Hari Ke Enam Puluh Enam Ngampus

Foto bareng di meja batu
"Coo!! Serius kah itu elo?" Panggil teman-teman ngampus ketika melihat gue lewat.

"Wihh! You come back." Ucapnya dengan antusias. Sedangkan gue hanya membalas senyum.

"Coba ceritain pelatihan elo kemarin dari mulai awal sampai selesai, kayaknya menarik nih." Pinta Nida dengan antusias.

"Yeah, buruanlah!" Tambah Eva dengan antusias juga. 

"Besok aja yah, gue lagi nggak sempat." Kata gue menolak. Syukurnya mereka mengerti dengan alasan yang gue utarakan. Kemudian obrolan dilanjut dengan membahas mata kuliah.

Di hari ke Lima Puluh Enam ngampus, sampai ke hari Enam Puluh Lima ngampus gue dispen karena mengikuti acara pelatihan kepemimpinan tingkat nasional selama dua minggu. Beruntungnya para Dosen nggak ada yang ngomel-ngomel, semuanya aman tenteram. Hal ini tentunya karena atas bantuan teman-teman, termasuk ketua kelas yaitu, Yasya. Tanpanya mungkin gue sudah alfa full. Kepada mereka, terkhusus buat ketua kelas, gue ucapkan banyak-banyak terima kasih. 

Pagi tadi gue kesiangan bangun pukul tujuh kurang sepuluh manit. Arrrg! Ini terjadi karena setelah shalat Shubuh tidur lagi. Tapi tak mengapa, toh lagian sudah terjadi. Gue kontek yang lain bahwa gue di alpain aja nggak bisa masuk ke kelas, waktunya nggak bakalan keburu. Palingan di mata kuliah kedua, insya Allah datang. 

Kemudian gue tidur lagi, mata kuliah kedua masih lama, di mulai pukul satu siang. Gue bangun jam setengah sepuluh, langsung mandi, mencuci piring, dan mencuci baju yang begitu banyak, bekas acara pelatihan kemarin. Jam sebelas siang, baru gue OTW ke kampus.

Ketika di Mobil Bus, gue membuka WA dan dibuat terkejut, ternyata mata kuliah kedua jam satu dipercepat memjadi jam sebelas, buset! Telat dong gue. Di dalam mobil, gue terdiam bisu, mau pulang juga tanggung sudah setengah perjalanan. Bagaimana ini? 

Sia-sia banget gue ke kampus kalau mata kuliah sudah tidak ada. Sia-sia banget gue ke kampus kalau tidak bisa mengikuti pembelajaran. Harusnya gue tadi membuka WA dulu biar tidak ketinggalan informasinya. Apa yang harus gue lakukan ke sana? Rugi dong gue ke sana, tidak mendapatkan apa-apa yang setimpal? 

Gue menarik nafas dengan tenang, yeah ini memang sudah terjadi, lantas buat apa di permasalahkan. Pokoknya ketika di kampus nanti, gue harus mendapatkan ilmu biar nggak rugi-rugi amat, minimal ke perpustakaan meminjam buku. 

Pukul dua belas siang, gue datang ke kampus, gue bingung mau ke perpustakaan dulu atau ke masjid dulu menunggh shalat Dzhhur, lama gue berpikir lalu memutuskan ke Masjid dulu persiapan shalat Dzuhur. Selesai Shalat, gue langsung bergegas mencari kelas yang kosong buat menulis review materi mata kuliah, kebetulan tadi Pagi Dosen mengirim materinya di WA. 

Gedung CA terlihat berbeda sekali ketika gue masuk, benar kata Mirza dan Ibad kemarin, sekat-sekat sudah tidak ada. Satu persatu gue mencari kelas yang kosong, hasilnya nihil, justru gue kaget ketika naik ke lantai dua, ruangan kelas seperti puskesmas saja. Yeah, ternyata itu laboratium antar jurusan. Gue lanjut ke lantai tiga, ruangan tampak kosong, tidak ada siapa-siapa di sana hanya gue seorang. Di samping jendela gue terduduk lesu, sambil memandang orang-orang yang  keluar - masuk gedung CC. Setelah lama memandang, gue mulai me-review mata kuliah pertama, yaitu Kepemimpinan dan Dinamika Kelompok. 

Sejarah Dinamika kelompok terbagi menjadi 6 bagian, diantaranya:

 1.  Zaman Yunani

Pada masa ini berkembang ajaran Plato bahwa daya individu tercermin pada masyarakat dengan karakteristik yang berbeda satu sama lain. Yang unik dari perbedaan ini mereka tak saling memusuhi, melainkan merangkul satu sama lain dengan cara antar kelompok memegang teguh normanya masing-masing. 

 2. Zaman Liberalisme 

Pengaruh dari pemikiran yang bebas membuat masyarakat melakukan hal apa pun, karena tidak aturan-aturan berlaku yang melarang akan hal itu. Akhirnya muncullah ketakutan-ketakutan dari masyarakat. Mulailah mereka berusaha mencari pedoman yang tepat untuk memutus rantai itu, maka diadakanlah perjanjian sosial antara sesamanya dengan berharap kepada negara dapat menjamin hal itu. 

 3. Zaman Ilmu Jiwa Bangsa-bangsa

Pada masa itu Morizt Lazarus dan Stanley Hall memelopori untuk mengadakan suatu penyelidikan terhadap bangsa primitife yang memiliki ciri khas kehidupannya. Penyelidikan dilakukan terhadap adat dan bahasa rakyat hubungannya dengan tingkah laku masyarakat primitif. Hasil penyelidikkannya adalah bahwa pengaruh adat dan bahasa menimbulkan homogenitas pada masyarakat, sehingga setiap sikap dan tingkah laku anggota masyarakat tidak berbeda satu sama lain. Teori ini berkembang, bahwa setiap masyarakat yang mempunyai kesamaan psikologi menjadi suku bangsa tertentu, lengkap dengan kepribadian masing-masing.

 4. Zaman Gerakan Massa

Adanya bentuk pemerintahan otokrasi dengan segala bentuk penekanannya mengakibatkan masyarakat menunjukkan pergolakan untuk membebaskan diri dan membentuk pemerintahan yang diinginkan. 

 5. Zaman Psikologi Sosial

Edward A Ross mengadakan penyelidikkan terhadap hubungan psikis antara individu dengan lingkungannya. Dalam meninjau situasi sosial mengakibatkan berkumpulnya sejumlah individu pada saat tertentu. Hal ini mnjadi anggapan bahwa situasi sosial membawa adanya kelompok.

 6. Zaman Dinamika Kelompok

Erich From mengawali kegiatan penyelidikkannya yang disusun dalam buku Escape From Freedom untuk menunjukkan perlunya individu bekerja sama dengan individu yang lain. Hingga timbul solidaritas dalam kehidupannya. Hal ini terjadi karena adanya keinginan individu untuk memperoleh kepastian hasrat, dan ini hanya didapat apabila masing-masing individu memiliki rasa solidaritas.

Dinamika adalah tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan. Dinamika juga dapat diartikan adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan. 

Dinamika kelompok mempunyai beberapa tujuan, diantaranya:

 1. Membangkitkan kepekaan diri seorang anggota kelompok terhadap anggota kelompok lain, sehingga dapat menimbulkan rasa saling menghargai. 
 2. Menimbulkan rasa solidaritas anggota sehingga dapat saling menghormati dan saling menghargai pendapat orang lain.
 3. Menciptakan komunikasi yang terbuka terhadap sesama anggota kelompok.
 4. Menimbulkan adanya i'tikad yang baik diantara sesama anggota kelompok. 

Proses dinamika dimulai dari individu bergabung dengan kelompok yang mempunyai latar belakang berbeda-beda. Mereka membeku seperti es. Individu berusaha untuk mengenal individu yang lain. Es yang membeku lama kelamaan mencair, proses ini disebut Ice Breaking. Setelah saling mengenal timbullah berbagai diskusi dalam sebuah kelompok yang kadang diskusi bisa memanas, proses ini disebut storming. Storming akan membawa  perubahan pada sikap dan perilaku individu, proses ini disebut forming. 

Dalam setiap kelompok harus ada aturan main yang disepakati bersama oleh anggota kelompok, proses ini disebut norming. Berdasarkan aturan ini setiap kelompok melakukan berbagai kegiatan, proses ini disebut perfoming. Alasan pentingnya dinamika kelompok, diantaranya:

 1. Individu tidak mungkin hidup sendiri di dalam masyarakat.
 2. Individu tidak dapat bekerja sendiri dalam memenuhi kebutuhannya.
 3. Dalam masyarakat yang besar, perlu adanya pembagian kerja agar pekerjaan dapat terlaksana dengan baik.
 4. Masyarakat yang demokratis dapat berjalan baik apabila lembaga sosial dapat bekerja dengan efektif.

Itulah beberapa materi yang gue review, masih banyak sih cuman gue spill dikit aja. Yang gue bingung adalah tidak tertera referensi yang jelas pada modul buku yang diberikan oleh Dosen, kan itu harus dipertanyakan. Tapi biarlah. 

Ketika sedang fokus review materi, Mirza dan Ibad datang, mengajak gue buat mengerjakannya di kosan aja. Ya, gue gas dong soal ke perpustakaan kampus bisa sorean. Di perjalanan itulah gur ketemu Nida, Eva dan Jihan yang memanggil gue histeris. Kami banyak ngobrol beberapa hal, mulai dari suasana kelas yang sedikit membosankan ketika tidak ada gue, katanya monoton tidak ada yang berkoar-koar menyampaikan pendapat seperti yang sering gue lakukan. Menanggapi hal itu gue hanya geleng-geleng kepala, ada-ada saja. 

Yang bikin gue terkejut adalah, ternyata mereka sedang review mata kuliah kedua yang sayangnya tadi gue nggak ikut. Katanya sih, sengaja mereka review materi biar cepat paham. Dan ternyata, kegiatan itu sudah tiga hari mereka lakukan. Wow, senang dong gue dengarnya, akhirnya keinginan gue sedikit demi sedikit tercapai juga. 

Pembahasan yang kami diskusikan adalah masalah sosial. Karena mata kuliahnya juga, Analisis kebutuhan dan masalah sosial. Gue merasa puas setelah diskusi kelar, ternyata nggak sia-sia juga gue ke kampus meskipun yeah nggak mengikuti proses pembelajaran, minimal gue tahu apa yang dibahas. Mungkin untuk ke depan, gue harus lebih disiplin lagi biar kejadiam tadi tidak terulang lagi. Uraa!!

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement