Hari Ke Tiga Puluh Empat Ngampus

Presentasi pendidikan benua eropa
"Apakah elo nggak takut bakalan dibenci oleh orang-orang, bila melakukan hal tersebut?" Tanya Azka 

"Nggak, justru itu seru!"

"Kenapa seru, bukankah dibenci oleh orang itu bagi kebanyakan orang tidak baik?"

"Karena dibenci dan tidak disukai oleh orang lain di luar kendali kita. Gue lebih baik melakukan hal yang konyol, nggak berfaedah, atau sia-sia di mata orang lain, tapi buat gue nyaman menjadi diri gue utuh, kebanding hanya jadi buntut bersembunyi dari penilaian negatif orang lain."

"Ouuh gitu yah, gue paham pola pikir elo arahnya ke mana, Co."

Lalu kami pun melanjutkan perbincangan membahas pola pikir orang-orang yang makin hari, makin menyimpang dengan hukum moral.

Filsafat. Efek dari membaca novel filsafat karya Justin Garder Dunia Shopie membuat gue selalu mempertanyakan sesuatu hal yang dianggap orang-orang nggak penting, bagi gue penting biar ada alasan mengapa ada hal itu. Gue inget ada kutipan di buku tersebut, entah halaman berapa gue lupa wkwk, berbunyi seperti ini.

Seorang filosof akan menghindari obrolan yang sedang menjadi 'buah bibir' tapi dia akan menarik orang-orang untuk berpikir dan membicarakan hal-hal yang sifatnya esensial.

Setelah gue paham dengan maksud dari kalimat ini, pas masuk kelas gue memperhatikan sekitar untuk dijadikan topik obrolan. Kebetulan di depan ada kelompok yang sedang presentasi membahas kebudayaan, di situ yang gue ingat adalah satu kata, gotong royong.

Gue mikir, kenapa kita harus bergotong royong? Dan kenapa namanya harus gotong royong, tapi nggak gotong bareng-bareng? Padahal kalau namanya gotong bareng-bareng kayaknya orang-orang akan merasa terwakili, bukan? Nggak berhenti di situ, gue chat si Yasya untuk menjawab pertanyaan gue, respon dari dia adalah tertawa ngakak. Gue tanya azka yang berada di depan gue, dia juga ikut ngakak. Buset dah!

Dalam hati, gue juga ngakak banget! Gue merasa tolol banget dah, bodo amat yang penting gue happy melakukan hal itu, lagi pula ada nilainya juga. 


Di sesi kuliah kali ini Dosen nggak datang karena ada kesibukkan entah apa itu, mahasiswa wajib datang ke kelas presentasi doang. Buat gue nggak masalah, lagi pula presentasi kali ini akan membahas pola pendidikan eropa. Menarik bukan buat jadi bahan diskusi? 

Yang lain pada datang ngaret, seharusnya di mulai setengah lima ini jam lima pas. Mana diskusinya nggak kondusif lagi. Pada egois mainin hp terus, padahal ada yang sedang presentasi. Gue sebel karena diskusi nggak berjalan dengan kondusif, di tambah yang presentasi juga hanya baca power point doang nggak membahas secara gamblang. Gue sangat menyayangkan, ini tuh pembahasan yang seksi banget, mengkaji pola pendidikan eropa yang di mata kita semua sistemnya sangat maju. 

"Apakah ada sesi tanya jawab?" Tanya gue menarik perhatian.

Sontak! Mereka menjawab nggak ada. Alasannya biar cepat beres, kelas lain juga nggak ada, jadi segera tutup dan kita pulang.

"Kenapa kita harus sama kayak kelas yang lain? Dan kenapa ada presentasi kalau sesi tanya jawab nggak? Kalau kayak begitu ngapain kita ke kelas, bukankah mau belajar?"

Mereka jawab rame-rame, karena inilah-itulah. Dan yang membuat gue geram, ingin segera pulang. Ngapain elo ke sini dengan dalih mau belajar kalau pas di kelas mau cepat-cepat kelar tanpa berpikir apa yang sudah dia dapatkan. Beruntungnya mereka memberikan kesempatan buat sesi tanya jawab dengan ancaman pas gue presentasi nanti semua akan bertanya, no problem justru itu yang gue inginkan. 

Gue tanya tuh semua pengkaji, tapi hanya satu yang nggak karena gue tidak tahu bahas pola pendidikan negara apa yang berada di benua eropa. Respon mereka kembali riuh, pertanyaan gue terlalu tinggi. Satu kata dari gue, bodo amat.

Meskipun kelas tidak kondusif dan diskusi nggak berjalan nggak semestinya, gue nggak terlalu larut dalam penyesalan. Bodo amat, yang penting sudah bertanya karena untuk terciptanya kelas yang ideal itu di luar kuasa gue. 

Presentasi berakhir, pertanyaan gue dijawab dengan asal. Sungguh disayangkan. Semuanya pada pulang kecuali, gue dan beberapa orang yang sedang diskusi membahas tugas kelompok. Di situlah gue ngobrol bareng Azka terkait keresahan yang gue alami di kelas dan banyak mahasiswa/i sekarang seremonial tidak menyadari apa fungsinya dan tujuannya mengapa mereka datang ke kampus. 

Serang, 08 - 11 - 2023

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement