Potret emak sedang persiapan jualan
"Kenapa kamu senyum sendiri?" tanya ibu di saat melihat gue senyum-senyum sendiri.
"Nggak ada apa-apa."
"Berapa kali ibu harus nasehatin kamu, fokuslah belajar dulu, urusan perempuan mah gampang." ucapnya mulai mengerti kenapa gue senyum.
"Nggak Bu, hanya teman doang kok."
"Terserah deh mau kamu bilang teman kek, pacar kek, pesan Ibu satu, inget tujuan kamu kuliah." lalu pergi meninggalkan gue sendiri.
Jleb! nasehat-nasehat Ibu pun mulai berdatangan di kepala gue.
Perihal hubungan, gue sebenarnya nggak munafik sih mau, yeah namanya juga normal. Cuman ada beberapa hal yang membuat gue harus memikirkan dua kali lipat sebelum memutuskan hubungan serius dengan si dia.
1. Korban waktu
Hubungan itu kan harus ada ketersambungan bersama si dia, bisa dengan ketemuan atau lewat wa juga bisa. Masalahnya waktunya nih co. Gue mau meluangkan waktu nggak? Waktu spesial, waktu dengerin si dia curhat, waktu saling mandang, waktu drama, waktu saling memahami dan lain sebagainya.
contoh kecilnya chatanlah, Emang gue mau meluangkan? sedangkan masih banyak buku-buku yang harus gue baca. Iya aja kalau topiknya berbobot, bila sebaliknya ya sia-sia amat.
Ibaratnya gue dikasih dua pilihan nih. Mau pilih sibuk dengan doi (bahagianya sementara) atau sibuk meningkatkan kualitas diri (Prospek masa depan jelas) ya gue pilih nomor dua kan. Bukan hanya jelas aja tapi itu juga langkah awal menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain.
Elo aja lebay Co, kan kita saling memahami tinggal pastiin aja komunikasinya? Yeah benar. Tapi apakah itu akan menjamin menjalani kehidupan baik-baik aja di saat tidak ada kabar pasti tentangnya?
Contoh kecilnya di saat chat elo nggak dibalas sama dia dua hari, sedangkan dia on terus, emang elo nggak kepikiran? Ya pasti kepikiran meskipun dari awal udah paham mungkin dia lagi sibuk. Ujung-ujungnya drama lagi.
Terus cinta kan ada sifat-sifatnya diantaranya cemburu. Misal konsep cinta elo berdua berlabuh di pelabuhan yang sama. Namanya juga berlabuh pasti elo berdua di analogikan sebagai kapal yang sama-sama sibuk menjelajahi dunianya masing-masing.
Ketika elo dan dia berlabuh di jalan masing-masing dia bertemu dengan cowok lain ngobrol bareng yang tujuannya untuk berkomunikasi aja tapi deket gitu, perasaan cemburu elo muncul dong yang padahal itu hak dia buat berkembang. Ini masalahnya kalau elo berpikir dewasa pasti membiarkan tapi kalau nggak ya pasti salah paham. Akhirnya bad mood dan ujung-ujungnya drama lagi.
Kuncinya hubungan yang sukses itu ada tiga: keterbukaan, kejujuran, dan komitmen. Bila elo belum mampu dalam hal ini fokus dulu ke diri sendiri. Kecuali, udah siap seratus persen.
2. Bimbing si Dia
Kita ini cowok harus bisa memimpin cewek salah kalau masih menye-menye atau dipimpin oleh cewek. Kalau cewek yang mimimpin harga diri elo nggak ada co. Karena cewek lebih dominan ke perasaan bukan pikiran yang padahal tidak setiap hal harus diputuskan dengan perasaan. Begitu juga pikiran kita tidak selamanya tepat, nah makanya itulah pentingnya kita memutuskan sesuatu bersama si dia bukan hanya dengan pikiran tapi juga dengan perasaan yang akhirnya muncullah rasa saling menghargai satu sama lain. Buka satu segi doang.
Gue mikirnya gini cewek kan ingin dipimpin sedangkan kalau keilmuan kita rendah kita mau memimpin kayak gimana, dan mau dibawa ke mana hubungan bila pemimpinnya masih bingung. Hubungan elo pasti jalan tapi tanpa misi yang jelas, sia-sia lagi kan.
Makanya gua mikirnya gini kita sebagai cowok harus mempunyai keilmuan di atas cewek yang nantinya kita bisa memimpin ke jalan yang lurus. Atau misalnya kita tidak paham terhadap sesuatu ya bisa tanya dia, bila ini terjalin terstruktur pasti akan lahir saling menghargai dan saling membimbing satu sama lain, tapi tetap kedudukan elo sebagai pemimpin aman nggak diambil oleh si dia.
Kembali lagi, apakah kita akan mempunyai wawasan yang luas dan keilmuan yang tinggi jika sekarang kita sibuk memikirkan dia padahal masih banyak buku yang belum dibaca, masih banyak pengetahuan yang belum kita ketahui dan pengalaman kita yang masih minim. Belum tentu. Dan itulah pentingnya meningkatkan kualitas diri bukan berarti kita tidak boleh berkomunikasi dengan cewek tapi kita bisa membagi waktu antara belajar dan berkomunikasi dengan dia. Dalam hal ini gue masih belajar beradaptasi.
3. Menutup Hati
Gue sekali mendapatkan orang yang tepat pasti bakal genggam jadi udah nggak cari yang lain lagi, tapi itu harus melalui jalan yang panjang bukan menurut pemikiran gue aja tapi dengan data-data yang real.
Dan untuk meyakinkan diri itu berarti gue harus siap dengan segala konsekuensi yang ada sekarang dan di masa depan nanti. Emang bego sih terlalu serius wkwk.
Karena kalau gue setengah-setengah antara mau dan nggak ya jatuhnya main-main dong, gue nggak mau kayak begitu, sekali ambil keputusan udah gitu. Meskupun takdirnya nggak bersama nggak apa-apa yang penting gue udah bertanggung jawab membimbing dan membawa dia ke jalan yang benar bukan malah menjerumuskan.
Itu mungkin tiga hal yang kadang membuat gue bertanya-tanya kalau misalnya mau menjalin hubungan serius dengan seseorang, sebenarnya masih banyak cuman gue ya lewati ajalah wkwk.
0 Komentar