Sumber foto dari edtan Pixelab
"Apakah elo terkejut ketika membaca pesan-pesan di Aplikasi NGL, setelah disebar link-nya?" Tanya Vika kepada kami ketika rekapitulasi data penelitian.
"Terkejut banget euy." Jawab Sherlly antusias.
"Kalo gue sih biasa aja." Jawab gue santai, yang membuat mereka menatap dengan mimik muka, tidak percaya.
"Setelah ada yang mengajak nge-date, kata itu elo anggap biasa aja!" kata Vika
"Dan setelah ada yang menganggap elo sohib, respon elo biasa aja. Sebenarnya elo mau tipe cewek yang seperti apa sih, Co." Tambah Sherlly.
Gue hanya diam, membiarkan pikiran mereka sibuk menerka.
Aplikasi NGL adalah salah satu aplikasi yang dapat memberikan pesan anonim kepada yang meyebarkan link tersebut. Kemarin, kami bertiga yaitu: Gue, Sherlly dan Vika sedang berada di fase gabut. Mau melakukan riset sosial humaniora membuat kami malas, tentu dong ini masalah.
Setelah kami pikir-pikir, harus cari solusi nih agar produktifitas riset tetap dilakukan. Jadi, kami sepekati untuk rehat dulu dari aktifitas riset, iseng-iseng ada pemikiran konyol untuk membuat pesan anonim dengan tujuan agar menjadi bahan hiburan sekaligus refleksi diri. Ya udah, kami buatlah di gawai masing-masing, untuk kemudian kami rekap.
Buat apa direkap, bukankah itu ranahnya privasi?
Nah, ini juga yang sebelumnya menjadi perdebatan, konyol aja ada pemikiran seperti ini. Tetapi setelah berdiskusi cukup sengit, kami memutuskan untuk adanya rekap. Jadi, setelah ada pemberitahuan pesan masuk selama se-minggu kita menceritakan tuh, untuk tadi dijadikan sebagai bahan hiburan sekaligus refleksi diri.
Ada beberapa pesan anonim yang membuat gue refleksi diri, tetapi ada juga salah satu pesan yang membuat gue tidak menyangka ada gitu. Yaitu, ada yang merujuk ke soal rasa. Wih, kaget gue tuh. Makannya gue biarin aja dah, bukan berarti gue tidak pedulli, tapi bingung sih gimana mau membalasnya hehe.
Gue memandang, kalo pesan anonim tersebut dari Cowok, biarinlah. Tetapi sebaliknya kalo dari Cewek biarin juga dah, karena gue sedang fokus kepada perkembangan diri. Banyak hal yang harus gue ketahui agar nggak planga-plongo hidup di Dunia yang fana ini. Gue hanya bisa mendoakan semoga semuanya berjalan dengan baik sesuai skenario-Nya.
Pesan-pesan anonim tersebut, bagai peluru bagi Sherlly dan Vika yang menembaki pondasi-pondasi yang sedang gue bangun. Pertanyaan-pertanyaan seputar, mengapa gue memilih untuk menjomblo di saat ada beberapa kesempatan yang seharusnya bisa dimaksimalkan dengan baik, sehingga berpotensi besar keluar dari zona yang telah kuat gue pegang selama ini. Gue sih seperti biasa, menjawab dengan santai, bahwa biar sang maha pemilik waktu yang akan menentukan.
Pesan-pesan anonim tersebut, bagai peluru bagi Sherlly dan Vika yang menembaki pondasi-pondasi yang sedang gue bangun. Pertanyaan-pertanyaan seputar, mengapa gue memilih untuk menjomblo di saat ada beberapa kesempatan yang seharusnya bisa dimaksimalkan dengan baik, sehingga berpotensi besar keluar dari zona yang telah kuat gue pegang selama ini. Gue sih seperti biasa, menjawab dengan santai, bahwa biar sang maha pemilik waktu yang akan menentukan.
0 Komentar