“Kadang gue aneh kenapa teman-teman gue pas libur semester sibuk belajar. Mulai dari Vika, Sherlly, Radit, Deni, termasuk elo. Padahal harusnya dinikmati, bukan party belajar.” Kata Angga mengeluhkan keadaan tim riset humaniora, saat mode liburan.
“Yeah, apa salahnya dengan party belajar?” Tanya gue menguji pemikirannya.
“Nggak salah, cuman gue ngerasa insecure aja berada di lingkaran tim yang pada ambisi dengan jalannya sendiri-sendiri.”
Mendengar pernyataannya gue hanya tersenyum, lalu mengatakan bahwa setiap orang pada hakikatnya memiliki caranya sendiri dalam menikmati liburan, jadi kita harus saling support satu sama lain.
Liburan semester, adalah waktu di mana kita rehat sejenak dalam proses pembelajaran di ruang kelas. Sebelum tiba masanya nanti digempur habis-habisan oleh tuga-tugas yang diberikan oleh Dosen. Seperti yang gue sampaikan kepada Angga, bahwa setiap orang memiliki caranya sendiri dalam menikmati liburan ini. Dapat kita saksikan teman-teman kita di luar sana ada yang healing ke tempat Wisata, ada yang bekerja, ada yang sibuk belajar sesuatu dan lain sebagainya. Bahkan ada yang di Rumah aja, itu gue sih hehe.
Kondisi tim riset humaniora yang kami bentuk Bersama atas dasar ingin tahunya soal data dan informasi sesuai proses kualifikasi dari berbagai perspektif, memang sedang pasif. Hal ini sebenarnya beradasrkan kesepakatan kami untuk liburan dulu, dan ternyata rata-rata liburannya sibuk dengan belajar memupuk diri, yang akhirnya Angga menganggap aktifitas itu dengan sebutan, Party Belajar. Kocak emang itu anak, ada aja idenya.
Terakhir komunikasi dengan tim hanya gue, Vika dan Sherlly eksperimen aplikasi “NGL” yang berujung perdebatan sengit, karena mereka mempertanyakan soal prinsip gue untuk menjomblo dulu, padahal kesempatan sudah berada di depan mata. Yeah, entah mengapa akhir-akhir ini bila perbincangan berujung kepada perasaan gue kurang minat, malas aja gitu kayak nggak ada topik lain aja. Lebih baik gue cabut dari perbincangan itu, lalu tidur dengan nyenyak di Rumah.
Produktifitas gue memang bisa dibilang sedang padat, gue harus bisa pintar-pintar dalam mengelola waktu agar tidak terbuang dengan percuma. Ingat boy, waktu adalah uang hehe. Kadang gue mikir kenapa yah gue nggak bisa diam aja gitu di Rumah tanpa sibuk belajar. Santai aja gitu menikmati liburan. Kemarin-kemarin sudah gue coba tuh, dan elo tahu bagaimana hasilnya kisana? Nggak nyaman banget euy.
Gue bersyukur kepada Tuhan mengetahui ketidaknyamanan ketika tidak mau melakukan sesuatu kegiatan, karena pertama berarti gue sudah terlepas dari zona burnout dan yang kedua motivasi instrinsik serta motivasi ekstrinsik gue stabil, tinggal bagaimana gue menjaga kestabilan itu agar tidak surut seperti halnya kemarin.
Jadwal yang padat ini setelah melalui refleksi diri, ada hal yang sering terlewat, yaitu alasan yang logis mengapa gue mau melakukan aktifitas itu. Biasanya gue hanya menjawab bahwa itu adalah sebagai bentuk belajar, tetapi sekarang gue berpikiran harus berbeda, mencoba ke tingkat selanjutnya. Yeah, meskipun hari libur semester gue isi dengan party belajar, jujur gue senang dan menikmati setiap momennya. Malahan gue berpikiran bahwa, inilah saatnya belajar menerapkan materi-materi yang telah dipelajari di Kampus, agar apa yang telah dipelajari tidak terbuang percuma dalam kepala.
Dan yang terpenting dari semua itu gue harus sering-sering refleksi diri, apakah semua produktifitas yang padat ini semakin mendekat diri atau menjauh dari-Nya. Wallahu’Alam.
0 Komentar