Hari Ke Sembilan Puluh Ngampus

Foto saat Raker HMJ 2024
"Mau ke mana co, buru-buru amat?" Tanya Maya ketika melihat gue turun dari gedung CC.

"Mau cepat pulang."

"Lah, tumben pulang, biasanya nongki dulu. Btw, evaluasi akhir bulan bersama si dia udah dilaksanakan?"

"Yeah, belum May kayaknya besok dah."

"What a pitty! Tadinya gue mau minta anter."

"Buat paspor?" Tebak gue yang membuat dia mengangguk.

"Please, Co! Gue udah bilang sama nyokap dan bokap OTW nya sama elo. Kalo elo nggak bisa kayaknya bakalan gagal dah."

"Syukurlah, kirim no Bokap atau nyokap aja."

"Mau ngapain njir?" 

"Minta restu haha. Bukanlah, gue mau bicara elo ke sananya sama Sindi aja." Maya berpikir sejenak, lalu pergi dengan raut muka yang kecewa.

Yaah!!

Hari ke sembilan puluh ngampus, mata kuliah hanya ada satu. Sebelumnya pada hari ke delapan puluh sembilan, gue nggak ngampus karena izin mengikuti acara Harba PII ke 77, kebetulan posisi gue sangat sentral, menjadi moderator, mau nggak mau gue harus memutuskan antara ngampus atau jadi moderator. Ya udah gue pilih jadi moderator aja, lumayan jam terbang meskipun gue nervous bat dah. 

Elo bayangin yang menjadi pembicaranya suhu semua, ada stap presiden bagian inovasi pendidikan, ketua umum pengurus besar PII, ketua Pusat PII wati dan PJ Bupati, kena mental nggak tuh. Tetapi memang seiring berjalannya waktu semuanya berakhir, gue mendapat pengalaman dan ilmu yang berharga kebanding gue ngampus. Yeah, karena berdasarkam informasi yang gue dapat dari mereka Dosen dua-duanya tidak datang. Akhirnya proses belajar terbelengkalai, kalo gue ada di posisi ini, rugi dong.

Kembali ke hari sembilan puluh ngampus, gue datang telat bahkan banget dah. Saking bangetnya satpam kampus melihat gue datar, iyah karena memang ada didataran rendah wkwk. Apaan sih? Sampah.

Mata kuliah dimulai pukul 7.30 Wib sedangkan gue berangkat pukul 7.20 Wib. Wow! Fantastis banget. Dijalan gue menunggu angkutan umum PS atau Bis lewat, tidak ada aja. Yeah, jadwal keberangkatan PS dan Bis akhir-akhir ini memang berubah, biasanya jam 7 pagi atau jam 8 pagi sudah banyak berkeliaran, tapi sekarang susahnya minta ampun.

Dengan pasrah, gue naik angkot. Dalam hati gue mengomel, yah pasti lama nih datangnya, pagi-pagi yang cerah gini bisa-bisanya gue mengambil kuputusan yang akan melahirkan kiamat sugro. Hati satunya lagi ikut mengomel tapi positif. Yeah, ini memang kiamat sugro, calm aja dah apa pun yang terjadi di depan harus kita terima, kita yang berbuat maka kita yang harus bertanggung jawab, jangan sibuk menyalahkan masalah yang datangnya dari luar itu akan membuat kewalahan dan membuat hari semakin suram. 

Di Angkot gue hanya diam sambil menenangkan diri bahwa semua ini akan baik-baik saja. Penumpangnya mayoritas cewek. Dalam hati gue ngakak, yeah karena serasa berada di Syurga. Elo tahu alasannya? Begini, kalo di angkot penumpangnya mayoritas cewek pasti pada wangi, jadi kayak di Syurga gitu haha. Aneh emang gue bisa kepikiran kayak begitu, tapi ini nyata. Makannya kadang gue kadang pura-pura so sibuk buka hp sambil ketawa agar menilai ketawa gue karena apa yang gue lihat di hp, bukan tiba-tiba ketawa tidak jelas.

Pas gue mau turun dari angkot, cewek juga ikut turun. Gue lihat dia memberikan ongkos dua belas ribu, ya gue juga ngikut. Di situ gue tahu bahwa ternyata ongkos angkot dari Pandeglang ke Serang Sempu pasaran dua belas ribu. Yeah, meskipun ada beberapa supir yang minta lebih, ini nih yang membuat gue nggak suka naik angkot, harganya minta selangit padahal fasilitas sempit, dalam artian tidak membuat nyaman. 

Menyeberangi jalan, gue didampingi oleh cewek yang tadi ikut turun. Dia tersenyum sama gue, ya gue balas dong. Karena memang posisi gue kayak pemandu gitu yang membimbing dia menyeberangi jalan. 

Tadinya gue mau sedikit basa-basi sama dia, yeah mau mengorek informasi soal ongkos angkot, apakah bila dari Serang ke Pandeglang harganya juga sama kayak pas berangkat? Tapi urung gue lakukan. Pertama gue lazy. Entah kenapa akhir-akhir ini lazy bat dah berbincang sama cewek yang baru dikenal, padahal sama responden di penelitian biasa aja dah. 

Kedua, gue harus cepat-cepat datang ke kelas biar nggak telat-telat amat. Ditambah mau mampir dulu ke Alfa membeli Vegation C100 (Sekilas seperti larutan penyegar, tapi khasiatnya untuk imunitas karena terdapat 100 vitamin C dan D 1 atau D 3 gue lupa lagi)

Di Alfamart ternyata ngantri, mau nggak mau gue harus menunggu lama. Setelah pembayaran gue langsung berlari sampai ke kelas, dan disambut oleh teman-teman dengan gelengan kepala, sambil berkata, Ya Tuhan bisa-bisanya telat banget. Gue sih hanya balas senyum santai.

Mata kuliah yang sedang berlangsung yaitu, Pendidikan orang dewasa. Pembahasannya sekitar karakteristik, prinsip-prinsip pendidikan orang dewasa, berikut gue paparkan. 

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendidikan Orang Dewasa

1. Kebebasan
2. Tanggung Jawab
3. Pengambilan keputusan
4. Pengarahan diri sendiri
5. Psikologis
6. Fisik
7. Motivasi

Ciri-Ciri Belajar Orang Dewasa (Haris Mujiman)

1. Kegiatan belajar bersifat mengarahkan diri (Self directing)
2. Pertanyaan-pertanyaan dalam pembelajaran dijawab sendiri atas dasar pengalaman
3. Tidak mau didikte
4. Lebih senang dengan pembelajaran pemecahan masalah
5. Lebih senang berpartisipasi aktif
6. Selalu memanfaatkan pengalaman yang sudah dimiliki
7. Lebih senang kerja sama dan tukar pikiran

(Haris Mujiman, 2006 : 14 - 16)

Asumsi Pokok Penggunaan Pendekatan Andragogi

1. Orang dewasa mengarahkan tujuannya sendiri
2. Pengetahuan yang dimilikinya merupakan sumber belajar untuk pembelajaran selanjutnya.
3. Orang dewasa belajar setelah ia sendiri merasa ingin belajar
4. Orang dewasa belajar ternyata mencari kompetensi untuk memenuhi kebutuhannya yang lebih tinggi.


Asumsi Pokok Konsep Andragogi (Knowles)

1. Seseorang tumbuh dan matang konsep dirinya bergerak dari ketergantungan total menuju pada pengarahan diri sendiri (konsep diri)
2. Peserta belajar dapat menjadi sumber belajar (partisipatif)
3. Belajar karena adanya kebutuhan (praktis)
4. Belajar untuk menghadapi masalah yang dihadapinya.


16 Prinsip Pembelajaran Andragogi Bagi Instruktur (Knowles)

1. Menyingkapkan kemungkinan baru kepada peserta belajar untuk pemenuhan kebutuhan sendiri
2. Membantu peserta belajar mengungkapkan aspirasi mereka sendiri. 
 3. Membantu peserta belajar mendiagnosis  masalah yang sedang dihadapinya
 4. Membantu peserta belajar mengidentifikasi masalah kehidupan yang diakibatkan oleh kebutuhan belajar mereka.
 5. Mengusahakan kondisi fisik yang kondusif bagi orang dewasa yang belajar
 6. Menerima dan memperlakukan peserta belajar sebagai manusia yang memiliki harga diri
 7. Berusaha membina hubungan kepercayaan dan kerja sama diantara peserta belajar
 8. Menjadi rekan pembelajar dalam lingkup gemar meneliti
 9. Melibatkan peserta belajar untuk saling membantu dalam proses perumusan tujuan pembelajaran
10. Berbagi metode yang potensial untuk mencapai tujuan
11. Membantu peserta mengorganisasikan diri untuk mengerjakan tugas
12. Membantu peserta memanfaatkan pengalamannya sebagai sumber belajar
13. Mencocokkan penyajian sumbernya dengan tingkat pengalaman belajar
14. Membantu peserta memadukan pelajaran baru dengan pengalaman mereka sendiri.
15. Melibatkan peserta dalam menemukkan kriteria dan metode untuk mengukur kemajuan belajar
16. Membantu peserta mengembangkan dan menerapkan prosedur penilaian kemampuan sendiri.


Prinsip - Prinsip Belajar Orang Dewasa

1. Orang dewasa akan belajar dengan baik, apabila dia secara penuh ambil bagian dalam kegiatan pembelajaran
2. Orang dewasa akan belajar dengan baik, apabila materinya berkenaan dengan kehidupannya sehari-hari.
3. Orang dewasa akan belajar dengan baik, apabila materinya dirasakan manfaat dan praktis
4. Pengalaman dan daya pikir, berpengaruh dalam proses belajar orang dewasa
5. Saling mengerti dan saling menghargai akan mendorong orang dewasa dalam belajar
6. Pembelajaran lebih mengarah ke proses pendewasaan dan kemandirian
7. Pengembangan kemampuan diorientasikan kepada kegiatan peserta.

Karakteristik Belajar Orang Dewasa

1. Orang dewasa memiliki pengalaman yang berbeda-beda
2. Orang dewasa lebih suka menerima saran dari pada digurui
3. Orang dewasa lebih memberi perhatian pada hal-hal yang menarik untuk memenuhi kebutuhannya
4. Orang dewasa lebih suka dihargai dari pada diberi hukuman
5. Apa yang biasa dilakukan orang dewasa, menunjukkan tahap pemahamannya.
6. Orang dewasa suka diperlakukan adil dan masuk akal
7. Orang dewasa sudah tahu cara mengatur hidupnya, dan lebih suka melakukannya sendiri
8. Orang dewasa menyenangi hal-hal yang praktis.

Itulah beberapa materi yang disampaikan oleh Dosen, pada kesempatan kali ini. 

"Lain kali elo harus mengantisipasi biar nggak telat." Nasehat Mirza kepada gue selepas pembelajaran. Gue mengangguk sambil mengucapkan terima kasih. 

Biasanya kalo setelah MK gue mampir dulu ke kost teman buat mgobrol atau yeah sekedar nongki, tapi kali ini nggak. Pertama, gue ingin istirahat karena kemarin tiga hari tiga malam fisik gue di porsir bolak-balik dari Pandeglang ke Rangkas. Kedua, besok jadwal gue padat, tugas juga membludak alangkah bijaknya mengerjakan dulu.

Di saat itulah gue ketemu Maya, bisa-bisanya ngajak gue Jakarta untuk menemaninya membuat paspor. Tentu gus tolak dong. Bukan karena gue nggak murahan, anjay. Tapi lagi capek aja, mungkin lain kali bisa. Urusan dia kecewa atau marah, whatever. 

Gue sebelumnya sempat mampir dulu ke Perpustakaan yang baru pindah posisi. Pas gue masuk, ruangannya sama kecilnya, buku-bukunya juga tidak lengkap kayak biasanya, gue kira ada tambahan yang baru ternyata nggak.

Kadang gue mengeluh dalam hati, kenapa perpustakaan tidak diutamakan. Sekelas kampus yang di dalamnya ada ribuan mahasiswa tapi perpustakaannya kecil, mana nggak lengkap lagi. Memang perpustakaan yang besar tidak menjamin pengunjungnya banyak, tapi kita tidak boleh fokus ke sana, melainkan manfaatnya bagi mahasiswa tersebut. 

Untuk mengibur diri kadang gue berandai perpusatakaan ini di bangun seperti yang ada di Oxford University. Aikh, terlalu tinggi memang. Yeah, gue percaya suatu saat nanti akan otw ke Oxford University entah kapan waktunya, yang terpenting dari sekarang gue harus mempersiapkan diri dari mulai mental, wawasan, keterampilan, terutama menguasai bahasa Inggris. Bila semuanya sudah lengkap, ya tinggal berangkat. Uraa!! Dan kalau pun misalnya tidak kesampaian, nggak apa-apa,  siapa tahu sama anak-anak gue nanti tercapai, Aamiin. 

Gue pulang naik angkot dari Kampus ke Palima, kemudian turun dan menunggu amgkutan umum lagi yang satu arah. Sambil menunggu gue mambaca buku Novel yang baru dipinjam dari perpustakaan, karya Andrea Hirata yang berjudul 'Orang-orang biasa' menarik sih isinya rekomendasi banget.

Mobil Angkot sudah ada beberapa yang lewat, gue hiraukan saja sambil berpura-pura membaca buku. Yang membuat gue kesel adalah dua mobil PS melewati gue begitu saja padahal gue sudah melambaikan tangan. Beruntungnya setelah itu ada mobil Bis Murni lewat, ya gue naik.

Di dalam mobil Bis feeling gue nggak enak, kayaknya ongkos bakalan minta lebih dah. Maka gue bersikap tenang dan mengeluarkan strategi sempurna. Yaitu; duduk santai, pakai headset, fokus membaca buku dan berdebat dengan tenang ketika kenek memulainya.

"Ke mana?" Tanya kenek sambil meminta ongkos.

"Ke Cikiray Cadasari." Jawab gue singkat sambil kembali fokus membaca.

"Ouh oke." 

Mendengar kata itu, gue langsung full senyum, gue tahan biar nggak ngakak. Karena di samping gue ada cewek yang sedang tertidur pulas, mungkin dia lelah kali. Tadinya gue mau ikut tidur, nyaman juga sih rasanya jatuh tertidur di Mobil amgkutan umum, cuman bahayanya kalau terlalu pulas tertidur sampai tujuan kita terlewati, wih... sebaiknya jangan gegabah dah.

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement