Sedang fokus pasang TG
Antara Xl dan Axis, mereka dua raksasa yang tak harus kita jadikan kaca untuk bercermin.
Antara Tri dan Indosat, yang diam-diam menikah belum pantas juga kita jadikan cermin.
Karena kita sedang belajar menjadi Telkomsel atau Smarfren, yang berjuang sendiri bersama goyangan takdir.
Semoga jalinan kita tak seperti notifikasi Indosat, ada tak dapat digunakan. Tapi seperti notifikasi Telkomsel, tak ada tetap bisa terhubung. Meskipun awal-awal bak domba-domba tersesat yang tersebut di al-kitab.
Pandeglang, 15 - Agustus - 2024
Produk kartu Xl dan Axis di pasaran begitu terkenal, sehingga wajar disebut raksasa. Gue berpikir, jalinan ini kuat karena mereka sama-sama berkualitas, hasilnya ya begitu berdampak. Jadi ketika sepakat untuk bersama, mereka memulainya dengan matang yang berlandas kepada pengetahuan dan pengalaman masing-masing.
Untuk sekarang, tidak perlu kita jadikan cermin. Karena kita sedang fokus dulu meningkatkan kualitas diri. Bukankah Xl dan Axis juga dulunya seperti itu? Yeah. Kesabaran adalah kuncinya, doa sebagai motivasinya dan langkah sebagai bukti konkritnya. Hm... kamu adalah orangnya wkwk.
Indosat dan Tri secara mengejutkan tiba-tiba menikah, jujur gue kaget bat dah, mana nggak dapat surat undangannya lagi. Sebelumnya gue sudah curiga sih antara Indosat dan Tri ini bakalan bersatu, eh ternyata benar aja. Gue nggak tahu berapa hari mereka PDKT, yang jelas kabar sudah beredar bahwa mereka sah menjalin kerja sama.
Point yang perlu digaris bawahi adaalah mereka sudah sama-sama siap, lalu mudah untuk sepakat. Bukan mengikat janji, lalu dengan santai mengingkarinya.
Foto bersama sales Tri
Tri gue anggap adalah istrinya karena dalam segi kualitas, Indosat lebih dominan. Tanpa gue sebut siapa suaminya elo udah ngerti kali wkwk. Terbukti, setelah mereka bergabung, harga-harga kartu tri melambung tinggi, padahal sebelumnya begitu miring sampai membuat pelanggan begitu sayang. Tapi yeah, begitulah yang terjadi.
Untuk sekarang, tidak perlu juga kita jadikan sebagai cermin jalinan antara Tri dan Indosat, kecuali sudah memenuhi kualifikasinya.
Telkomsel dan Smarfren masih setia menjomblo, entah karena apa alasannya. Secara level, Telkomsel lebih dominan dengan Smarfren. Tetapi sedikit demi sedikit Smarfren mulai gencar meningkatkan kualitasnya, terkusus daerah kota. Sedangkan Telkomsel masih konsisten dari dulu, kualitasnya tetap nomor satu, meskipun harga-harganya begitu melangit membuat sebagian pelanggan yang isi kantongnya sempit kocar-kacir mencari oksigennya.
Untuk sekarang, kita seperti Telkomsel dan Smarfren yang fokus belajar meningkatkan kualitas diri mengikuti arah takdir yang kadang naik-turun. Jika pada akhirnya kita ditakdirkan bersama, maka itu adalah anugerah dari-Nya. Tetapi bila sebaliknya tak bersama, jadikan saja pembelajaran untuk ke depannya.
Ada dua kemungkinan akhir jalinan kita. Pertama berakhir seperti Xl dan Axis. Kedua, secara mengejutkan menjadi seperti Indosat dan Tri. Kalo nggak seperti dua-duanya bagaimana? Itulah bonus dari Tuhan, hasil dari doa-doa yang kita panjatkan pada-Nya.
Notifikasi Indosat kadang membuat pusing, laporan kuota atau pulsanya ada tapi tak dapat digunakan. Itu ibarat si dia ada bersama kita, hatinya untuk yang lain haha. Sedangkan notifikasi Telkomsel kadang membuat bingung, laporannya belum ada tapi dapat digunakan. Itu ibarat meskipun kita tak bersama, tapi rasa ini tetap ada. Dan itu ada berkat doa-doa yang kita panjatkan kepada-Nya. Anjay wkwk.
Yeah, pada akhirnya jalinan via doa itu dapat menjadi obat penenang di saat rindu bergentayangan menampilkan senyumnya yang mempesona, Allahumma Sholli A'la Muhammad.
0 Komentar