Analogi Meningkatkan Motivasi Belajar Dari Terpuruknya Club MU

Sumber foto dari inernet
Mendapatkanmu adalah sebuah keberuntungan yang besar, bagiku yang tiap pekan harus tergeser ke bawah klasmen. Mereka ramai-ramai berkata, jangan berharap menang! Sebelum membawa pulang salah seorang antara pelatih atau pemain.

Egoku berkata, aku pasti bisa yura! Tanpa membawa salah satunya pulang. Aku besar, dan sudah banyak dikenal dari berbagai tempat. Tinggal memacu daya gedor lagi, dengan resiko namaku menjadi asupan lelucon.

Tiga kali kuberjuang mati-matian, semuanya bukan menjadi pil obat penenang, melainkan pil obat yang semakin membawaku ke pinggir jurang. Antara takut jatuh atau bangun seperti sediakala, itulah yang kurasa. Dan aku percaya pasti bisa yura! Membuktikanya di lain kesempatan. Karena menang milik si perancang sambil action, bukan milik si pengkhayal yang banyak omong.

Pandeglang, 01-Oktober-2024

Mendengar kabar performa MU yang sedang menurun, membuat gue sedikit bingung. Masalahnya siapa yang harus disalahkan? Kan semuanya sedang berjuang mengamankan point di setiap pertandingan yang digelar. Bicara soal permainan atau pertandingan tentunya harus ada yang siap menang dan kalah, itu adalah hukum alam yang tidak bisa diubah.

Dinamika dalam sebuah kelompok atau tim, selalu terdapat masalah hanya karena hal kecil, seperti kesalahpahaman. Seperti halnya legenda MU kemarin, setelah lama pergi, mendapat pangggilan hati untuk kembali. Segi permainan sama seperti yang dulu, meskipun dengan rekan-rekan yang berbeda, tetapi karena ada  masalah kecil, memilih pergi ke Club Al-Nasr.

Sekarang, masalah baru muncul lagi. Pihak eskternal banyak menyarankan untuk mengganti pemain atau pelatih seperti club yang lain. Tetapi hal itu tidak digubrisnya, pihak manajemen tetap kekeuh kepada prinsipnya untuk mempertahankannya.

Motivasi belajar yang didapat dari keadaan di saat terpuruk akan jauh lebih berkualitas dengan didapat dari biasanya. Mengapa demikian? Karena di saat terpuruk itulah momen di mana kita mengetahui siapa diri kita sebenarnya. Ketika itu hadir, langkah selanjutnya kita akan mencari tahu apa tujuan kita sebenarnya? Begitu juga dengan halnya club MU, mereka sedang merancang tujuannya untuk mendapatkan juara! Meskipun itu mustahil.

Motivasi belajar dari kekalahan yang dilakukan oleh Club MU, fokus kepada intrinsik, bukan ekstrinsik. Oleh karena itulah, proses menuju perubahannya membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Hal ini secara tidak sadar sering kita lakukan, di saat realita tidak se-manis ekspetasi.


Gue salut dengan pihak manajemen Club MU, yeah meskipun bagi orang-orang yang tidak suka, itu adalah bentuk ego atau menganggap diri besar. Salutnya karena percaya diri aja gitu tidak melakukan tranformasi di eksternal, melainkan internal dulu. Padahal bisa aja pihak manajemen memecat pelatih atau pemainnya yang dianggap tidak layak lagi bagi kemajuan club.

Menang itu memang milik si perancang yang langsung action, bukan banyak menghayal hanya sebatas ngomong. Dalam hal ini, MU terus berusaha untuk meraih kemenangan dengan cara action, bukan berhayal doang bakalan juara, tapi action-nya nihil.

Inilah yang dapat kita pelajari untuk tranformasi, yaitu bukan ingin saja, tetapi diusahakan untuk mendapatkannya. Urusan dapat atau tidaknya, itu bisa diatur nanti, yang penting mindset berpikirnya tidak menyesatkan.

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement