Lingkungan. Setiap manusia akan berubah dari mulai sifat, perilaku, pemikiran dan lain-lain oleh lingkungan. Terlepas itu positif atau negatif, tergantung dari persepektif.
Tidak setiap kampus favorit dalamannya elit secara kualitas, kebanding elit secara ekonomis. Tidak setiap kampus favorit dalamannya estetik, meskipun terkenal cantik rupawan yang sekali senyum membuat mata memandang terpenjarakan dari kehidupan luar, sehingga tidak mudah terditraksi hanya karena alasan UKT selangit, fasilitas sempit.
Dan tidak setiap kampus favorit bergerak bersama jajarannya secara kolektif, sehingga membuat masalah kian rumit.
Para rektorat dan dekanat berkoar-koar melebarkan sayap sambil memberi slogan manis untuk membangun, sedangkan para mahasiswanya kebingungan dengan kebijakannya yang merugikan.
Kita memang butuh citra kampus melambung, tapi tidak yang berakhir berkabung atau sakit lambung. Karena yang lebih kami butuhkan adalah dukungan dan lingkungan yang sehat tanpa dijejali oleh kepentingan-kepentingan sesaat.
Pandeglang, 30 - Mei - 2024
Hari Ke Seratus Ngampus, mata kuliah pertama dilaksanakan secara online, yeah tidak ada MK, hanya laporan saja dari BPH Pelaksana untuk persiapan praktikum out bound. Sebelum mata kuliah di mulai, pukul 08.00 WIB kami satu kelas menyelenggarakan penyuluhan masyarakat tentang mental health di SMK PGRI 1 Kota Serang.
Apakah gue telat lagi? Yeah. Gue kebagian menjadi pemateri opsi ketiga, jadi nggak buru-buru berangkat, santai aja gitu. Toh, lagian teman gue yang menjadi pemateri utama dan opsi kedua sama-sama TOP, nggak mungkin dong tiba-tiba ngabarin gue buat siap-siap mem-back up. Respon dari gue sih, calm aja.
Dari Lampu lalu lintas Sempu, ke SMK PGRI gue jalan kaki, lumayan juga jaraknya hampir satu kilo. Gue berjalan santai, nggak mau terburu-buru biar tidak capek banget, dan yang terpenting biar kedua kaki gue nggak kram.
Apakah gue pas datang ke sana menjadi pemateri? Nggak. Gue hanya duduk memperhatikan dengan seksama. Teman gue memaparkan materinya lancar-lancar aja, nggak kewalahan banget, sejauh ini terpantau aman. Bahkan ketika sesi tanya jawab pun, biasa aja. Pada bagian inilah gue maju ke depan menjawab satu pertanyaan, lumayan menggugurkan kewajiban. Selepas menjawab, gue OTW ke Mushola untuk melaksanakan shalat dhuha.
Foto ketika gue jawab satu pertanyaan
Pukul 10 lewat, kami pamit undur diri ke pihak Sekolah. Gue bingung tadinya mau ke mana, jalan kaki pula. Yeah, gue sengaja jalan kaki untuk kembali ke Kampus, sedangkan teman-teman gue yang lain terpecah kepada kesibukkannya masing-masing. Di jalanan mereka menyapa gue kenapa jalan kaki, gue jawab mau olahraga aja, biar berkeringat. Capek nggak? Itu mah jangan ditanya.
Di kampus, gue keliling mencari kelas yang kosong untuk belajar. Yeah, mata kuliah pertama memang udah usai, karena sebentar doang. Jadi dari pada gue nyantai di kosan, alangkah baiknya belajar.
Gue belajar banyak hal, mulai dari menulis, berpikir dan publik speaking. Gue merasa auara-aura negatif mulai menyelimuti, maka dari itu gue segera antisipasi memcari kepuasan diri, tentunya yang beramnfaat, salah satunya belajar. Setelah satu jam sibuk belajar sendiri, mood gue lekas membaik dan aura-aura negatif tergantikan dengan aura positif.
Mata kuliah kedua dilaksanakan secara offline. Sama, tidak ada materi. Yeah hanya membahas sosialisasi praktikum dan pembagian tugas analisis masalah. Teman-teman yang lain pada menjerit histeris ketika dead line-nya hanya satu minggu doang. Sedangkan bagi gue? Biasa aja. Karena percuma berteriak histeris apalagi cemas takut gimana-gimana, kalo nggak dikerjain mah. Gue mikirnya simpel, iyain lalu kerjain, udah selesai. Urusan nilai, itu mah urusan belakangan.
0 Komentar