"Co, besok bisa ya jadi moderator." Isi pesan dari Te Melisa.
"Ada yang lain kenapa harus saya teh." Jawab gue becanda.
"Ini serius dah, yang lain nggak pada bisa."
"Lah, kalau yang lain nggak bisa, apalagi saya teh." Masih dalam mode becanda.
"Jangan begitulah, pasti bisa. Ini beberapa CV pemateri dan informasi terkait pelaksanaannya." Sambil mengirim informasi lebih lanjut.
"Buset, ini beneran serius dah?" Tanya gue serius
"Lah iyah, bisa kan? Kena mental nggak tuh."
"Calm, All to fine it."
Kemarin, ketika gue sedang sibuknya mengerjakan tugas kuliah satu pesan masuk yang di mana isiny adalah meminta kesediaan gue untuk menjadi moderator. Sebenarnya ini urusan sepele, cuman ketika gue melihat pematerinya ada PJ Bupati Lebak, Staf Presiden RI, Ketua Umum PII Pusat dan Ketua Korwil PII Wati, ketenangan gue sedikit terguncang sehingga merasa ketar-ketir, tapi walau bagaimana pun juga gue berusaha untuk kembali tenang.
"Gimana nih ambil jangan ya? Kalo gue ambil berarti harus dispensasi kuliah, sedangkan kalo gue nggak ambil, kesempatan tidak datang dua kali." Tanya gue kepada diri sendiri. Tanpa berpikir panjang, gue ambil keputusan untuk siap menjadi moderator, karena ada beberapa hal yang gue dapatkan nanti.
Pertama, pengalaman. Kedua, dapat ilmu baru, dibanding ngampus hanya duduk santai doang. Ketiga adalah menguji mental.
"This is mental abd this is go mindset!"
"Ambillah kesempatan yang datang dan gunakan dengan sebaik-baiinya. Kalau kita berhasil maka akan bahagia. Sedangkan kalau gagal, maka akan menjadi bijak"
Dua quotes itu terus berputar-putar di kepala gue, sehingga muncul keyakinan di dalam diri gue, bahwa semuanya akan menjadi baik-baik saja. Malamnya yang seharusnya gue gunakan untuk mematangkan persiapan dan riset soal tema pembahasan seminar ini nggak, gue melakukan rutinitas seperti biasanya, santai aja gitu
Pas paginya gue dilema antara harus berangkat atau tidak. Kalo gue berangkat itu artinya harus naik angkutan umum dan membutuhkan waktu antara satu jam atau bahkan lebih tergantung kecepatan mobilnya. Sedangkan kalo gue nggak berangkat, ya udah tinggal kuliah aja dan ketemu si dia wkwk.
"Teh, emang nggak ada moderator cadangan yah?" Tanya gue ke Te Melisa dengan harapan dijawab ada kok.
Gue terkejut ketika balasannya memakai stiker dengan tulisan 'nggak sanggup' sambil penjelasan bahwa untuk moderator tidak ada pengganti. Di situ gue mikir bahwa posisi gue sedang dibutuhkan demi terselenggaranya acara tersebut. Ya udah gue jadi berangkat, meskipun hanya sendiri karena teman-teman gue yang lain tidak bisa mengikut acara.
Dengan santai gue putuskan untuk naik angkutan umum karena memang itu alternative satu-satunya. Tapi sebelum gue beneran naik mobil salah satu teman gue nge-chat untuk berangkat bareng naik motornya. Seketika gue mengucapkan Alhamdulilah.
Acara yang seharusnya dimulai pukul sembilan pagi dipending satu jam. Pada saat itulah gue dipanggil oleh MC untuk ke depan memandu seminar. Audiens menyambut gue dengan riuh, kayak di TV gitu, dengan santai dan so PD gue berjalan ke depan lalu menyapa para audiens, kemudian baru mempersilahkan para pemateri untuk duduk di depan.
Sesi tanya jawab
"Tema kita kali ini adalah, 'Menakar Kurikulum Merdeka dan Peningkatan SDM dalam mempersiapkan indonesia emas tahun 2045' tentunya kurikulum merdeka itu menjadi kebijakkan yang melahirkan pro - kontra di dunia pendidikan itu sendiri. Ada yang mempertanyakan bahwa arti dari merdeka itu dalam hal apa? Dan lain sebagainya. Untuk lebih dalamnya
nanti kita akan mebdengar langsung pemaparan dari ke empat pemateri." Kata gue memulai sedikit pemaparan.
1. Materi pertama dari perwakilan Bupati Lebak, Pak Iyan yang dibahas adalah soal go mindset. Dan tiga pokok dasar dari pendidikan, yaitu: Kognitif, Afektif dan Psikomotorik.
2. Materi kedua dari Ketua Umum PBB PII Pusat. Pembahasannya adalah tentang tanggung jawab dan sedikit menyenggol sejarah PII. Tidak hanya itu, i juga menyampaikan pandangannya terhadap kurikulum merdeka.
3. Memateri ketiga dari Staff Presiden RI, namanya Bang Billy. Penyampaian materinya dilaksanakan secara Online karena memang posisj dia sedang lagi di Amerika. Pokok pembahasannya adalah bahwa pendidiikan kita masih dalam proses bertumbuh. Ada dua hal yang Banf Billt yaitu, akses pendidikan masih kurang. Kedua soal angfaran penddidikan.
4. Materi terakhir dari Krtua Korwil PII pusat yaitu membahas soal kesetaraan gender di sebagain tempat masih adanya kegimpangan sehingga menghambat kemerdekan belajar.
Untuk materi yang ketiga onlie tadi sejujurnya gue bingung dengan sistematikanya bagaimana. Tapi berkat Rahmat Tuhan semuanya berjalan dengan lancar meskupun teah gue menyadari masih ada banyak kekurangan.
Setelah seminar selesai dan gue tutup dengan instrukaksi 'Ura!' Semuanya terasa begitu melegakan.
0 Komentar