Hari Ke Sembilan Puluh Delapan Ngampus

Dalam hidup, kita selalu bisa memilih, bersabar atau marah. Bersyukur atau ingkar. Bahkan saat situasi itu memang menyakitkan, boleh jadi tetap ada kebaikkan di sana. Dan orang-orang yang sabar dan bersyukur akan memilih mengingat hal-hal yang baik dibandingkan yang menyakitkan.
Kutipan diambil dari buku novel Janji karya Tere Liye, halaman 428

Pesan-pesan yang disampaikan oleh penulis, sukses menghantui gue dalam berbagai aktifitas. Seperti halnya ketika Dosen menjelaskan materi, gue sibuk menjelaskan kepada diri sendiri isi kandungan buku novel tersebut, sambil fokus memperhatikan. Sesekali ikut tertawa sambil bingung, ngapain ikutan kalo nggak tahu maksudnya.

Yeah, begitulah. Kita memang bisa memilih ketika dihadapkan suatu situasi, bisa marah atau bersabar. Tetapi percayalah, yang lebih baik adalah menerima situasi tersebut. Karena percuma marah, benci atau apa pun bentuknya kalau kenyataannya dia sudah diam-diam pergi meninggalkan wkwk. 

Hari ke Sembilan Puluh Delapan Ngampus, mata kuliah ada tiga. Yaitu; Penyuluhan masyarakat, Ekonomi kreatif, dan Anisis gender. Untuk Mata kuliah penyuluhan masyarakat diundur jadi malam, bukan pagi-pagi. Dimulainya nanti jam 19.30 WIB. Buset dah, persis jadwal sepak bola aja. 

Mata kuliah kedua dilaksanakan secara online pukul 08.00 WIB. Gue bangun kan karena semalam terbangun pukul tiga dini hari, lalu begadang mengerjakan tugas mata kuliah ini nih. Setelah masuk ke goagle meet, hp gue biarin sambil dicas, dan gue ngeloyor ke kamar tidur lagi Hahaha. 

Sepanjang tidur kuping gue terus beejaga-jaga siapa tahu ada suara Dosen, ternyata tidak. Hanya suara teman-teman sekelas yang berdiskusi, ya gue tidur dengan tenang dong. Entah kenapa sambil tidur pun suaranya begitu bersahutan terdengar. Setengah sepuluh, gue bangun dan melihat pembelajaran belum dimulai, ada beberapa yang belum keluar dari Gmeet, termasuk gue. 

Tiba-tiba gue dapat info dari Penanggung jawab mata kuliah, di grup katanya pembelajaran tidak jadi dilaksanakan secara online, tapi offline langsung masuk ke kelas. Sontak yang lain pada kaget, begitu juga gue dong. Elo bayangin co, dari Rumah gue ke kampus butuh waktu satu jam, sedangkan pembelajaran bentar lagi mau di mulai. Ya udah, karena nggak mau ambil pusing gue biarin HP dan tidur lagi wkwk. 

Pukul sepuluh lewat dua puluh gue aktifin data untuk membuka quora. Biasa, mau cari informasi terbaru. Ada beberapa pesan wa masuk, terutama dari grup kelas, gue cek dong. Dan ternyata, mata kuliah dilaksanakan secara online, buset dah! Gue buru-buru masuk ke Gmeet, tapi sayang dari awal sudah di absen jadi nasib gue Alpha co. Tapi walau bagaimana pun juga gue tetap mengikuti pembelajaran sampai selesai, biarlah Alpha yang penting masuk.

Setelah Dzuhur tadinya gue mau ke kampus, karena ada satu MK lagi dan itu hanya foto doang buat laporan. Gue mikir dua kali, sia-sia amat yah ngabisin ongkos hanya untuk foto doang. Kalo gue nggak ikut, Alpha lagi. Ada satu hal yang membuat gue kekeuh mau ke kampus, yaitu mau mengembalikkan buku Novel ke perpus, kebetulan deadline-nya sekarang. 

Gue mikir lagi, ke kampus keluar duit buat ongkos bulatnya sih 25 k, sedangkan kalo sekarang gue nggak ke kampus mengembalikan buku besoknya kena denda 4 k. Gimana yah? Ya udahlah, lebih baik gue kena denda 4 k dari pada harus keluar 25 k, lumayanlah ongkos buat hari ini gue ambil ada 20 k, sisanya buat bayar denda. Kemudian gue ngakak, sambil bilang pintar juga gue biasanya bodoh. 

Untuk mata kuliah kedua, analisis gender tentu gue alpha karena tidak ikut foto. Biarlah. Yang penting di mata kuliah ketiga, gue hadir. Dan, gue beneran hadir meskipun jadwal pembelajarannya kocak, kayak jadwal pertandingan sepak bola saja. 

Gue nggak mendengarkan materi yang dipaparkan oleh Dosen, karena gue sudah petik point intinya adalah membahas tentang evaluasi. Yeah begitulah.

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement