Hari Ke Seratus Delapan Puluh Dua Ngampus

“Guys, tiba-tiba pembelajaran dilaksanakannya dimajukan menjadi pukul sepuluh.” Ucap Penanggung Jawab Mata Kuliah, yang membuat grup WA kelas rebut.

“Kok bisa sih!”

“Woi! Kabar macam apa ini, tiba-tiba diganti!”

“Yah, gue nggak bisa masuk lagi kalo dadakan kayak begini.”

“Waduh, izinin gue yah.”

Dan keluhan lainnya. Sementara itu, menyikapi hal ini gue hanya diam, belum bisa memutuskan harus bagaimana ini. Yeah, kalo gue kebut untuk OTW bisa aja sebenarnya, tapi resikonya itu loh! Setelah lama berpikir gue memutuskan untuk izin saja dah. Kocak emang, baru awal masuk langsung izin, hm…biarlah.

Hari Ke Seratus Delapan Puluh Dua ngampus, adalah awal masuk kuliah semester empat. Jujur gue sedang mempersiapkan diri dari aspek mental dan lain sebagainya untuk menghadapi semester kali ini, biar tidak kebingungan aja gitu. Ada hal yang gue rasakan ketika masuk ke Kampus dan masuk Kelas, gue merasa biasa aja gitu, nggak ambisi banget, nggak tahu kenapa dah yang jelas begitu aja.

Terkait tulisan di hari ke seratus delapan puluh sampai ke bawah, belum selesai gue garap. Alasannya sih sama seperti kemarin, malas banget dah, gue kehilangan arah dan gairah, yang akhirnya kembali terbelengkalai. Di awal ngampus kali ini, Alhamdulillah gue sudah mempunyai Leptop, dan elo tahu itu adalah awal di mana gue membawanya ke Kampus, serius dah ribet banget euy. Gue harus benar-benar hati-hati banget membawanya, takut jatuhlah, diambillah, kehujananlah dan lain sebagainya.

Tidak masuk di mata kuliah pertama, membuat gue sedikit khawatir, berarti jatah gue untuk tidak masuk kelas berkurang satu, mana nanti ketika ada acara organisasi eksternal harus ada izin Panjang lagi, hm… biarlah gimana nanti aja dah. Diperjalanan menuju Kampus, suasana di luar Mobil baru reda hujan yang membuat gue harus berjaga-jaga melindungi Leptop biar tidak kehujanan.

Ketika gue memasuki area Kampus sambil menenteng Leptop, jujur dah gue merasa aura positif banget, kayak waw gitu hehe. Tujuan gue adalah, mencari kelas kosong untuk rehat sejenak, tetapi sayangnya tidak ada cuy. Elo tahu kenapa? Pertama karena awal masuk, dan yang kedua adalah karena hari senin, jadi biasanya semua kelas full terpakai. Ternyata benar, dari lantai satu sampai lantai ke empat terisi semua, mentok-mentok akhirnya gue datang ke Mushola.

Mata kuliah pertama, Pengembangan Kompetensi Era Revolusi Indistri Abad 21 seperti yang gue sampaikan tadi, tidak bisa masuk karena ada dadakan perubahan jadwal. Untuk mata kuliah kedua, Pemanfaatan ICT dalam Pendidikan dan pelatihan gue masuk kelas. Materinya seperti biasa, hanya kontrak mata kuliah sambil tipis-tipis penyampaian materi yang akan dipelajari nanti. Berikut gue paparkan materi-materinya sebagai berikut: 

Dunia berubah dengan tidak terduga, kita tidak bisa memecahkan masalah baru dengan cara lama

1.     Perubahan di Pendidikan. Gelar Pendidikan tinggi mengalami inflasi kualitas dan kuantitas serta, gelar Pendidikan tidak selalu menjadi rujukan. Artinya adalah, seiring berjalannya waktu gelar Pendidikan mengalami peningkatan dari mulai kualitas dan kuantitas, sehingga mempunyai gelar sarjana itu sudah dianggap biasa. Dan proses mendapatkannya bila dibandingkan dengan tahun sebelum-sebelumnya lebih mudah. Hal ini dipicu oleh dunia teknologi yang semakin berkembang. Penjelasan selanjutnya soal Pendidikan tidak selalu menjadi rujukan benar adanya, bahwa kadang mendapat pekerjaan tidak sesuai dengan latar belakang Pendidikan yang kita ambil.

Lebih lanjut, dosen menyampaikan bahwa terkadang aneh melihat fenomena sekarang. Contohnya, ada seorang Influencer Ria Ricis memasarkan produk kecantikan di Sosmed-nya, di lain dimensi juga ada seorang Dokter yang ahli dibidang itu memasarkan produk kecantikan, rata-rata hasil penjualannya lebih banyak ke Ria Ricis, bukan Dokter tersebut. Mendengar hal ini, gue sebenarnya menilainya gimana orangnya sih. Okelah, untuk orang-orang yang tidak mau pasti membeli produk yang dipasarkan oleh Ria Ricis, sebaliknya untuk orang yang kritis, dan ingin tahu soal produk tersebut mendalam, pasti lebih memilih yang dipasarkan oleh Dokter. 

Dosen juga menyinggung soal Dedi Combuzier yang masuk kementrian pertahanan, padahal menurutnya dari segi latar belakang dia tidak pernah melihat berkecimpung dalam dunia pertahanan, toh yang kemarin hanya penghargaan doang dari Kementerian sebelumnya. Raffi Ahmad dan Varel juga kembali disinggung, yeah pada akhirnya Dosen menjelaskan bahwa itulah perubahan, kita tidak bisa menghalangi itu untuk terjadi, melainkan belajar untuk menerima sambil beradaptasi.

2.    Untuk peubahan ekonomi, pendapatan tetap Vs Tetap Berpendapatan tidak dibahas oleh Dosen, nggak tahu kenapa dah. Cuman hanya cerita soal apa yang dialaminya. Jadi, Tahun kemarin ia lulus dari jenjang S2 bersama temannya, bareng-bareng dah test CPNS. Qodarullah, ia diterima sedangkan temannya tidak. Setelah satu tahun start di bidang masing-masing, temannya sudah ke beli mobil sedangkan ia baru ke beli Motor NMAX, perbedaannya jauh banget. Setelah ditanya pekerjaan temannya apa, ternyata kerja freelace menjadi admin di Medsos, yeah kerja-kerja yang begitulah.

3.      Perubahan di Kaltur Kerja. Fleksibilitas dan mobilita: kerja remote, jam kerja fleksibel. Inklusivitas dan keberagaman: Peranan Wanita, mengahargai perbedaan. Kesejahteraan: Work Life Balance, Mental Health. Kepemimpinan: Data driven, transformative leadership, etc. Untuk di bagian ini Dosen menyinggung soal daya tahan gen Z terhadap bertahan kerja. Tahu sendiri dah, anak-anak gen Z kalo di dunia kerja, bosen dikit resign. Dimarahin dikit kena mental. Dan lain sebagainya, yeah begitulah. Tapi ini ada benarnya juga sih, soalnya gue mengalaminya hehe.

4.    Ada beberapa bagian yang salah satunya harus kita kuasai untuk menunjang masa depan, diantaranya: Money, Intelegence and Insight, Location and luck, education and expertise, status. Kemudian dosen menekankan kepada kami untuk bisa mengetahui di mana kemampuan kami masing-masing. Bila berada di uang, yaitu memiliki uang, maka harus memaksimalkan dengan sebaliknya, dan beberapa bidang lainnya.

Dunia akan terus berubah, namun kejelian kita untuk beradaptasi selalu menjadi kekuatan untuk bertahan di tengah ketidakpastian.

Setelah mata kuliah berakhir, tanpa berpikir Panjang gue mau OTW pulang ke Rumah. Kepada teman-teman gue bilang sedang dalam proses pemulihan kesehatan, jadi tidak bisa pulang malam dan nongki dulu. Perjalanan menuju Angkot, begitu padat, entahlah gue nggak tahu mengapa bisa sepadat itu, yang jelas gue berpikiran itu efek dari hari Senin. Ada satu  hal yang gue lupakan pada perkuliahan kali ini, yaitu: lupa membawa buku pinjaman dari Perpustakaan. Serius dah kayak merasa ada yang hilang gitu, meskipun gue berpikiran biarlah mencoba berbeda dulu, toh nanti juga besok diusahakan akan membawanya. Yeah, begitulah.

Pandeglang, 17 – Februari - 2025

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement