Catatan Mengikuti Acara Pelantikan Dan Rakerwil KB PII Banten

Prosesi pelantikan KB PII 2024 - 2028
"Saya kemarin menyiapkan acara selama tiga bulan, hasilnya ya, kurang maksimal. Tapi di PII, meskipun satu minggu persiapannya tetap maksimal." Ucap salah satu Yunda kemarin.

"Waktu di PII dulu, saya diberi dua pilihan oleh kepala Sekolah, mau pilih PII atau Sekolah? Saya jawab, pilih dua-duanya. Besoknya Alhamdulillah, saya dikeluarin dari Sekolah." Ucap kanda yang lain, membuat suasana tambah cair.

"Kalau saya sebenarnya masuk PII itu diculik. Katanya suruh bantuain panitia, eh ternyata dikader."

Dikejauhan kami ikut tertawa, melihat curhatan para kanda dan yunda, ternyata apa yang kami alami, sudah dialami duluan. Yeah, proses kaderisasi yang pasang-surut  harus terus dilanjut agar misek tetap hidup.

Kemarin, telah sukses dilaksanakannya acara pelantikan dan rapat kerja wilayah keluarga besar pelajar islam indonesia provinsi Banten. Gue turut hadir di hari H, meskipun harus mengorbankan sembilas sks cuy. Sedih bat dah. Hebatnya adalah acara tersebut digelar di Hotel Royal Krakatau Kota Cilegon, mewah banget lagi, tumben emang biasanya di pusat pemerintahan, ini di hotel  cuy.
Raker plus curhat kanda dan yunda
Selama acara berlangsung, gue menanamkan dalam hati untuk pintar-pintar mencari ilmu baru biar nggak sia-sia mengorbankan sembilan sks. Setelah gue analisis peluangnya belum menemukan, barulah setelah Shalat Dzuhur di agenda rapat kerja gue menemukannya. Berikut gue paparkan:

1. Pentingnya bersikap profesional terhadap tanggung jawab. Menyelenggarakan acara di jam kerja memiliki konsekuensi tersendiri, di mana para tamu undangan kemungkinan besar akan memilih bekerja kebanding mengikuti acara. Tetapi Alhamdulillahnya para tamu undangan, terkhusus yang akan dilantik pada hadir dengan antusias mengorbankan jam kerja.

Mereka melakukan hal tersebut, atas dasar tanggung jawab sebagai pengurus yang akan dilantik. Dari pemikiran ini gue jadikan obat buat penyesalan mengorbankan sembilan sks, bahwa ini adalah bentuk tanggung jawab yang harus gue lakukan sebagai pengurus wilayah, di mana bisa memutuskan dua pilihan yang sama-sama wajib. Yeah, begitulah. Gue menyadari masih banyak ingkar dari tanggung jawab yang seharusnya ditepati, untuk itulah gue sedang belajar sedikit-demi-sedikit agar terbiasa.

2. Api perjuangan yang tak pernah surut dari para kanda dan yunda, meskipun surutnya pernah berada diujung tanduk. Esensi yang gue dapatkan dari adanya perkumpulan keluarga besar adalah, semangatnya yang terus membara untuk menghidupkan perjuangan-perjuangan dulu, yaitu ikut andil dalam membangun Negeri. Hadirnya mereka juga sebagai bentuk dari masih pedulinya terhadap adik-adiknya untuk terus berproses.

3. Dari curhatan mereka yang selalu mengundang tawa, dihasilkan dari masalah-masalah yang dulu pernah dialaminya. Seperti: Dikeluarkan dari Sekolah, diculik untuk dikader, dipaksa untuk menjadi pengurus, dan lain-lain. Mereka berdamai dengan masalah-masalah itu, tidak menjadikannnya dendam, efeknya jadi bahan lelucon. Malahan dapat dipetik hikmahnya. Yeah, itulah dinamika berorganisasi arahnya tidak tertebak, dari haha-hihi seketika bisa berputar menjadi haduh-haduh.

4. Hidupnya suatu organisasi itu tergantung dari rutinnya proses kaderisasi. Bila kaderisasinya tidak berjalan, maka misek organisasi bisa jadi sebatas kenangan di waktu yang akan datang. Tugas kaderisasi tentunya bukan hanya kepada para pengurus, tetapi juga kepada semua para anggota orgaanisasi harus terlibat di dalamnya. Bila tidak adanya keterlibatan, prosesnya akan telat atau stagnan. Maka dari itu, dengan solidnya pasukan kanda dan yunda dapat menjadi angin segar bagi pergerakan pengurusnya.

5. Kultur organisasi meskipun di lain tempat atau waktu tidak akan pernah luntur. Seperti misalnya apa yang dialami oleh salah satu Yunda, di lembaga lain membuat acara membutuhkan waktu tiga bulan, iya aja kalo maksimal ini mah kagak cuy. Sedangkan di PII, waktunya singkat biasanya tujuh hari selalu terlaksana dengan maksimal. Kalo bicara soal kualitas tentunya ada saja kekurangnnya, toh namanya juga waktunya singkat. Bayangin kalo waktunya satu bulan sebelum terlaksana, menyala pastinya wkwk.

Selesai acara, di Sore harinya kami ditraktir kanda dan yunda untuk makan Baso bersama, sambil ngobrol-ngobrol santai perihal organisasi PII. Banyak hal yang gue dapatkan selain yang ada di atas, tapi tidak bisa gue sampaikan di sini. Salah satunya gue mikir, arah organisasi PII Banten nanti mau ke mana? Yeah, kalo berkaca kepada Rencana Strategis di situ sudah tertera dengan jelas, tinggal kami mehaminya dengan keras lagi biar tidak dilematis layaknya domba-domba tersesat. 

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement