Hari Ke Seratus Sepuluh Ngampus

Foto bareng Bpjs
Kita tidak bisa menjadikan diri kita seperti apa yang orang lain katakan, dan kita tidak bisa membahagiakan semua orang tehadap apa yang kita lakukan, sekali beharap mental kita akan tiarap. Karena sejatinya orang lain suka atau tidak suka kepada kita, itu di luar kendali. Fokus saja kepada apa yang bisa dikendalikan.

Lakukanlah apa yang ingin kita lakukan, selagi itu bermanfaat dan tidak bertentangan dengan hukum berlaku.

Begitulah. Lalu cobalah peka dengan orang sekitar yang lama menanti kabar kapan komitmen yang sudah dibuat, dilaksanakan. INGAT! PEKAAA!!!

Quality time, 12 - 06 - 2024

Gue hanya tersenyum membaca secarik kertas itu darinya. Yeah karena itu adalah kode cantik agar segera menentukan kapan quality time dilaksanakan. Setelah kemarin-kemarin ter-pending oleh beberapa kesibukkan masing-masing. 

"Aku tunggu secepatnya keputusanmu!" Ucapnya ketus sambil pergi dengan muka cemberut. 

Hari ke seratus sepuluh ngampus, gue hampir aja telat datang, parah emang. Kali ini bukan karena angkutan umum, tetapi gue ketiduran melewati batas. 

Mata kuliah pertama, Dinamika kelompok tidak ada pembelajaran hanya laporan BPH pelaksana persiapan praktikum out bound ke Bandung. Pukul delapan pagi, gue ceritanya tiduran, eh, malah tidur beneran. Mana hampir bablas lagi.

Awalnya gue sudah mewanti-wanti tidur satu jam aja, dari pukul delapan pagi sampai pukul sembilan. Lepas itu langsung persiapan ke kampus, karena mata kuliah akan dilaksanakan pukul Sebelas siang. Lumayanlah ada waktu nyantai satu jam setengah di perjalanan. 

Tetapi realitanya gue bangun setengah sepuluh. Buset! gue lansung kocar-kacir persiapan ngampus. Beruntungnya nggak terlambat, kocak emang selalu menantang diri dengan perbuatan yang tidak begitu terpuji. Yeah, habit ini harus gue tinggalkan biar tidak menjadi kebiasaan. 

Mata kuliah analisis masalah tidak ada pembelajaran, hanya persiapan untuk praktikum. Per-kelas dipilih tiga orang terbaik untuk presentasi nanti. Tadinya gue nyantai karena tidak terpilih, toh di semester satu sudah terpilih. Tetapi tiba-tiba ada angin dari mana, semuanya berbalik, gue kembali terpilih. Arrrg!

"Saya takut mengecewakan Pak." kata teman gue yang masih ragu menjadi perwakilan kelas.

"Kamu pasti mengecewakan. Mengapa? karena apa yang kita ambil semuanya ada resikonya." Balas Dosen dengan realistis, membuat teman gue menjadi semakin bergidik ngeri.

Gue dan rekan satu lagi yang terpilih hanya diam. Nampaknya kita sama-sama nggak terlalu takut dengan resiko itu, dapat tekanan apalagi sampai mengecewakan, bodo amat. Yang terpenting adalah sudah berusaha dengan maksimal, urusan hasil belakangan.

"kalian kenapa pilih dia?" Tanya dosen ke yang lain.

Ada beberapa yang menjawab, bahwa dia bagus publik speaking-nya. Kata-katanya sederhana dan mudah dimengerti. Yeah, gue mengakui itu teman gue yang satu ini hebat bat dah penyamapaiannya dibandingkan gue yang masih bibit padi.

Teman-teman gue yang lain bilang, dibandingkan gue dengan dia yang masih ragu, bagusan dia. Gue katanya penyampaian materinya terlalu berbelit-belit dan bahasanya terlalu tinggi, susah dimengerti. Apakah sakit dibandingkan seperti itu? Yeah. Tapi gue menerimanya dengan lapang dada, faktanya memang seperti itu.

Gue sedang berusaha agar apa yang gue sampaikan dapat dipahami audiens, bahasanya tidak terlalu tinggi. Nggak mudah memang, maka dari itu gue mulai pelan-pelan. Dosen menyarankan gue ketika menyampaikan materi menurunkan level bahasanya biar mudah dimengerti, gue sih menganggu aja, ada benarnya juga sih. Ngapain gue membantah sambil merasa sudah di level tinggi, itu tidak baik. Alangkah bijaknya menerima sambil terus berproses, ura!!!

Selesai MK gue membeli makan siang sambil ke kosan teman, dan... tumbang. Sebelum tumbang, ada geledeg yang membuat kami terkejut, bahkan teman gue yang tadinya belum shalat Dzuhur langsung ngambil wudhu, apa katanya? takut euy.

Saking nikmatnya tidur, gue malas mengembalikan buku ke Perpus Kampus, parah emang. Gue mikirnya, masih bisa diperpanjang lewat wesbsite, tapi ternyata buju buset, nggak bisa.  Terkait Quality time sambil evaluasi bersama si dia, gue putuskan besok. Apa respon dia? Buset boi... senyumnya manis kali wkwk.

Note: Pada hari ke Seratus Sembilan Ngampus tidak ada mata kuliah, karena diganti tugas, jadi gue full di rumah sambil tiduran.

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement