Hari Ke Sembilan Belas Liburan

"Besok masuk kerja yah." Kata teman gue yang membuat gue kaget.

Yeah, posisi gue sekarang di tempat kerja itu sebagai pengganti. Kalau karyawan pertama nggak bisa masuk, gue yang menggantikan. Sedangkan kalo dia masuk, ya, gue libur. 

Posisi ini dalam kecamata gue itu tidak menyenangkan, karena mau nggak mau ya gue harus siap. Contohnya sekarang, gue tadinya punya rencana buat ke perpustakaan daerah sambil mengajak patner berbincang sesuatu hal yang menarik buat diperbincangkan, tapi sayang itu nggak bakalan terwujud, gue soalnya masuk kerja. 

"Sabtu juga masuk yah." Katanya lagi.

"Insya Allah." Jawab gue singkat. 

Hari Sabtu, gue ada tiga acara. Dan kalau gue masuk kerja, ketiga-tiganya terpaksa gue cansel. Arrg!! 

Pagi-pagi hujan begitu lebat membuat semangat gue berangkat kerja malasnya minta ampun, inginnya tiduran. Atau sekedar ngopi santai sambil belajar. Sekitar jam sembilan gue chat Bos memberi tahu bahwa gue lagi nunggu hujan reda, katanya nggak apa-apa masuk kerja abis jum'atan. 

Mendengar hal itu gue bahagianya bukan main. Berarti ada waktu buat ngopi sambil menulis perihal liburan kemarin buat dimasukkin ke blog. Gue kira bakalan berjalan mulus ternyata nggak, gue harus bantu-bantu kakak buat msmperbaiki atap rumah yang bocor. 

Sambil memperbaiki atap yang bocor gue mikir masa depan nanti, bahwa gue harus mempunyai keterampilan ini agar ketika gue mempunyai keluarga kecil kelak tidak dipusingkan oleh ketidakmampuan dalam memperbaiki atap yang bocor. Bayangkan, atap yang bocor aja gue bisa perbaiki, apalagi rasa takut dia akan masa lalu yang kelam wkwk. 

Jam setengah sebelas gue baru bisa leluasa menulis. Ketika gue lagi ntantai keponakkan gue datang mengganggu, arrg! Target menulis pun yang tadinya beres sebelum jum'atan tidak beres, malah masih  panjang. 

Setelah jum'atan sambil diguyur hujan yang deras, gue berangkat kerja dengan perasaan yang campur aduk. Dan semua ini dirasakan oleh orang-orang yang pernah atau sedang masuk dunia kerja. 

Sampai di tempat kerja gue mulai sat-set, mengesampingkan perasaan yang campur aduk itu, yeah, gue harus profesional. 

Ketika gue mau nyantai, iseng-iseng gue buka sosmed, eh, patner belajar gue nge-chat kayak terkesan panik, butuh didengar atau semacam pengertian. Gue jawab kan, ada apa? Buset dah, slow respon, sia-sia gue fast respon. 

Gue mulai mencari tahu ada apa dengan teman gue nih. Pas gue buka grup kelas ternyata nilai mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran keluar, ada beberapa orang yang tak dapat harus ikut susulan, termasuk teman gue. 

"Elo cemas akan hal ini? Calm aja." Kata gue kembali nge-chat. 

Dia pun membalas setelah, yeah, sekitar satu jam. Katanya benar dia sedikit cemas, sekarang lagi fokus mengerjakan tugas. 

Menyikapi persoalan ini gue senang dapat pengetahuan baru lagi, ouuh! Ternyata patner gue kayak begini orangnya. Betapa kasihannya hidup di keramaian tapi merasa sendirian. Gue analisis lagi persoalan ini, lumayan wawasan baru. Dan gue mendaparkan beberapa pelajaran yang tentunya tidak dapat gue utarakan karena kebenarannya subjektif tidak dapat dipertanggung jawabkan. 

Banyak yang gue lakukan dan dapatkan di hari liburan ke sembilan bekas ini, tapi gue hanya bisa menyampaikan sedikit. Bukan apa-apa, waktunya sudah larut malam gue harus tidur karena besok mau masuk kerja. 

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement