Setiap orang pastinya ingin dihargai. Karena dihargai sama saja dengan dihormati. Tapi kenapa banyak orang-orang di luar sana menyepelekan hal ini? Barangkali ada sebabnya kali. Jadi begini, kita ingin dihargai sama orang lain. Lantas, apa keuntungan mereka menghargai kita? Kita punya daya jual nggak sih? Kita ini siapa? Barangkali itulah sebab kenapa kita nggak dihargai oleh orang lain.
Apakah kita perlu benci kepada orang yang nggak menghargai kita?
Menurutku, kita tak perlu membenci. Buat apa kita membenci orang yang nggak menghargai kita? Buat apa? Seharusnya kita bersyukur tidak dihargai oleh orang lain. Kenapa? Agar memotivasi kita untuk memebenahi diri. Kita sendirian, tak ada yang peduli dan tak ada yang menghargai kita sama sekali. Seharusnya kita tak perlu bersedih, apalagi menyalahkan diri kita sendiri. Itu tak perlu. Cintailah diri kita sendiri, pedulikanlah diri kita sendiri. Dan bahagiakanlah diri kita sendiri. Biarkan orang lain tak ada yang menghargai kita, bahkan kita merasa seperti dicampakkan. Biarkan. Kembalilah kepada diri sendiri. Mulailah rancang rencana agar kita tetap melangkah walaupun tak ada yang memberi semangat. Bukankah seorang pejuang yang sejati ialah orang yang berjuang sendiri? Lantas, buat apa kita merutuki diri. Bangkitlah segera. Hadapi halangan dan hambatan yang menghadang. Kita pasti bisa!
Kamu tahu? Kita ini bagaikan sebuah kapal yang sedang berlayar mencari pelabuhan yang baru. Bertemu dengan orang-orang baru. Dan mencari pengalaman baru. Barangkali, kita belum saatnya bisa berlabuh di pelabuhan yang membuat kita tenang dan nyaman. Santailah. Teruslah berjuang, jangan pantang mundur. Suatu saat nanti, kita akan mendapatkan pelabuhan itu.
Ketika kita sudah mendapatkannya, orang-orang pasti akan mengenal kita. Dan bahkan tak sungkan menghargai kita.
Hari ini boleh kita tak dihargai, dicaci, dan dicampakkan. Tapi esok lusa nanti, semesta akan berpihak kepada kita. Lalu kita tersenyum telah melewati semuannya. Ketahuilah, orang -orang yang tidak menghargai kita kelak akan bungkam seribu bahasa, ketika melihat kita tampil berbeda suatu saat nanti.
0 Komentar