Mangkuk, Madu, dan Sehelai Rambut

Ilustrasi gambar dari goagle
Dibalik segala apa pun yang terjadi, selalu ada hikmahnya. Cuman kadang kita gagal memetiknya. Entah kurang bertafakur atau kufur terhadap nikmat yang diberikan oleh-Nya.

Tadi gue baca buku Bidadari Stories Karya Fuad Abdurahman yang membahas 4 bidadari dunia. Yaitu, Khadijah, fatimah, Maryam, dan Asiyah.

Pada halaman 180 gue mendapat pesan menarik soal mangkuk, madu, dan sehelai rambut.

Apa maksudnya? Begini review ceritanya.

Suatu hari Rasulullah mengajak ke empat sahabatnya untuk berkumpul di rumah putrinya Fatimah. Lalu dihidangkan semangkuk madu, tiba-tiba ada sehelai rambut jatuh ke dalam madu tersebut.

Sontak! Melihat hal tersebut Rasulullah Saw mengajak para sahabatnya untuk membuat perbandingan dari ketiga benda tersebut, yaitu, mangkuk yang cantik, madu, dan sehelai rambut.

Abu bakar berkata, "Iman itu lebih cantik dari pada mangkuk ini. Orang yang beriman itu lebih manis dari pada madu, dan mempertahankan iman itu lebih sulit dari pada meniti sehelai madu."

Umar berkata, "Kerajaaan itu lebih cantik dari pada mangkuk yang cantik ini. Seorang raja itu lebih lebih manis dari pada madu, dan memerintah dengan adil itu lebih sulit dari pada meniti sehelai rambut."

Utsman berkata, "Ilmu itu lebih cantik dari pada mangkuk ini. Orang yang menuntut ilmu itu lebih manis dari pada madu, dan beramal dengan ilmu itu lebih sulit dari pada meniti sehelai rambut."

Ali berkata, "Tamu itu lebih cantik dari pada mangkuk ini. Menjamu tamu itu lebih manis dari pada madu dan membuat tamu senang sampai kembali pulang ke rumahnya lebih sulit dari pada meniti sehelai rambut."

Fatimah berkata, "Seorang wanita itu lebih cantik dari pada mangkuk yang cantik. Wanita yang berhijab itu lebih manis dari pada madu dan mendapatkan seorang wanita yang tak pernah dilihat orang lain, kecuali muhrimnya lebih sulit dari pada meniti sehelai rambut."

Rasullullah Saw juga berkata, "Seorang yang mendapat taufik untuk beramal adalah lebih cantik dari pada mangkuk yang cantik ini. Beramal dengan amal yang baik itu lebih manis dari padu madu dan beramal dengan ikhlas adalah lebih sulit dari pada meniti sehelai rambut."

Malaikat Jibril berkata, "Menegakkan pilar-pilar agama itu lebih cantik dari pada mangkuk yang cantik. Menyerahkan diri, harta, dan waktu untuk agama lebih manis dari pada madu dan mempertahankan agama sampai akhir hayat lebih sulit dari pada meniti sehelai rambut."

Maka, Allah berfirman, "Surga-Ku itu lebih cantik dari pada mangkuk yang cantik itu. Kenikmatan surga-Ku lebih manis dari pada madu dan menuju surga-Ku adalah lebih sulit dari pada meniti sehelai rambut."

Apa kata elo pribadi?

"Cinta itu lebih cantik dari pada mangkuk itu. Belajar mencintai yang baik itu lebih manis dari pada madu dan mempertahankan cinta hanya untuk-Nya saja itu lebih sulit dari pada meniti sehelai rambut."

Itu baru tiga benda bro, tapi bisa melahirkan banyak makna. Lihat sekeliling kita, mungkin kita bisa melahirkan banyak makna dari benda-benda itu. 

Makannya kita sering mendengar tausiyah-tausiyah yang mengatakan, ketika melihat sesuatu yang indah ucaplah subhanallah. Mengapa? Karena semua ini tak dapat kita pandang oleh mata tanpa ada yang menciptakannya. Segala hal apa pun akan mengandung hikmah bagi kita, jika kita mau meluangkan waktu untuk memikirkannya.

Banyak-banyaklah bertafakur sebab itu adalah jalan menuju syukur, jauhi insecure yang berlebihan karena itu jalan menuju kufur.

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement