Foto pas KKM HMJ PNF 2024
"Kok elo tumben nggak menulis moment KKM ini, Co?" Tanya Atiyah ketika ketemu.
"Wih, udah nulis belum moment KKM Syim? Biasanya nulis?" Tanya A Zidan.
"Eh, tumben hasil ramah tamah nggak ditulis di blog, biasanya ditulis?" Tanya Najwa.
"Pokoknya harus nulis, dan jangan lupa sekali-kali masukin nama gue." Pinta Nida.
Mendapat pertanyaan yang bertubi-tubi, gue juga ikut bertanya, apakah ramah tamah se-sibuk itu? Atau hanya karena malas semata? Jika alasannya sibuk, lebih sibuk mana dengan Gol A Goang? Lebih sibuk mana dengan Bil Gates, Steve Jobs, Jack Ma, Warren Buffet, Barack Obama? Atau, para Ulama dahulu? Entahlah.
Yang jelas gue sedang sibuk dengan kekafiran diri.
Kita bukan sibuk, itu alasan klasik. Yang jelas, tidak mau meluangkan waktu saja.
Akhir-akhir ini gue jarang meluangkan waktu untuk menulis, bahkan hari ke seratus tiga belas ngampus belum gue tulis, yeah begitulah. Waktu produktif gue sedang mengalami gelombang, membuat lantai kabin bergoyang-goyang, kocaknya adalah gue tetap santai aja. Hm... santai dengan aktifitas yang lain wkwk.
Ketika KKM kemarin sebenarnya gue sudah meluangkan waktu, sebentar doang sih. Dan elo tahu? Selama sepuluh hari itu gue hanya bisa menulis setengah doang haha, kocak emang. Padahal banyak sekali waktu yang tidak bisa gue maksimalkan dengan baik.
Dokumen pribadi
Saat ada banyak yang bertanya mengapa gue nggak menulis lagi, jujur gue kaget dengarnya. Aneh aja gitu, bisa-bisanya. Gue biasanya menulis, ya nulis aja nggak mau berekspetasi tinggi bakalan di baca banyak orang atau sejenisnya. Kalo pun ada, gue langsung tepis jauh-jauh biar tidak menjadi penghambat saat tidak ada satu pun yang membaca tulisan gue.
Agenda gue kemarin memang sengaja banyak ramah tamah ke warga-warga. Banyak ilmu yang gue dapat, sayangnya itu tadi tidak langsung gue tuliskan. Walau bagaimana pun juga, gue tidak mau mempermasalahkan. Tidak menulis kan gantinya silaturahmi, hitung-hitung tambah wawasan sebagai bahan tulisan.
Pulang dari KKM, ceritanya gue mau menulisnya di blog. Baru jadi setengah, tiba-tiba keyboard-nya terkena air kopi, Masya Allah! tamatlah riwayatnya. Gimana nggak tamat, wong eror.
Seharian gue mumet mendekati stres, banyak bahan yang ingin gue tulis tapi keyboard-nya eror. Iseng-iseng, gue download aplikasi Football untuk melampiaskannya, hasilnya lumayanlah surut.
Dalam kebingungan, gue beristgifar. Sadar bahwa semua ini terjadi karena gue bergantung kepada keyboard. Padahal sudah jelas Tuhan berfirman di surah Al-Ikhlas ayat kedua, bahwasannya hanya Ia tempat bergantung. Laa Haula Walla Quwwata Illa Billah.
Moment ketika beres senam pagi
Tidak ada yang bisa menghalangi gue untuk menulis! Kecuali, Tuhan! Ucap gue dalam hati. Keyboard rusak, biarlah. Itu adalah takdir yang harus diterima.
Ada beberapa hal yang sangat berbeda ketika gue rehat menulis. Beda aja gitu, tapi tidak bisa gue ungkapkan. Meskipun gue sering becanda, alah ngapain sih elo ingin sempurna menulis, wong tidak ada yang baca? Nggak ada! Tapi tidak membuat semangat gue surut, malahan makin pasang.
Kembali kepada tujuan besar gue menulis, bukan untuk dikenal atau terkenal, lebih dari itu untuk menyebarkan pesan. Karena nasihat agama, sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama.
0 Komentar