Kajian silabus
"Elo mengerti nggak dengan apa yang disampaikan oleh Bu Dosen tadi?" Tanya Cia ketika melihat gue terbangun.
"Nggak, emang menjelasin apa?" Tanya gue pura-pura polos dengan muka yang berperan baru bangun tidur. Sontak aksi yang gue lakukan itu membuat satu orang satu kelas tertawa ngakak, dalam hati gue juga ngakak, ya gue hanya pura-pura doang wkwk.
"Dari tadi pas saya menjelaskan sudah menguap terus. Makannya Ibu tadi menolak untuk pembelajarannya secara online, bayangin cuacanya hujan deras, mendukung banget untuk tidur." Kata Bu Dosen setelah tawanya reda.
Hari ke Seratus Tiga Puluh Lima Ngampus, mata kuliah ada dua yaitu, Perubahan sosial dan perencanaan program pendidikan non formal. Mata kuliah pertama di mulai pagi hari, jujur dah hampir aja gue telat, karena bangun setengah tujuh, langsung tuh persiapan segala macam, setelah siap mau berangkat baru gue buka WA dan alhamdulillahnya untuk pembelajaran diundur menjadi pukul Delapan lewat lima belas menit.
Bu Dosen menjelaskan bahwa perubahan sosial dimulai dari adanya pembangunan wilayah, daerah, infrastruktur dan lain-lain. Oh yah, alasan mengapa mata kuliah diundur adalah karena melihat realitas yang sedang maulidan, jalanan kadang-kadang ramai oleh orang-orang yang pawai atau arak-arakan hasil buatannya yang berbentuk hiasan-hiasan. Maka dari itu mengundur adalah bentuk kepekaan Bu Dosen kepada kami, cuman ya akhirnya mah ada aja yaang telat.
Setelah mata kuliah selesai gue shalat dhuha dulu sambail tiduran, karena se-malam gue full begadang menyelesaikan beberapa tulisan dari hari ke seratus dua puluh enam ngampus sampai hari ke seratus tiga puluh empat ngampus. Eh, ketika sedang nyenyaknya tidur sambil mendengarkan ceramah Fahrudin Faiz, tiba-tiba si Jamal datang membangunkan meminta masukkan soal tugas mata kuliah, ya gue bantuinlah.
Setelah Shalat Dzuhur gue dilematis antara ke Sindang Sari kampus utama Unrtirta untuk memperpanjang peminjaman buku atau berusaha melakukannya secara online. Masalahnya adalah, kuota gue habis cuy, kelilinglah gue dari satu gedung ke gedung yang lain untuk mencari sambungan wifi yang kuat, sampai berakhir di depan Ruang Jurusan Pendidikan Non Formal.
Dengan sabar gue tunggu situs web perpustakaan terbuka, Alhamdulillahnya bisa terbuka dan masih bisa juga diperpanjang cuy, full senyum dong gue. Cuaca di luar begitu gelap, tanda sebentar lagi akan hujan besar. Gue pergi ke luar untuk membeli pelengkap makan karena gue hanya membawa nasi doang, eh, malah hujan deras, mana ada petir segala lagi.
Sambil menunggu hujan reda, gue makan siang dengan lahap. Beruntunya tidak ada yang melihat, ada sih satu dua mah, termasuk cewek tapi gue bodo amat yang penting perut gue kenyang cuy. Efek dari perut kenyang dan cuaca begitu nikmatnya untuk tidur, membuat gue bada gue lemas, dan tertidur pas pembelajaran mata kuliah kedua berlangsung.
Point utama pembahasan dari mata kuliah kedua perencanaan pendidikan non formal adalah soal memutuskan perencanaan bukan oleh seorang, melainkan dengan pasangan atau suatu kempok, yeah begitulah. Soal pulang, gue bareng Ibad yang entah ada angin dari mana mau langsung pulang, katanya kalo malam nanti hujan dan itu dingin banget. Yeah, padahal sedinginnya cuaca, lebih dingin sikap si dia yah wkwk.
0 Komentar