Bersama komunitas riset soshum
"Kak, kenapa yah saya merasa tidak mendapatkan lingkungan yang mendukung. Yang saya inginkan adalah punya teman se-frekuensi, jadi setelah selesai mata kuliah kita bedah lebih dalam lagi." Kata Maba yang satu jurusan dengan gue.
"Kok bisa begitu, apakah kamu tidak mencarinya?" Tanya gue.
"Sudah kak, tapi susah nggak dapat-dapat." Jawabnya dengan polos.
Dalam hati gue ketawa, ini persis yang gue alami dulu pas semester satu. Begitu haus akan ilmu baru, dan diskusi bareng teman satu frekuensi gue anggap sebagai hal isntimewa yang harus terwujud. Alhamdulillah itu terwujud, meskipun hanya sebentar. Dari curhatan maba ini gue bersyukur kepada Tuhan karena meskipun tidak lagi didampingi oleh teman yang satu ftrekuensi, gue tetap nyaman-nyaman aja dan percaya diri aja.
Hari Ke Seratus Tiga Puluh Tujuh Ngampus, mata kuliah ada satu yaitu, Statsika Terapan. Teman gue ada yang terkejut ketika gue masuk kelas, dia kira gue izinnya kayak dulu selama dua minggu. Gue hanya respon dengan mengangguk, lalu tersenyum dan duduk dengan santai.
Jujur dah, selama pembelajaran berlangsung gue hanya diam aja. Apalagi pas ada soal latihan, mati kutu banget. Sambil diam itulah, gue gunakan kesempatannya untuk mengikis ego biar tidak tinggi hati, bahwa tidak setiap hal yang kita kuasai itu hebat anget, seolah-olah orang lain itu bodoh, tidak bisa seperti apa yang gue kuasai, itu adalah pemikiran yang keliru.
Astagfirullah...
Astagfirullah...
Astagfirullahal Adzim....
Lihatlah! Elo nggak mampu bukan mengerjakan soal latihan?
Lihatlah! Kemampuan kita terbatas.
Lihatlah! Tinggi hati itu tidak baik, karena faktanya tidak semua hal bisa kita kuasai. Berbagi dan saling mengerti kemampuan masing-masing adalah kunci menjalani hidup yang baik.
Gue melihat diskusi begitu kondusif ketika mengerjakan soal latihan berlangsung. Yang paham duluan mengajarkannya kepada yang belum paham, begitulah sebaliknya. Gue membayangkan, andai di mata kuliah yang lain pembelajaran berlangsung seperti ini, mungkin indikator pembelajaran terpenuhi semua dengan baik.
Selesai mata kuliah gue langsung shalat Dzuhur, lalu mencari kelas kosong untuk makan siang sekaligus tidur. Yeah, tadinya gue mau langsung pulang, tapi karena pertama cuaca cukup mendung pastinya bakalan turun hujan, dan yang kedua ada pertemuan pertama komunitas riset sosial humoria, jadi nanti aja dah.
Gue masuk ke ruang kelas matematika yang sepi tidak ada siap-siapa. Ketika gue ketiduran, ada salah seorang masuk menghidupkan lampu, lalu duduk di kursi untuk mengikuti pembelajaran zoom. Suara pemateri di zoom begitu keras, gue mikir ini anak sebenarnya tahu nggak sih ada gue dibelakang yang sedang tiduran? Entahlah.
Tanpa menghiraukan si Cewek yang tiba-tiba masuk, gue kembali melanjutkan tidur setengah sadar. Datanglah teman si cewek yang membuat ruangan yang tadinya sepi menjadi ramai. Dan kocaknya adalah, apa yang disampaikan oleh Dosen di zoom, kebawa mimpi cuy! Gue merasa kayak lagi ikut mata kuliah haha.
Mendekati waktu Ashar gue siap-siap untuk pergi ke Masjid. Gue bertanya kepada diri sendiri, ini dua anak kalo lihat gue yang tiba-tiba jalan dari belakangnya pada terkejut nggak yah? Entahlah, mari kita coba. Gue jalan dan pas sejajar gue bilang permisi tanpa menoleh sedikitpun, sampai benar-benar keluar ruangan. Apakah mereka terkejut? Tidak. Hanya mengobrol santai seolah-olah gue angin lewat, ya udah gue santai aja.
Gue nggak jadi ke Masjid, tapi Shalat Ashar di Mushola gedung CA. Di situlah ketika gue mau berangkat kumpulan komunitas riset humoniora si Jamal tiba-tiba datang meminta bantuan untuk mengerjakan membuat makalah. Sebelum dituruti, gue culiklah si Jamal untuk mengikuti kumpulan, parah ya padahal dia belum daftar cuy!
Pembina Komunitas tersebut ternyata salah satu adalah Dosen gue di Jurusan. Ya, makin santailah gue. Pembahasan dari perkumpulan itu adalah membentuk kepengurusan komunitas yang baru merintis, dan elo tahu siapa ketuanya? Yeah, gue bersedia menjadi ketua, kocak emang tapi biarlah hitung-hitung belajar aja dah, ya kali mau jadi anggota yang berujung jadi buntut. Jangan ya dek, cukup di himpunan aja wkwk.
0 Komentar