Kating Jadi-jadian

Foto bareng Technical Meeting (TM) ll jurusan
Kemarin pagi gue datang ke kampus awal banget, entah ada angin mana yah. Biasanya gue sering telat. Gue mau ikut acara Technical  Meeting ( TM) ll Jurusan.

Ketika gue mau masuk gerbang ada satu cewek yang panggil gue sambil melambaikan tangan. Dia menghampiri gue dan mulai membuka percakapan.

"Elo baru dateng, naik apa?"

"Saya naik angkot tadi teh." Jawab gue sopan, karena tampilannya kayak kating.

"Ouh, dari mana gitu?"

"Pandeglang,"

"Buset, elo pulang - pergi berarti. Kenapa nggak nge-kost, lumayan tahu jauh."

"Nanti aja lah teh. Saya soalnya kerja part time, lumayan aja gitu buat ongkos mah."

"Yeah, kerja apa lo?"

"Saya jaga konter."

"Ouh jaga konter, sampai malam kayaknya yah?"

"Iya teh, ini juga sebenarnya saya udah izin takut kesiangan, nyatanya belum di mulai. Soalnya se malam kan malam Minggu, biasanya sampe jam 12 lah."

"Wih, cape juga kayaknya hahah."

"Lumayan teh," (sambil ikut nyengir)

"Ouh yah, cari kerja part time susah yah di sini mah?"

"Yups, temen-temen maba yang lain juga pada nyari buat nambah-nambah biaya kuliah. Btw teteh nge-kost juga?"

"Yeah, di atas."

"Atas ini teh," (sambil nunjuk ke atas)

"Bukan njir hahaha. Tapi deket lampu merah Sempu itu."

"Ouh kirain atas ini. Emang asli mana teh?"

"Gue aslinya dari Sukabumi. Jauh kan?"

"Lumayan teh. Emang baru semester berapa?"

"Gue maba juga anjir kayak elo hahaha." 

Ketika dia bilang 'maba juga' gue kaget bukan kepalang njir. Dan dia hanya senyum tanpa dosa.

"Gue kira elo kating njir."

"Bukanlah. Eh, itu si Donald, kuy! Ke sana."

Dan kami pun menghampiri si Donald. Kelihatannya dia udah bosan menunggu dari tadi, karena acaranya ngaret nggak sesuai jadwal. Bagi gue sih, no problem.

"Nal, gue kira dia kating njir," kata gue membuka pembicaraan.

"Iya bener. Gue juga tadi kaget kenapa elo panggil gue teteh, kan bukan kating." Sambil ketawa meledek.

"Elo kayak kating njir. Kenapa elo diam aja ketika di panggil teteh sama gue bro?"

"Biasa aja haha."

"Waduh kalian ada-ada aja nih, kuy! Kita ke atas udah kecium nih bau-bau anak PNF."

Dan kami pun cek out lokasi tujuan, yang ternyata masih dipersapkan oleh panitia. 

Gue masih kesel sama peristiwa tadi. Apalagi ketika melihat mukanya kayak meledek banget. Iseng-iseng gue candain.

"Parah yah, pagi-pagi gue udah kena prank kating sama elo haha,"

"Haha, bener."

"Awas aja loh," ancam gue dengan tersenyum.

"Awas apa njir," dengan penasaran, Donald pada saat itu berada di depan, gue dan dia sejajar, so nggak kedengaran sama Donald.

"Gue museum kan kejadian tadi." Sambil nyengir. Sebelum dia membalas, gue tepuk pundak Donald untuk pergi ke Mushola dulu, biasa mau nyantai. Lagian acaranya belum di mulai.

Foto bareng Dulur 5
Gue pergi dan tinggalkan dia. Rasa kesal masih gue rasa, aneh aja gitu kenap gue salah sasaran, dan dia juga kenapa diam aja bro. Jauh dari rasa kesel, aslinya gue menikmati percakapan tadi. Pandangan gue perihal dia adalah orangnya humble. Asyik aja kayak satu server wkwk.

Jangan-jangan, gue mulai...? Entahlah.

Dari kejadian kemarin gue mikir apakah ini karma yah? Soalnya dulu gue sering di panggil kakak sama anak kuliahan, bahkan sama pihak-pihak terkait saat gue masih aktif di organisasi.

Elo tahu, dulu gue pernah berbincang di satu ruangan Sekolah favorit di Pandeglang untuk meminjam tempat acara. Di dalam ruangan ada beberapa guru yang sedang fokus mengerjakan sesuatu, ada yang ngopi, dan sok santai calm (ini gue nih wk).

Di situ gue ceritanya lagi menjelaskan Term Of Referensi (TOR) kegiatan yang akan diselenggarakan. Yeah, kayak konsep-konsep gitu.

Gue bicara so PD banget, dan gue anggap Guru yang ada di hadapan gue kayak teman aja biar nyaman. Singkat cerita, setelah gue beres menjelaskan secara detail, Pak Guru nanya sama gue dan temen, karena pada saat itu berdua.

"Bagus konsepnya, Bapak apresiasi. Karena esensi acaranya jelas mau ke mana. Kan kalau sudah tahu kayak begini enak yah. Ngomong-ngomong kalian kuliah baru semester berapa?"

"Kami masih sekolah Pak. Saya kelas 12 dan temen saya kelas 11."

"Hah! Kalian masih Sekolah. Bapak kira sudah semester 6."

Bukan hanya beliu yang kaget, tapi yang lain juga pada kaget. Yang sedang ngopi tadi, perhtiian kami, yang sedang fokus lihatin komputer juga berubah perhatiin kami. Dan kami hanya diam.

Itu dulu, sekarang gue sudah menjadi mahasiswa sejati. Bukan mahasiswa jadi-jadian, atau kating jadian-jadian kayak si dia tadi wkw. Mungkin itu bener karma kali bro.

Emang aneh tuh orang. Tapi yeah, kita ambil hikmahnya aja. Karena setiap kejadian pasti ada suatu pelajaran yang bisa petik.

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement