Perihal Mati



"Bro, gue dapat kabar si Mia mengalami Kecelakaan," ucap Adian kepadaku yang sedang fokus menatap layar hp

"Yang benar?" jawabku santai

"Benar, dan... Dia sekarang meninggal."

"Hah! Meninggal?" 

"Iya." jawabnya lemas sambil menahan tangis.

Seketika hatiku tenggelam dalam kesedihan.

Perihal kematian, setiap orang itu memang akan mati. Tetapi, kita tidak tahu kapan waktu itu akan datang. Apakah bulan depan, Minggu depan, atau bisa saja sekarang? Kita tidak tahu.

Mia, seorang teman yang sopan dan humoris telah pergi meninggalkan kenangan yang mendalam.

Dulu, ketika berangkat Sekolah kita sering bercanda sambil bertanya

"Kau tidak Sekolah hari ini?"

"Tidak, maklum lagi pandemi hehe, sedangkan kau rajin amat, tumben?"

"Biasa, sedang tidak ada pekerjaan."

Kalimat itu sering kita lontarkan, tetapi tidak membuat bosan. Justru hal itu membuat hubungan pertemanan kian erat.

Namun, sekarang kalimat itu hanya akan menjadi kenangan semata, karena kau telah pergi menghadap sang pencipta.

Sekarang mungkin kau yang menghadap sang pencipta, mungkin nanti giliranku. Untuk itu, aku memang harus bisa memanfaatkan waktu ini dengan melakukan rutinitas-rutinitas yang baik, agar di akhirat kelak aku tidak tenggelam oleh rasa penyesalan yang mendalam.

Terima kasih kawan, telah hadir dalam hidupku. Semua candaan dan kebersamaan kita dulu akan selalu kukenang, sambil tersenyum bahwa semua ini adalah takdir yang harus kuterima dengan sepenuh hati.



Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement