Foto saat KKM di kampung Seklok Lebak Banten
"Kenapa elo jarang buat Cerpen?" Tanya gue kepada diri sendiri, ketika kembali membaca tulisan-tulisan zaman SMA yang kebanyakan cerpen. Dalam kebingungan itulah, gue semakin semangat membuka setiap lembar buku untuk mendapat inspirasi atau minimal pencerahan.
"Emang gue salah, selama ini menulis esai?''
"Nggak, cuman kita harus beralih kepada hal yang baru, biar nggak bosan."
Gue semakin mendalami tulisan-tulisan lama yang terkesan berirama. Yeah, bukan hanya fokus kepada Esai saja tetapi juga ada beberapa cerpen, puisi, quotes dan sejenisnya. Meskipun jauh dari kata sempurna, tapi dapat mewarnai seluk-beluknya berproses sampai sekarang.
Yeah, kadang kita harus kreatif dan inovatif dalam menyajikan isu agar mudah dimengerti. Mungkin inilah salah satunya alasan Pramoedya Ananta Toer menulis novel sastra, Bumi manusia. Atau sastrawan-satrawan besar lainnya.
Hari Ke Seratus Lima Puluh Ngampus, mata kuliah ada dua yaitu: Kewirausahaan Sosial dan Strategi Pembelajaran Pendidikan Non Formal. Untuk mata kuliah kewirausahaan sosial seperti biasa dialihkan kepada osbervasi lapangan, jadi tidak ada pertemuan secara daring atau luring.
Dari Jam Sepuluh Pagi gue mengerjakan tugas membuat makalah untuk nanti dikumpulkan pas sore hari. Tidak adanya leptop, terpaksa gue menggunakan HP, yeah udah biasa itu mah. Masalahnya adalah HP gue tuh lagi kocak, batrainya cepat dah abis, mana datanya bentar lagi penuh lagi. Menyikapi hal ini gue hanya ketawa, kocak-kocak bisa-bisanya masih bisa santai wkwk.
Gue sih berpikiran bodo amat terhadap HP ini. kalo masih layak digunakan, ngapain memaksakan diri untuk membeli, iya aja ada uangnya, nah ini nggak ada cuy! Kalo pun nanti contohnya tiba-tiba rusak, ya udah biarin nanti juga ada kok penggantinya nggak tahu dari mana, pokoknya ada aja. Kocak emang, gue bisa se-yakin itu, padahal yah... modal ngehibur diri doang haha. Calm aja dah, kan ada Tuhan ngapain harus takut.
Awalnya perkiraan gue membuat makalah ini kelar pukul dua siang, tapi ternyata kelarnya pas banget di waktu Ashar. Gue dilema bat dah, antara mau berangkat atau nggak ke kampus. Kalo gue berangkat, pertama nggak bakalan keburu, kedua percuma hanya dengerin presentasi doang sambil mengumpulkan tugas makalah. Sebaliknya kalo gue nggak ke kampus, pertama pasti absen. Kedua, nitip ke siapa gue untuk meminta tolong print-kan makalah ini. Mana gue harus ke Kampus Utama lagi untuk mengembalikan Buku soalnya dead line-nya hari ini. Pada akhirnya dengan berat hati, gue memutuskan untuk tidak ke kampus.
"Kenapa nggak ke kampus?" Tanya Mirza kepada gue
"Tanggung aja dah sore za. Lagian percuma ke Kampus kalo hanya dengerin yang presentasi sama ngumpulin tugas doang mah euy." Jawab dengan mantap, setelah dapat kabar dari teman yang lain mau bantuin untuk print-kan makalah gue.
Perihal meminta bantuan dari teman-teman seputar Kampus ketika gue lagi di rumah, jujur dah susahnya minta ampun. Gue sih menanggapi biasa aja, justru itu bagus gue jadi tahu mana teman beneran dan mana hanya sebatas teman aja. Yeah, gue sudah diberi informasi oleh Tuhan terkait hal ini, maka gue harus bilang apa? Terima kasih Tuhan!!!
Sekelebat gue berpikir bahwa, pada akhirnya sejauh apa pun kita melangkah bertemu orang-orang baru, itu tidak menjamin mereka membantu kita ketika kesusahan. Sebagian mungkin ada, tetapi pasti rata-rata tidak ada. Maka untuk itulah, kita harus menyayangi, menghargai diri sendiri dan mempunyai ilmu sebanyak-banyaknya agar kayak akan pengalaman, sehingga mempermudah menjalani hidup. Untuk orang-orang yang hanya sebatas teman tahu sekarang harus bersikap seperti apa, bukan berarti gue nggak mau membuka diri tapi itulah arti pentingnya privasi. Yeah, gue baru menyadari arti privasi itu.
Dan gue juga baru sadar bahwa, ternyata Tuhan sengaja dari dulu menggeprek diri gue sampai ke mana pun terbiasa sendiri, sampai nyaman dengan diri sendiri, itu ada hikmahnya sekarang. Wow!!! Terima kasih banyak Tuhan! Gue bersyukur banget telah berhasil melewati semua ini sampai sejauh ini atas bantuan-Nya dan orang-orang sekitar yang peduli dengan gue. Atas peristiwa ini gue semakin mantap untuk... mencintai si dia wkwk.
Terdiam dengan keputusan yang tidak jadi ke kampus, membuat gue kepikiran. Maka untuk itulah, gue pergi ke kamar untuk berbaring dan setelahnya tahu sendirilah haha. Yeah, kalo kita mentok tidak punya solusi terhadap masalah salah satunya lakukanlah tidur, dari pada terus kepikiran. Dan itu efektif cuy, gue sudah bodo amat absen di mata kuliah strategi Perencanaan Pembelajaran PNF, toh dosennya juga kebetulan tidak bisa hadir.
Gue bangun pukul lima lewat sepuluh menit, yeah gue teringat katanya mata kuliah statsika terapan yang harusnya dilakasanakan di hari Kamis untuk sementara waktu dipindahkan ke hari Senin yang akan dilaksanakan pukul lima sore. Ya wes, akhirnya jadi. Dan elo tahu cuy, secara tiba-tiba mata kuliah yang biasanya dilaksanakan pada hari selasa mau pindah ke hari kamis, kocak kata gue bisa-bisanya, tapi belum pasti sih, jadi atau nggaknya bodo amat dah ngapain pusing-pusing gue pikiran, toh itu di luar kendali gue.
0 Komentar