Review Novel We Could Be In Love Karya Arumni E


Nama Penulis : Arumni E
Isi                      : 329 
Penerbit           : Bentang Belia

Lelaki yang tampan, cool, dingin, dan berprestasi adalah incaran kaum wanita. Begitu juga dengan Liberty lewat pandangan pertama di Kampus dengan Neo telah membuat dia jatuh hati.

Neo dan Liberty kuliah bersama di Barcelona pertemuan mereka di mulai saat Neo melihat daftar mahasiswa baru, tanpa di sengaja datang Liberty lalu mengajaknya berkenalan karena Liberty senang sekampus dengan teman yang satu Negara.

Percakapan mereka tidak terlalu lama, karena Neo terlalu menutup diri untuk orang yang baru dikenal, di sini dia hanya ingin belajar takutnya Liberty menjadi pengganggunya nanti, pikirnya.

Ketika mereka berbincang ada dua orang yang memanggil Liberty, sontak Liberty berlari sambil menarik tangan Neo. Mereka naik Bus dan sembunyi di tempat sepi. 

Di saat bersembunyi, Liberty meminta Neo untuk diam karena takut diketahui oleh dua orang yang mengejarnya tadi. Tapi, Neo mengubrisnya bahkan dengan santainya keluar dari persembunyiannya.

Ketika Neo keluar, dua orang yang mengejarnya tadi mengenali Neo lalu bertanya, ke mana perempuan yang bersamamu tadi? Alih-alih menjawab, Neo bertanya balik, 'untuk apa kalian mencarinya?' sebelum dua orang itu menjawab, Liberty datang menghampiri mereka.

"Aku tidak mau berurusan dengan kalian." ucan Neo lalu pergi ke Apartemennya.

Malamnya, Neo bersiasat bahwa Liberty anak orang penting di sini. Untuk itu di memutuskan untuk menjauhi Liberty karena dia tidak mau berurusan dengan orang penting di sini, karena tujuan dia hanya menuntut ilmu. Tidak lebih.

Besoknya, Liberty mulai mencari Neo. Dia menemukan Neo sedang mengobrol dengan orang asing berbahasa Spanyol dengan fasih. Setelah Neo selesai berbincang, Liberty mendatanginya sambil memuji kehebatannya berbahasa Spanyol.

"Kamu fasih juga berbahasa Spanyol, aku ingin sepertimu," kata Liberty.

"Iya tah? Soalnya aku belajar Bahasa Spanyol sejak kelas satu SMA."

"Kamu mau nggak mengajari aku Bahasa Spanyol nanti aku bayar," pinta Liberty.

Neo berpikir sejenak, tidak ada salahnya dia mengiyakan, apalagi dibayar. Hitung-hitung menambah biaya kehidupan selama di sini. 

"Bagaimana?"

"Oke boleh, kapan?"

"Kamu sekarang ada waktu luang?" tanya Liberty.

"Ada," jawabnya singkat.

"Bagaimana kalau sekarang, di Apartemenku?" tawar Liberty

"Hah! Maksudmu Kita berduaan di Apartemenmu?" tanya Neo kaget.

"Hahaha! Kamu cowok yang sopan yah. Di Apartemenku ada teman kok calm aja."

Lalu mereka pun pergi ke Apartemen Liberty.

Sesampainya di sana, Neo merasa heran melihat Teman Liberty namanya Anna. Dia ibarat seorang asisten, bukan seorang teman. Pertanyaan Neo terkait Anna apakah asisten atau bukan? Tidak dijawab oleh Liberty malahan dia mengalihkan ke topik yang lain. Hal inilah yang membuat Neo kebingungan.

Setelah selesai Belajar, Neo pamit pergi untuk kembali ke Apartemennya, dan mereka sepakat untuk belajar bareng seminggu tiga kali.

Namun, Neo masih penasaran siapakah Liberty sebenarnya?

Tanpa Neo ketahui, Liberty adalah anak duta Indonesia untuk Spanyol. Dia anak satu-satnya, Ayahnya begitu protektif karena takut Liberty kenapa-napa. Untuk itulah, dia mengutus dua pengawal menjaga keselamatan anak semata wayangnya itu.

Kabar kedekatan Liberty dengan seorang Lelaki membuat Ayahnya khawatir, dia takut Lelaki itu berbuat jahat kepada anaknya. Dia meminta data-data yang konkrit Lelaki yang sedang dekat dengan anaknya itu kepada pengawalnya.

Tak disangka, ternyata dia seorang lelaki yang berprestasi, berbakat, dan berambisi. Keahliannya adalah bermain biola, lalu dia meminta kepada pengawalnya untuk memberikan panggung kepada Neo di acara perkumpulan mahasiswa Indonesia yang ada di Spanyol. Sekaligus, memperkenalkan anaknya kepada temannya yang kebetulan mempuyai anak Lelaki.

"Kita jadi kan belajar Bahasa Spanyol?" tanya Liberty setelah selesai jam Kuliah, akhir-akhir ini Neo berusaha menjauhi Liberty karena dia tidak ingin terlibat dengan anak Pejabat.

"Nggak dulu, aku ada undangan."

"Undangan apa?"

"Pertemuan Mahasiswa Indonesia yang kuliah di Spanyol," jawabnya singkat.

"Kok aku nggak di undang yah?"

"Mana aku tahu, itu bukan urusanku." lalu pergi meninggalkan Liberty.

Neo Pulang ke Apartemennya dengan cepat, lalu mengambil biola. Ketika tangannya memegang biola, kenangan seorang Perempuan yang di cintai dulu terbayang di benak.

"Trinity, apa kabarmu di sana." katanya sambil tersenyum.

Dia teringat kenangannya dulu ketika pelulusan Sekolah memainkan biola dengan khidmat. Tapi, sebelum kenangan itu merayap ke akar-akarnya, Neo segera berangkat ke tempat acara, dia tidak mau terbuai dengan masa lalu.

Sesampainya di sana, Neo langsung dipersilahkan bertemu dengan Duta Indonesia untuk Spanyol. Ketika mereka berbincang, ada suara perempuan yang memanggil Neo.

"Neo," 

Sontak! Neo memalingkan muja ke arah suara, dia terkejut ternyata itu Liberty.

"Ayo! Acaranya mau di mulai, kamu Neo dan Liberty duet di Panggung,"

"Maksudnya?" tanya Neo yang belum paham.

"Liberty bermain Piano, kamu bermain biola."

"Hah! Yang bener ayah," kata Liberty terkejut, Neo juga terkejut.

"Iyah. Kalian kan pemain yang profesional, kuy! Acara mau di mulai."

Mereka pun hanya pasrah menerima kenyataan. Namun, Liberty masih kebingungan lagu apa yang akan dibawakan nanti, toh, ini mendadak sekali.

"Lagu tanah airku," kata Neo santai. Setelah MC mempersilakan mereka untuk maju.

Permainan Biola Neo membuat hati yang mendengarnya sejuk, terakhir dia membawakan lagu Indonesia raya tujuannya adalah agar menambah nasionalisme mahasiswa di sini.

"Aku tak menyangka, kau juga mahir Biola," puji Liberty.

"Biasa aja."

"Hei! Kamu ternyata di sini," kata seorang Lelaki yang menghampiri mereka berdua.

"Oh iyah, Neo perkenalkan ini temanku namanya Saka. Dia anak duta Indonesia untuk Italia."

Mereka pun kenalan, setelah itu Neo pamit pulang. 

Setelah memgetahui Liberty lebih dalam, Neo semakin menjauhi Liberty karena dia tidak mau berhubungan dengan anak pejabat di sini. Singkatnya, tidak mau membuat masalah.

Namun, semakin Neo menjauh, Liberty tidak pernah meyerah untuk mendapatkan hati Neo. Segala aktivitas Neo tak pernah luput dari pantauan Liberty. Ya, begitulah orang yang dimabuk cinta, apa pun akan dilakukan sampai mendapatkan.

Setabahnya kita menghadapi sikap dingin seseorang, pasti akan ada saatnya kita untuk menyerah. Bukan berarti kita merasa kalah, tapi kita sadar diri bahwa percuma berjuang untuk orang yanh tidak suka dengan kita.

Begitulah dengan apa yang dirasakan oleh Liberty, setelah sekian lama berjuang dia mendapat kabar dari Estela saudara Neo yang beda Ibu, bahwa Neo masih menyimpan rasa kepada Trintiy mantan pacarnya dulu.

Tak tanggung-tanggung, Estela menceritakan detail perihal masa lalu Neo bersama Trinity. Perasaan Liberty mendengar cerita itu, membuat benteng pertahanannya runtuh. Harapannya untuk mendapatkannya tidak seambisi dulu. Akhirnya dia memutuskan untuk bersikap apatis kepada Neo, bahkan dia sengaja tidak membalas pesan-pesan Neo di WhatsApp.

Keadaan pun berbalik, dulu Liberty yang mengejar, sekarang Neo yang mengejar. Neo sudah sadar bahwa Trinity sudah tidak mau bersamanya toh, dia sudah punya yang lain. 

Harapan dia sekarang adalah, bertemu dengan Liberty dan ingin bersamanya dulu. Namun, ketika di Kampus dia tak menemukannya? Ternyata Liberty sedang berada di Madrid menemui orang tuanya. Lalu, Neo memutuskan untuk menemuainya di sana. Dan... Jadian.

Nilai Fositif di Novel ini, diantaranya:

 1.  Banyak harta tak menjamin kita hidup bahagia. 
 2. Tak perlu kau menganggu mantan yang sudah punya pasangan, biarlah dia hidup bahagia dengan pilihannya.
 3. Orang yang mencintaimu dengan tulus, akan selalu membawamu ke jalan yang lurus. 
 4. Jangan menjadi orang yang terlalu tertutup, bergaulah dengan semestinya. Karena hidup itu satu kali.
 5. Selama kita biasa, lakukanlah segera jangan bergantung kepada orang lain.

Buku ini mengajarkan kepada kita untuk peduli kepada orang yang benar-benar peduli kepada kita. Tak masalah kita ingin menyendiri atau tak mudah percaya kepada orang lain. Namun, perlu rasanya kita menggali informasi lebih dalam untuk membuka pintu percaya kepada orang lain. 

Dan juga, nikmatilah kehidupanmu sendiri tanpa menjadi orang lain.







 

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement