Hari Ke Seratus Lima Belas Ngampus

Fotbar dengan jurusan Sosiologi
Kesiangan, itulah yang hampir gue alami lagi, kocak emang. Padahal dari awal sudah gue antisipasi agar tidak terjadi, tapi yeah begitulah. 

Gue berangkat setengah Tujuh biar tidak telat, karena mata kuliah akan dimulai pukul delapan. Dibilang pagi banget, nggak. Dibilang ribet iya. Jujur dah gue tidak setuju mata kuliah dilaksanakan se-pagi itu, kenapa nggak dimulai pukul delapan gitu, biar nggak buru-buru banget cuy. 

Tidak ada bis dan ps melintas, membuat gue putar otak. Apa yang harus gue lakukan? Tiba-tiba Angkot berhenti di depan gue dengan Supir yang tak asing, yeah dia adalah pelanggan gue di konter namanya akew. Tanpa berpikir panjang, gue naik dari pada nunggu angkutan umum yang entah kapan datangnya. 

"Beh, ganteng juga kalo tampilan mau ke kampus mah," Puji Bang Akew, yeah gue memang sengaja pakai almet.

"Biasa wae a." jawab gue merendah, yang dilirik oleh seseorang. 

Beruntungnya Mobil Angkot tersebut berjalan dengan cepat. Gue bersikap santai sambil ngobrol basa-basi dengan Bang Akew.  Setelah obrolan terhenti, baru gue baca buku. Ketika gue fokus membaca seseorang yang tadi melirik yaitu, cewek di depan gue embali melirik dengan anggun, bukan gue membuat-buat yah, tapi adegannya memang kayak begitu, bahkan sudah berapa kali kami saling pandang dalam diam, lalu tersenyum. 

Dalam hati, gue bicara. Anjay, kenapa elo ngelirik begitu cuy! Untung gue nggak salting. Tapi cantik juga ini anak, udah dewasa mau berangkat kerja lagi, cocok ini mah haha. Astagfirullah! Untuk meredam gemuruh hati yang sedang riuh, gue menarik nafas lalu fokus membaca buku. Tapi... dia kembali melirik, Ouh Tuhan betapa cantiknya ciptaan-MU. 

"A, tuker lima ribu dua dong." Pinta Ibu-ibu Muda yang memakai baju dinas, kepada gue. 

"Ini Bu." jawab gue setelah memberikan uang tukeran. 

Gue kira tukeran itu akan berakhir di situ, tapi ternyata ada lagi. jadi ceritanya begini, Si Cewek yang sering melirik kita namakan Bela aja yah, nama panjangnya Belasungkawa wkwk, mau memberikan ongkos uangnya cukup besar, yaitu seratus ribu. Bang Akew terkejut ketika melihatnya, lalu bertanya kepada para penumpang ada yang punya lima puluh ribu dua? Ya, karena gue punya, ditukerlah. 

"Kalo mau tuker ke si Aa aja teh, dia banyak uangnya, biasa kerja di Konter." kata Bang Akew mempromosikan posisi gue, kocak emang. 

Elo tahu nggak sih yang membuat gue sebal adalah ketika kata itu disampaikan, si Bella rajin melirik, makin goyah tuh hati gue haha. Maka dari itu, gue mengubah mindset agar tidak ke geer-an dengan cara berpandangan, yeah dia pasti bukan melirik gue tapi melihat jalanan di belakang. Calm aja dah. 

Apakah itu berhasil? 

Alhamdulillah. Geer dan Baper adalah dua hal yang sejak dulu gue jaga agar tidak kebobolan lagi, karena itu dapat menguras emosi sehingga membuat kita tidak stabil dalam mengendalikan diri. Jadi, bersikap biasa aja gitu seperti hukum Tajwid, tidak boleh kurang dan tidak boleh lebih, begitu kira-kira. 

Mata kuliah dimulai pukul delapan kurang berapa menit tuh, gue lupa lagi wkwk. Yang jelas ada dua mata kuliah, yaitu Perubahan sosial dan Pembelajaran Statistik. Keduanya belum ada materi, cuman kontrak mata kuliah doang, yeah begitulah.

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement