Kelompok dulur 5
"Hai, Co! Save WA gue yah." isi notifikasi WA gue ketika pulang Osjur dari seseorang yang kehadirannya ditunggu-tunggu.
"Eih, elo ternyata. Woi! kebiasaan, minimal ucapkan salam dulu, elo kira gue non muslim." Balas gue sok asik.
"Assalamualaikum? Eh, co! Hp elo gimana, ketemu nggak?"
Gue pun menjawabnya dengan candaan. Bahwa pada saat itu panik, tiba-tiba jadi artis dadakan. Setelah berdoa sambil membayangkan muka si dia yang mengejek langsung ketemu.
Diperjalanan pulang, gue hanya tersenyum manis. Aneh aja gitu, mimpi apa gue se-malam. Sudah mah terpilih menjadi peserta terbaik, eh, tiba-tiba si dia nge-chat wkwk.
Ospek Jurusan, seharusnya gue tulis tahun lalu sih, cuman karena santai-santai akhirnya kayak begini, jadi bangkai. Mau nulis yang subjektif terhadap apa yang gue rasakan dulu, bawaannya menggiring ke objektif euy. Apalagi pas momen cinlok sama si dia, haduh bucinnya alay banget cuy.
Orang bijak pernah berkata bahwa, 'Dari pada yang diharapkan tidak pernah tergapai, lebih baik lakukan saja sekarang meskipun itu tidak sempurna'. Gue sadar bahwa apa yang gue tuliskan ini sudah tidak murni, tapi biarlah dari pada nunggu waktu terus, kapan jadinya euy.
Sesi tanya jawab
Kegiatan dimulai pukul Sembilan lewat. Setiap kelompok mempunyai identitasnya masing-masing. Elo tahu Identitas kelompok gue apa? Pandu cuy, norak banget dah. Kalo kata pemateri, bagus nggak jelek iyah.
Materi pertama dari pendiri PKBM, entah siapa namanya gue lupa lagi. Intinya dia membahas soal Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) bahwa katanya pembelajarannya fleksibel mengikuti jadwal luang warga belajar.
"Sekarang begini aja, dari pada Ibu ngasih materi yang membuat ngantuk, kita ngobrol aja, silahkan teman-teman memberikan pertanyaan." Ucap Pemateri
Dengan PD gue angkat tangan, padahal masih bingung mau nanya perihal apa.
"Menurut Ibu apakah Literasi kita rendah? Karena menurut duta baca Indonesia, Pak Gol A Goang mengatakan bahwa literasi kita tidak rendah. Tapi fakta di lapangannya banyak yang bersuara, tidak. Hal ini membuat pikiran saya terganggu, jadi apa pendapat Ibu?"
Sesi tanya jawab kedua
Hm... gue lupa lagi jawaban si Ibu secara detail. Sedikit yang masih menyangkut di pikiran gue adalah, bahwa literasi kita tidak rendah, tapi sedang dalam proses untuk tumbuh. Setelah itu, gue bertanya ke hal yang lain lagi, yang ada dipikiran gue pada waktu itu, bodo amat yang penting aktif.
Materi kedua dimulai setelah shalat dzuhur, dari sekertaris jurusan, membahas tentang Pendidikan Non Formal dan prospek kerjanya. Gue kembali bertanya seputar materi, nggak jelas biarlah yang penting aktif wkwk.
"Siapa di sini yang menempatkan jurusan PNF di pilihan kedua ketika pendaftaran? Dan apa yang ada dibenak teman-teman saat memilih PNF" Tanya Pemateri.
"Saya Pak." Jawab gue ketika sudah mengangkat tangan.
"Apa yang ada dibenak kamu seperti itu?"
"Saya mikir bahwa ini pendidikan non formal, jadi dibawah normal,"
Semuanya tertawa, karena gue salah berbicara. harusnya berbeda dengan formal, bukan berbeda dengan orang-orang normal. Secara tersirat artinya adalah orang-orang yang masuk ke Pendidikan Non Formal itu nggak normal-normal, kocak emang.
Gue menjelaskan bahwa masuk ke Pendidikan non formal salah satunya terinspirasi dari buku, Pendidikan kaum tertindas karya Paulo Freire.
Selesai materi, ada talk show bersama alumni. Yeah mendengarkan selak-beluk mereka dulu. Seperti biasa, gue aktif dong nanya wkwk.
Rangkaian Ospek Jurusan setelah Talk Show hanya kumpul-kumpul aja. Pucaknya setelah Magrib, mata kami di tutup lalu dikumpulkan di Aula, setelah penutup mata dibuka, suprise... lagu Dj diputar. Gue kira itu terakhir, ternyata bukan. Ada dua agenda lagi, yaitu pembagian reward dan serasehan bersama para alumni.
"Maba terbaik dan teraktif tahun 2023, jatuh kepada..." Jreng! Nama gue disebut, anjay bat dah nggak sia-sia gue aktif wkwk.
Pembagian reward
Ketika serasehan gue dipanggil ke depan oleh Alumni untuk memperkenalkan diri, karena terlihat banyak tingkah, yeah gimana nggak banyak tingkah wong gue rebutan sesuatu sama teman di samping, entah rebutan apa yah, gue lupa wkwk.
Gue memperkenalkan diri, sok asik gitu. Gue tertawa sendiri, semuanya terdiam, lalu menertawakan gue, kocak emang. Tapi yang gue rasakan enjoy aja gitu. Bahkan gue disenggol sama salah satu alumni, katanya becandain cewek mulu nggak sadar yah. Gue sih menganggapnya gurauan, jadi santai aja.
Dalam perjalanan pulang itulah, notifikasi WA si dia masuk membuat dada gue ser-ser. Okay gue senggol dikit siapa si dia yang gue maksud, untuk versi lengkapnya elo bisa baca di rangkaian ospek fakultas.
Bersama para reward
Si dia itu adalah cewek yang gue bucinin terus di ospek fakultas, kebetulan kita satu kelompok. Jadi, gue kan berdekatan dengan si dia, ya udah gue ajak ngobrolkan. Kocaknya adalah, disela-sela obrolan gue selipkan humor dan gombalan, ya akhirnya kita sama-sama baper haha. Hei, itu dulu yah, sekarang mah aman wkwk.
"Weh, itu ada bidadari." Ucap gue kepadanya ketika melihat ada salah satu Ormawa yang tampilannya kayak peri.
"Mana, nggak ada, bohong aja lo." Jawab si dia kesal, yang kebetulan si peri ini udah pergi.
Tanpa sadar gue menjawab, kan elo bidadarinya. Haha, parah emang itu spontan banget cuy! Ke mana dia sekarang? Ada, cuman ya biasa aja gitu. Yeah, begitulah seputar ospek jurusan, banyak hal yang tidak dapat gue tulisakan, karena udah lama banget cuy.
0 Komentar