak segarang itu Co! Malahan humoris euy. Elo tahu, bobot mata kuliahnya tiga sks, professor ini beneran mengajar sampai habis tuh waktu. Ia bilang bahwa, kita harus belajar jujur dengan waktu yang telah ditetapkan oleh pihak yang memberikam kita amanah. Ya, Namanya juga seorang Profesor, tentu dong proses pembelajarannya nggak monoton banget, memang sih nggak setiap Profesor seperti ini, tapi yeah begitulah.
Di penyampaian materi, Profesor menyinggung soal manusia yang sempurna. Menurutnya, manusia yang sempurna itu dimulai dari Cerdas Intelektual dan Cerdas Budaya, sehingga melahirkan sukses tanpa dosa. Pada bagian sukses tanpa dosa inilah, ia menyinggung soal budaya mahasiswa yang tidak mau juur dalam mendapatkan nilai yang besar, sehingga tidak melahirkan sukses tanpa dosa. Efeknya adalah, tidak ada kebanggan diri yang benar-benar puas. Ketika mendengar penyampaian ini, jujur gue mengaku bersalah pernah melakukannya, maka untuk itu gue akan terus berusaha konsisten dalam menjauhi hal-hal seperti itu. Semoga Tuhan senantiasa memberikan arahan dan bimbingan manakala menyimpang dari jalan-Nya.
Tujuan utama dari Penelitian Sosial adalah untuk mencari kebenaran. Di power point text, Profesor membagi dua tentang kebenaran yaitu: Epistemologi, riset. Ontologi, Pendekatan. Aksiologi, Manfaat Ilmu. Sedangkan dalam Islam Epistemologi, wahyu. Ontologi, pendekatan. Aksiologi, mengatur hubungan vertical dan horizontal biasa kita sebut, Hablumminallah Wa Hablumminannas. Ketika gue cermati, pikiran gue teringat kepada materi Filsafat Ilmu, yeah ini memang ranah, bentuk, atau jenis filsafat ilmu, yang jelas masih ada keterkaitan.
Pengutipan pendapat dari para tokoh disampaikan tipis-tipis oleh Profesor. Di mana ada dua, pertama ada yang, menurut Dr. Abcd, (2025:17) sebelumnya harus ada tanda koma euy. Kedua ada yang, lingkungan hidup merupakan ladang usaha bagi setiap makhluk hidup untuk bertahan dan beradaptasi (Dr. Abcd, 2025:17) Yeah, begitulah. Menurut gue pengetahuan kayak begini penting untuk diketahui dan dikuasai agar tidak kebingungan saat menulis karya ilmiah. Nantilah, gue belajar tipis-tipis di You tube hehe.
Mata kuliah kedua, Pengembangan Model Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar Berkelanjutan dilaksanakan secara offline. Yeah, hanya kontrak mata kuliah doang, sambil tipis-tipis pangantar titik focus mata kuliah arahnya akan ke mana. Selesai dari itu, gue langsung OTW pulang, pokoknya awal perkuliahan kali ini gue menjadi mahasiswa kupu-kupu dah, gue sih merasa nyaman-nyaman aja, nggak ada permasalahan. Terkait tambahan ilmu, bisa gue cari lagi di luar nanti, bukan di kampus saja.
Oh yah, untuk perkuliahan kali ini gue kembali tidak membawa buku, Masya Allah bisa-bisanya cob ague kelupaan euy, padahal dari rumah sudah sengaja gue siapkan untuk dibawa. Dan kocaknya lagi, gue tidak membawa Leptop, jujur dah gue sedikit kebingungan, tapi setelah dipikir-pikir mencari solusi, ya udah santai dulu nggak sih hehe.
Pandeglang, 18 – Februari 2025
Pandeglang, 18 – Februari 2025
0 Komentar